Tok tok tok
Klek
Dahyun ngebuka pintu.
"Ngapain kesini?" Dahyun natap datar Mina yang ada didepan pintu.
"Ada chaeyoung?"
"Semalem dia— LAH! IYA! CHAEYOUNG DIMANA?!" Mata dahyun melotot, walaupun ga ampe bulet.
"Ehm, sebenarnya gue mau bahas chaeyoung, jadi ga ada chaeyoung juga malah menguntungkan," Terlihat seperti akan menggibah memang.
Mata dahyun yang sipit makin menyipit.
"Mau ngapain?"
"Ajak gue masuk dulu napa dah, duduk, ngopi gitu kek."
Dahyun nyengir, "Sorry, porget. Sok atuh masuk, kanjeng ratu."
Skip
"Gue rasa, chaeyoung bangkit" Lapor Mina sambil ngaduk teh nya.
"Maksud lo?"
"Mata batin gue ditutup kemaren, jadi gue ga bisa ngeliat chaeyoung." Jelas Mina.
"Gue juga ga tau, kenapa cuma lo yang bisa liat, sedangkan yang lain nggak. Tapi kesempatan ini bisa kita manfaatin."
Dahyun ngerutin alisnya, "Maksudnya?"
"Chaeyoung bangkit, ga mungkin ga ada alesannya kan? Atau lebih gampang nya, arwahnya blom tenang. Masih ada yang blom diurus."
"Yang blom diurus?"
"Hm, kemungkinan besar, selama ini chaeyoung blom mencapai alam baka. Tubuhnya mati, tapi rohnya masih idup."
Mata dahyun ngebulet, "Selama tiga tahun?"
"Tapi, apa yang blom chaeyoung lakuin?" Tanya dahyun.
"Kita ga tau, tapi kita harus ngebantu chaeyoung buat ngelakuin hal yang blom dia mampu lakuin, biar chaeyoung bisa mencapai alam baka-Nya." Kata Mina mantap. Walaupun sebenarnya hatinya sedikit perih.
"Tapi kalo kita ngelakuin itu, berarti chaeyoung bakal-"
Puk
Mina nepuk bahu dahyun.
"Emang seharusnya chaeyoung ga disini, kan? Ini bukan tempatnya, ini bukan kebahagiaannya."