Konflik

446 29 4
                                    

Drrtttt..... drrrttttt.....

Getar handphone membuat Gaara mengalihkan perhatiannya sejenak dari penjelasan gurunya. Segera ia mematikan handphonenya dan memfokuskan perhatiannya pada sang guru.

Ia bukanlah murid yang berotak dangkal hanya saja ia tak ingin melakukan kesalahan meski sedikit. Ia hanya berusaha agar Hinata bisa melihat perubahan pada dirinya.

Bagaimana ia dulu bersikap di kelas yang acuh dan tak memperdulikan nilainya serta hanya lebih mengutamakan kesenangannya. Kali ini ia berusaha semampunya agar terlihat baik di mata Hinata. Ia juga tak ingin mengecewakan Hinata yang berusaha membantunya untuk jadi lebih baik.

Bagaimanapun ia merasa kesulitan untuk menahan emosinya atau sifat buruknya namun ketika Hinata berada disampingnya dan tersenyum hanya untuknya, membuatnya sedikit lebih tenang. Ia hanya ingin perubahannya membawa arti yang baik untuk kehidupannya yang akan datang. Ia yakin dengan perubahannya keluarga Hinata akan menyukainya dan mengakui keberadaanya.

Gaara pun menatap ke samping Hinata dan menyunggingkan senyumnya. 'Aku tak ingin mengecewakanmu' pikir Gaara.

Hinata pun menoleh menatap Gaara yang sedang mengamatinya.

"Apa Gaara-Kun juga tidak mengerti penjelasan Orochimaru Sensei?"

Gaara hanya menggelengkan kepalanya "aku mengerti Hinata". Ia pun menggenggam tangan Hinata yang berada di atas roknya.

Hinata melihat genggaman tangan Gaara dan menatap matanya dengan pekat. Mencari tahu kenapa orang yang begitu dicintainya menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikannya.

"Ehem..... maaf mengganggu!" Gaara sontak kaget begitupun dengan Hinata. Ia pun melepaskan tangan Hinata dan menatap kedepan bersikap seolah tidak terjadi apa - apa. "Jika anda tidak suka dengan pelajaran saya! tolong untuk tidak mengajak teman anda ngobrol, Sabaku-San!". Lanjut Orochimaru yang berdiri di samping Gaara dengan melipat kedua tangannya.

"Maafkan saya Orochimaru Sensei". Jawab Gaara dan menundukan kepalanya.

Sedangkan Hinata hanya menunduk dan meremas roknya. Ia tidak merasa takut dengan kedatangan Orochimaru hanya saja ia merasa malu dengan keadaan sekelilingnya dimana pasti satu kelas memperhatikkannya. Ia mencoba tenang meskipun ini bukan yang pertama kali ia menjadi pusat perhatian hanya karena keberadaan Gaara, hanya saja ia masih belum terbiasa. Dan ia juga tidak merasa nyaman dengan pandangan orang - orang yang ada di sekelilingnya.

Sementara disudut kelas pria berambut gelap menatap kejadian yang dikelas membuatnya menahan amarah yang begitu kuat, hingga tanpa sadar ia mematahkan pensil yang ada di genggamnya.

.

.

.

.

Waktu istirahat di jadikan kesempatan Hinata dan Gaara untuk makan bersama di atap sekolah. Dan biasanya akan selalu ada dua pengganggu yang selalu berada dimanapun mereka makan, hanya saja hari ini mereka sedang ada rapat osis. Jadi disinilah Hinata yang asyik makan bentonya dan sesekali menyuapi Gaara yang tidur di pangkuan Hinata.

Gaara mengingat kejadian yang bikin kekasihnya merasa malu dikelas. Ia pun segera mengambil handphonenya dari saku celananya dan mengaktifkannya. Selang beberapa menit akhirnya muncul notifikasi pesan. Ia pun membukanya dan melihat file yang sedang di unduhnya. 'Nomor siapa ini?' Pikirnya.

Beberapa saat kemudian unduhan pun selesei dan ia membuka file yang menampakkan adegan tak senonoh yang dilakukan dua remaja. Terlihat dengan jelas remaja pria berambut merah yang membelakangi kamera berada di atas remaja perempuan dengan keadaan bugil. Gaara pun menajamkan penglihatannya memperhatikannya dengan jelas dua remaja tersebut.

CDH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang