Tujuh

8.6K 908 105
                                    

Duka yang kurasakan seakan tidak ada habisnya
Dimana dosaku hingga sumber cahaya ku yang baru dengan teganya Engkau ambil jua ??
Begitu banyaklah dosaku hingga Engkau tidak pernah lelah mengujiku ??

🌼🌼🌼🌼🌼

Dhita POV

"Dhita ..."

"Ya ... "

Aku berbalik, menemukan sosok Badai yang tengah duduk di gazebo belakang rumah kecil yang pernah kutempati saat aku dan Luna masih kecil.

Sebuah rumah di dataran tinggi Jawa tengah yang jauh dari hiruk pikuk kebisingan kota, jauh dari kesibukan bekerja 9-5, tempatku memulihkan dari rasa sakit yang tidak berujung.

Setelah sekian lama aku tidak ketempat ini, aku berada di sini lagi, dan bersama dengan laki laki yang menjadi bahan pemikiranku belakangan ini.

Rasa rindu menunggunya yang tidak kunjung memberi kabar nyaris tiga Minggu ini membuatku menyadari betapa aku kehilangan sosok akan dirinya.

Sesibuknya seorang Badai, seminggu sekali dia akan menemuiku dan Luna, tapi ini, aku dibuat nyaris menangis saat akhirnya bisa melihat wajah laki laki yang menjadi superhero ku.

"Kamu mau lihatin aku sampai kapan Ta, nggak mau Deket sama aku ?? Aku kangen lho .."

Aku tersenyum,perasaan bahagia membuncah di hatiku, setelah percakapan yang kulakukan dengan Wulan, aku baru sadar betapa berartinya Badai untukku, tidak perlu diperintah dua kali, aku menghampirinya, memeluk tubuh yang selalu siap sedia menjadi sandaranku, menghirup puas puas aroma maskulin yang selalu sukses membuatku tenang hanya dengan pelukan dan juga usapannya.

"Aku kangen sama kamu !!"

Senyum lebar terlihat di wajahnya saat mendengar apa yang kukatakan, tangan besar itu terulur mengusap wajahku.

"Aku selalu ada buat kamu .. di hatimu Ta .."

Aku mengernyit saat mendengar jawaban aneh Badai, tapi belum sempat aku mengutarakannya, Badai sudah lebih dulu kembali membawaku ke dalam dekapannya, memelukku seakan tidak ada hari esok.

Kupejamkan mataku, menikmati usapan di rambutku dan rasa menenangkan yang ternyata begitu kurindukan dari sosok Badai.

"Aku pengen, kamu sama Luna terus bahagia, jadi wanita kuat yang nggak bisa di sakiti orang lagi !!" Aku mendongak saat mendengar setiap kalimat yang terucap, sebuah senyuman geli mengejek terlihat diwajahnya sebelum Badai mengecup dahiku singkat.

"Kamu harus bahagia, ada atau tanpa aku, kamu perempuan yang mendapatkan cintaku hanya dengan melihat fotomu !!"

Keherananku semakin menjadi saat tiba tiba Badai melepaskan dekapannya dan berdiri di depanku, bersiap beranjak pergi, tapi aku tidak rela, kalimat Wulan yang berputar putar di kepalaku membuatku mencekal Badai, tidak ingin dia pergi lagi.

"Badai, pernikahan ?? Apa masih berlaku ??"

Lama laki laki itu terdiam, tapi raut bahagia tergambar jelas di wajahnya, wajah tampan laki laki yang kini mengenakan kemeja putih itu terlihat begitu bersinar. Seumur umur aku mengenal Badai, baru kali ini aku melihatnya sebahagia ini.

"Kamu harus nikah !! Tapi nggak sama aku, waktuku udah selesai Ta !!"

Aku berdiri, berniat mengejar Badai yang kembali berbalik, berjalan menjauh dariku, tapi kedua kakiku seakan mati rasa, terpaku di tempatnya tidak bisa sedikitpun beranjak,.bahkan aku tidak bisa mengeluarkan suaraku untuk mencegah Badai saat melihat laki laki itu kian menjauh dan menghilang bersama cahaya yang menelannya, aku tidak ingin dia meninggalkanku, aku ingin mengatakan betapa berartinya dia untukku, tapi aku hanya bisa membisu, menatapnya yang tersenyum bahagia untuk terakhir kalinya.

"Badai ...."

Bukan Cinta Sendiri Tersedia Ebook Dan NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang