10. Rumah Kevin

193 15 4
                                    

Hiii

Happy reading!!

•••

Semenjak kejadian seminggu yang lalu, Viola tak pernah bergabung lagi pada teman-temannya. Bahkan Viola tak mengabari Nanda seminggu ini, biasanya mereka akan bermain kemana saja. Namun kali ini tidak, biarkan dirinya intropeksi diri atas kejadian saat itu.

Sedari tadi Viola terus memperhatikan jam di pergelangan tangannya yang terus berputar hingga menunjukan pukul lima sore, kemudian melihat ke arah jalanan yang semakin sore semakin sepi.

Dan sedari tadi tidak ada tanda-tanda supirnya yang akan datang menjemputnya seperti biasa, tetapi ini sudah menjelang malam pun supirnya tidak kunjung menjemputnya. Ia pun akhirnya duduk di depan gerbang sambil menelungkupkan wajahnya di kedua tumpuan lengannya saking lelahnya menunggu.

Tidak lama kemudian terdengar suara gaduh seseorang yang keluar dari gerbang, sepertinya mereka habis selesai latihan.

Sedang asyik-asyiknya bercanda, tiba-tiba Bagas melihat seorang perempuan yang sedang menelungkupkan wajahnya yang dia yakini itu Viola, "Viola, ngapain lo di sini sendirian" heran Bagas.

Viola yang mendengar suara itu pun mendongakkan wajahnya ke atas guna melihat siapa yang berbicara kepadanya, "Siapa sih lo sok kenal!" ucapnya songong.

Bagas yang mendapat respon seperti itu pun jengkel, "Buset Vi sewot amat, gak inget lo gue ini adik dari si Riko. Artinya sepupu lo, lagian ngapain sih lo di sini udah kayak orang gila mana bentar lagi juga mau malem?" tanya nya.

"Gue nunggu jemputan dari tadi, tapi gak dateng-dateng, " keluh Viola seraya bangkit berdiri.

"Mungkin supir lo lagi ada masalah atau nggak mobilnya mogok, " tebak Adit menerka nerka. jangan tanyakan mengapa Adit tidak marah pada Viola atas kejadian minggu kemarin, ia hanya berpikir itu hanya malasah Viola dan teman-temannya. Biarkan itu jadi masalah mereka.

"Bisa jadi sih, " jawabnya acuh, tidak biasanya supir yang menjemputnya itu telat menjemputnya. Ia berpikir apa mungkin ini hukuman yang di beri Oma nya karena kelakuannya kemarin, pikir Viola.

"Ya udah lah gue cabut dulu, mungkin gue gak bakal di jemput, " Viola pun mulai bangkit berdiri dari duduknya, laku berjalan menuju halte yang tidak jauh dari sini.

"Eehh tunggu dulu Vi, mending lo pulang bareng gue sama anak-anak aja, " usul Bagas yang tidak tega melihat Viola yang seperti itu.

Viola pun terhenti saat tangannya di cekal oleh Bagas, ia kemudian membalikkan badannya, "Gak ah makasih atas ajakannya, tapi gue mau pulang sendiri aja, " dan Viola pun kembali melanjutkan langkahnya lagi.

Bagas pun melihat kepergian Viola yang agaknya sudah hendak menuju halte.

Setelah beberapa saat, Kevin pun keluar gerbang dengan mengendarai motor kesayangannya itu yang di susul oleh Dewa di belakang.

"Ayo cabut, " ajak Dewa, namun ucapannya malah di hiraukan oleh Adit dan Bagas yang menatap ke arah jalan dengan serius.

"Woy!" ia menampar pipi Adit saking kesalnya.

"Anjir sakit, Wa!" ringisnya, sembari mengusap pipinya yang merah.

"Lo duluan aja Wa, " titah Bagas.

"Oh ya udah, Dit lo mau bareng gue gak, " tanya Dewa dengan tampang tidak berdosanya.

"Bareng pala lo! sakit nih pipi gue sat!" dumelnya.

Dewa terkekeh pelan, "Bareng apa nggak nih? " tanya nya sekali lagi.

"Duluan aja, nanti gue bareng Bagas pulangnya. Iya nggak, Gas?" ia menyenggol lengan Bagas.

BAD GIRL VIOLA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang