Enam

9.2K 957 45
                                    

Janji seorang Badai Hermansyah

🌺🌺🌺🌺🌺

Dhita POV

"Tadi siang ketemu Sena ??" Kurasakan pelukan Badai saat aku baru saja menyeduh kopi untuknya, wajahnya yang kusut setelah dari Kantor membuatku berinisiatif untuk membuatkan minuman favoritnya.

"Iya ... Kan aku juga bilang sama kamu .. lepasin Dai, aku siram air panas nih !!" Ancamku saat Pak Polisi satu ini sudah berubah dalam mode manja.

Dan ancamanku berhasil, walaupun enggan dia melepaskan juga pelukannya dan memilih untuk duduk di Pantry dengan anteng daripada merecokiku.

"Tumben amat dia ketemu kamu tanpa aku Ta .."

"Kamunya sibuk banget Dai, nggak sadar apa seminggu ini kamu full di kantor, si Luna nanyain kamu tau .."

Iya, Luna lebih kehilangan Badai daripada aku, terbiasa melihat wajah Badai saat sarapan membuat Putri kecilku kehilangannya, apalagi semenjak keluar dari rumah sakit, belum sekalipun Badai mampir ke rumah saking sibuknya .

Belum lagi dengan kekecewaan yang terlihat jelas di wajah Badai terakhir kalinya kami berbicara di Rumah Sakit, mungkin itu salah satu hal yang memperlebar jarak di antara kita, tapi nyatanya, laki laki dewasa di depanku ini kalah juga kan dengan rindu.

"Mamanya nggak nyariin !!" Tukasnya kesal, tuhkan dia ngambek lagi, Badai menarikku agar duduk di depannya, dan tatapan matanya yang begitu serius membuatku menelan ludah takut, tidak pernah sekalipun aku dipandang Badai setajam ini, jika dia sudah seperti ini aku yakin pembicaraanku akan sama beratnya dengan pembicaraan ku dengan Kak Sena tadi siang.

"kita ini sebenarnya apa sih Ta ?? Kamu itu Dipacari nggak mau, Tapi diajak nikah juga nggak mau, dibilang orang asing tapi kok ya kita sedekat ini, di bilang nggak ada hubungan tapi aku kok cinta mati !! Kamu maunya gimana, umurku udah nggak muda lho Ta .."

Tuhkan !!! Aku harus mengelak bagaimana lagi ?? Laki laki yang tampak mengesankan dalam seragam kebanggaannya itu terlihat begitu lelah dengan apa yang sedang terjadi.

"Apa yang bikin kamu masih ragu sama aku Ta ?? Kamu pengen denger kata I Love you ?? Kita cukup dewasa tanpa harus bilang aku cinta sama kamu, apa yang aku perbuat untuk kamu sama Luna itu lebih dari sekedar Kata kata Bullshit itu, Kamu sama Luna itu duniaku Ta .."

Aku terdiam, tidak tahu harus menjawab apa atas apa yang diungkapkan Badai, tidak ada kata I Love you diantara kami, tapi lebih dari itu, dia menawarkan dirinya untuk kebahagiaanku dan Luna.

Tapi orang tuanya ??
Mamanya khususnya ??
Dan dunia tentunya !!
Stigma masyarakat akan membebani Badai, bagaimana tidak, seorang Perwira sepertinya menikahi janda Perwira lainya, itu tentu saja bukan hal yang baik, Mamanya Badai benar, aku tidak pantas untuk Badai, dia lebih pantas mendapatkan perempuan yang lebih baik, bukan sepertiku, aku begitu menyayangi sosok pahlawanku ini, sosok yang membantuku melewati mimpi buruk atas Mahesa, sosok yang perlahan mengikis rasa traumaku, aku tidak ingin Badai harus mendapatkan cemoohan hanya karena diriku.

Dan yang paling penting, mimpi buruk tentang pernikahan yang harus kandas masih begitu segar di ingatanku. Bayangan akan Mahesa membuatku mengingat kalimat Kak Sena yang menyinggung kebohongan yang mungkin saja dilakukan Badai.

Bukan Cinta Sendiri Tersedia Ebook Dan NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang