Good bye

991 37 11
                                    

"Minumlah......" perintah Naruto. Ia menyerahkan gelas berisi air putih di dalamnya pada Hinata. Sementara tangannya pun sama memegang gelas lainnya.

Hinata hanya diam. Namun ia mengambil gelasnya. Dan meminumnya dengan pelan.

Naruto pun berjalan mendekati Shikamaru. Ia berjongkok sedikit. Mengarahkan gelasnya pada bibir Shikamaru. Hingga semua air di gelasnya habis di minum Shikamaru.

'Aku tahu kamu sebenarnya orang baik, Naruto' fikir Shikamaru. Ia memandang Naruto yang kembali berjalan ke arah dapur. Sampai Naruto kembali membawa beberapa makanan di tangannya. Ia pun berdenyit bingung. "Kau bisa masak Naruto?".

"Ya. Sedikit sih". Celetuk Naruto. Ia pun duduk di samping Hinata. "Jiisan mengajariku banyak hal termasuk memasak". Jelasnya. Ia pun mengarahkan sebuah mangkok di depan Hinata. "Kau bisa makan sendiri kan, Hinata?". Tanya Naruto.

Hinata mengangguk pelan. Meski nyeri di tubuhnya masih terasa tapi perutnya sudah meronta meminta di isi. Terlebih akibat di rumah Sasuke yang tak memberinya makanan yang layak. Yang ia rasakan ketika di rumah Sasuke hanya sebuah cairan kental Sasuke yang di masukkan di mulutnya secara paksa. Ia pun mendekat dan mengambil sebuah sendok. Dan mulai merasakan Nasi dengan cita rasa yang pas di lidahnya. Ia pun langsung melahapnya tanpa ampun. Hingga tersedak.

"Pelan pelan, Hinata!" Ucap Naruto sambil memberinya minum." Minumlah...... setelah ini makan pelan pelan. Aku mau nyuapin koala dulu. Dia pasti belum makan!" Jelasnya

Hinata mengangguk dan tersenyum untuk pertama kalinya menatap wajah Naruto. "Terimakasih......"

Naruto pun menjawab dengan senyumannya. Ia mengusap lembut rambut Hinata. Menatapnya dengan rasa iba. 'Bagaimana jika Gaara mengetahuinya. Ia pasti takkan tinggal diam' fikirnya. Ia pun berjalan mendekati Shikamaru.

"Kau harus makan Shika. Aku tahu kamu pasti laper!".

"Aku tidak yakin dengan rasanya".

"Ck". Naruto pun dengan terpaksa memaksa Shikamaru membuka mulutnya dengan tangannya dan memasukkan makanannya.

'Tidak buruk' pikir Shikamaru.

"Shikamaru........" ucap pelan wanita dewasa yang mulai sadar dari pingsannya. Ia pun mencoba duduk yang langsung di bantu Naruto.

"Bibi sudah baikan?" Tanya Naruto. Ia juga menyerahkan gelas. "Minum lah dulu bi...."

Kurenai pun meminumnya." Terimakasih......". Ia pun melihat sekelilingnya. Hingga tatapanya fokus pada Hinata yang tengah asik makan. Ia pun tersenyum. "Aku harap dia tidak mengalami trauma dengan kejadian ini!" Ucapnya pelan dengan tatapan yang sendu.

"Ya semoga saja. Ohya aku minta maaf menggunakan dapur bibi tanpa ijin. Dan juga mengambil bahan makanannya juga."

"Tidak masalah. Aku senang kau bisa masak, Naruto. Kamu masak apa?". Tanya Kurenai.

"Nasi goreng. Ini untuk bibi".  Naruto menyerahkan piringnya di depan Kurenai. Ia pun melanjutka kegiatannya menyuapi Naruto.

Sementara beberapa meter dari mereka. Sosok pemuda semakin menatap tajam. Ia merontah sekuat tenaga namun sayang ikatan pada kaki dan tangannya sangat kuat hingga ia tidak bisa melepaskannya sendiri. 'Aku benar benar akan membunuhmu, Dobe!' Fikirnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sosok pemuda tampan tengah asik memandang sebuah potret yang meneduhkan hatinya.

Sosok pemuda tampan tengah asik memandang sebuah potret yang meneduhkan hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CDH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang