Flashback (2)

478 37 0
                                    

Flashback

"Ke-na-pa ka-mu di-si-ni?" Menengok kanan kiri

"Memangnya kenapa?" Dengan santainya Gaara bersandar di pagar sekolah sambil mengunyah permen karet

"In-i kan se-ko-lah khu-sus pe-rem-pu-an?" Hinata meremas roknya.

"Tidak ada larangan laki - laki berdiri di depan gerbang kan?"

"Tap- tap- ta-pi kan ....."

"Aku ingin jemput pacarku. Makanya aku disini".

"Oh" jawab Hinata dan kembali menunduk. Ia kecewa dengan jawaban Gaara. Merasa ada rasa sakit di dadanya namun sulit di artikan. Kenapa ia bisa kecewa. ia pun melangkah kakinya keluar pagar sekolah dan melewati Gaara.

Gaara melihat perubahan ekspresi gadis didepannya merasa heran. Dan melihatnya berjalan semakin jauh darinya. Tanpa berfikir panjang ia berlari mengejar Hinata dan menarik tangannya." mau kemana?"

"Pu-lang". Menunduk dan mencoba melepaskan cengkeraman tangan Gaara.

"Kenapa wajahmu seperti itu". Gaara semakin mencengkeram tangan Hinata. Yang dijawab gelengen kepala Hinata. Dan membuat gaara menambah cengkeraman tangan kanannya. "Kamu tidak suka dengan jawabanku? Kamu tidak tahu siapa pacarku". Semakin mendorong Hinata hingga punggungnya menempel pada dinding pagar sekolahnya.

Hinata semakin takut dan hanya bisa menutup matanya dengan erat.

Gaara mendekatkan wajahnya dan membisikan sesuatu di telinga Hinata " pacarku adalah kamu... Hyuga Hinata".

Hinata terkejut dan membukakan matanya. Melihat dengan jelas mata hijau gaara yang begitu dekat dengannya. Bagaimana mungkin Gaara bisa berfikir seperti itu sementara bertemu pun hanya dua kali dan tiga kali sekarang.

"Aku suka wajahmu". Sambil mengecup pelan bibir Hinata. "Apa kamu sakit?" Tanganya beralih menuju pipi Hinata. "Wajahmu merah" lanjutnya

Hinata POV

Apa dia bilang.....
Pacarnya adalah aku.....
Kapan dia ngungkapinya....
Kapan aku berkencan dengan dia....
Kita bahkan bertemu hanya tiga kali
Lalu

Lalu

Lalu dia menciumku

Menciumku

Ciuman pertamaku

Ciuman pertamaku

Aku sangat terkejut hingga pandanganku berubah menjadi gelap.

"Hei.... hei... Hinata Hinata". Suara terakhir yang ku dengar sebelum aku pingsan Gaara memanggil namaku.
.
.
.

Aku membuka mataku perlahan. Hal yang pertama aku lihat jelas ini bukan kamarku. Kamarku bagitu terang dengan begitu banyak warna kesukaan yang menempel di sudut ruangan. Lalu sekarang dimana kamar ini begitu asing buatku. Yang kulihat hanya ada warna merah dan juga sedikit gelap. Kamar ini juga begitu dingin jauh lebih dingin sikap Neji-Ni yang sedang marah sama aku. Aku menengok kesamping dan melihat begitu jelas sebuah lukisan potret keluarga lengkap. Sepertinya aku tahu ini kamar siapa. Jelas aku tahu. Karena yang ku tahu laki - laki yang kukenal rambut warna merah mencolok hanya satu yaitu Sabaku Gaara. Aku tersenyum ternyata Gaara begitu lucu ketika masih bayi.

"Sepertinya kamu lebih suka aku bayi yah..."

Dengan cepat ku tengok sumber suara yang bikin aku merinding. Ia muncul di sudut ruangan yang gelap. Oh tuhan senyumnya seperti iblis kenapa wajahnya bisa seperti itu.

CDH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang