Delapan Belas

9.9K 1.1K 153
                                    

Titip Luna

Hanya pesan singkat yang kukirimkan pada Ibram saat aku memutuskan untuk mengikuti Mahesa keluar dari rumah ini.

Entah apa yang akan kudengar atas semua hal yang sudah terlewat, tapi setidaknya dengan begini, aku bisa melangkah tanpa dihantui rasa ketakutan akan masa lalu.

Take your time, Cherry.

Aku meremas ponselku dengan kesal, Ibram, jawaban laki laki itu yang begitu santai, entah kenapa disaat aku ingin benar benar memberikannya kesempatan kini aku malah meragu kembali, karena dia justru yang membawa Mahesa padaku, otakku mulai berfikir jika sebenarnya semua yang terjadi sekarang hanya akal akalan dua orang ini.

Aku tertawa miris, jika benar, maka semua pertanyaan yang menggantung di benakku kenapa seorang laki laki muda nyaris sempurna seperti Ibram mengejarku begitu keras, dan ternyata dia hanya membawaku pada masa laluku ini terjawab sudah.

Ternyata, aku tidak lebih hanya sebuah permainan bagi para lelaki ini.

"Ibram sama sekali nggak ada hubungannya sama masalah kita ini" aku mendongak saat mendengar suara Mahesa dari sebelahku.

Dan kini aku baru sadar, jika mobil yang dikendarainya sudah berhenti di jalan lingkar kota Semarang, sunyi kembali melanda, diiringi suara deru kendaraan yang sibuk melintas mengejar waktu.

"Rasanya semua ini mustahil untuk disebut kebetulan .." ucapku miris. "Siapanya Ibram kamu ini Sa, sampai dia mau di suruh berpura pura mendekatiku cuma buat bawa aku ketemu kamu ??" Tanyaku tanpa berbasa basi, mengeluarkan apa yang ada di otakku sekarang ini juga.

Mahesa menghela nafas lelah, "Ibram dan keluarganya, mereka yang menopangku di saat aku benar benar diasingkan oleh keluargaku Ta, dia mungkin mengetahui semua masalahku, tapi dia sama sekali nggak tahu siapa kamu ..."

Nafasku tercekat saat mendengar kalimat Mahesa selanjutnya.

"Aku mati matian cari cara cuma buat ketemu kamu dan berakhir dengan kegagalan, apa kamu Fikir selama ini aku nggak cari cari kamu ??"

Ya, selama ini bukannya kamu yang nggak pernah cari aku ?? Sehebat apa aku bisa bersembunyi sampai seorang Mahesa Permana sepertinya tidak bisa menemukanku.

"Aku dan Alisha tidak pernah menikah !! Baik siri maupun negara, harusnya kamu sudah tahu dari Sena, tapi sepertinya kamu memang nggak percaya .."

Kudengar tawa miris Mahesa saat mengucapkannya, tidak ada niat sedikitpun untukku menyelanya, kali ini aku benar benar memberinya waktu untuk berbicara, mungkin ini terakhir kalinya.

Mata hitam pekat sepekat malam itu menerawang jauh, helaan nafas yang diambilnya terasa begitu berat terdengar.

"Kamu benar Ta, aku bohongin kamu soal Alisha, banyak kebohongan yang aku lakuin di belakangmu ..."

Tatapan mata kami bertemu, senyuman puas terasa di bibirku mengetahui Mahesa akhirnya mengetahui kesalahannya.

Tapi senyuman yang kurasakan harus luntur saat mendengar ketika mendengar kalimatnya selanjutnya.

"Tapi pernah nggak sih kamu mikir, setelah semua ungkapan sayang, setelah semua ungkapan cinta, setelah semua hal yang kita lalui sebelum kejadian itu, apa alasan aku sampai harus berbohong ?? Membohongi orang yang aku cintai dan kuberikan janji untuk menjaga keluarga kita ??"

Mahesa menatapku dalam, mengunci pandangan mataku agar tidak terlalu darinya, sebuah getaran yang dulu pernah kurasakan saat bersamanya kini terasa kembali menyapa.

"Semua itu tetap kebohongan Sa, apapun alasannya, apa semua sayang yang Sudah kamu katakan tidak cukup untuk membuatmu percaya sama aku ??"

Mahesa meraih tanganku, dan betapa terkejutnya diriku saat jemari tangannya masih mengenakan cincin nikah kami dulu, emas putih itu masih melingkar di tangannya.

Bukan Cinta Sendiri Tersedia Ebook Dan NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang