7. break?

231 21 0
                                    

Happy Reading

Typo bertebaran

***

Bugh!

Devan melayangkan tinjuan keras pada wajah Bagas.

Bisa-bisanya si kencur ini mengaku dirinya sebagai Kakak Viola, setahu nya Viola anak tunggal keluarga Mahendra.

Tak mau kalah, Bagas membalas kembali Devan dengan pukulan yang sangat kencang.

Bugh!

"Udah berapa kali lo sakitin adek gue hah?" tanya Bagas pada Devan. Ia masih memukuli wajahnya, hingga Devan sempat terbatuk-batuk di buatnya.

"Gak usah hidup aja lo bangsat!" ia menerjang tubuh Devan kembali, memukulinya terus menerus.

Teman-temannya yang tengah melihat pertengkaran mereka segera menghampiri dan melerai perkelahian Bagas saat ia hendak memukul keras rahang Devan lagi.

"Bagas udah!" teriak Viola kesal, "Lo apa-apaan sih hah?" ujarnya tajam.

Viola lantas menghampiri Devan yang sudah terkapar lemas di tanah, "Ayo bangun," ia membantu Devan berdiri.

Sedangkan Devan tengah menahan ringisannya, sepertinya rahang Devan bergeser akibat pukulan keras dari Bagas.

Adit serta Dewa, sangat kaget saat Bagas mengatakan jika dirinya adalah Kakak Viola. Setelah sekian tahun lamanya mereka bersama-sama sejak Smp, mereka baru mengetahui bahwa Bagas mempunyai adik. Setahu mereka, Bagas hanya memiliki seorang Kakak.

"Apaan sih Gas! Bercanda lo gak lucu tau gak!" Gertak Adit.

"Adek apa maksud lo anjing?!" sahut Dewa yang sama terkejutnya.

Bagas tidak membalas pertanyaan kedua temannya, dan masih mengatur napasnya yang memburu.

Viola menatap tajam Bagas, "Lo keterlaluan tau gak!" murkanya.

Bagas menghembuskan napasnya kasar, "Dia udah main kasar sama lo!" balas Bagas lantang. Menunjuk Devan yang tengah memegang rahangnya yang terluka.

"Itu bukan urusan lo!" jengah Viola.

"Tapi lo adek gue Viola! Dan gue berhak ikut campur dalam masalah lo!"

"Kita cuma sepupu Bagas!" bentak Viola.

"Sama aja! Lo udah gue anggep adek gue sendiri!" emosi Bagas, bisa-bisanya Viola malah berpihak pada Devan daripada dirinya yang sepupunya sendiri.

"Kenapa lo belain dia hah? Lo takut sama dia? Bilang sama gue! Selama ini lo di apain aja sama si bajingan ini?!" lanjutnya lagi yang masih emosi, lalu menunjuk wajah Devan yang sudah babak belur akibat ulahnya.

Viola menggelengkan kepalanya tak percaya, "Lo kenapa sih Gas?!" tanya Viola frustasi sendiri, "Gue tau lo khawatir sama gue, tapi plis Bagas urusan gue biar gue yang nyelesain masalah gue sendiri!"

Namun nyatanya, ucapan Viola hanya di anggap angin lalu olehnya, "Putus sama dia sekarang!" desis Bagas, menyuruh Viola.

Viola sontak membulatkan kedua bola matanya, begitu juga dengan Devan yang menggertakan giginya di sela ringisannya.

"Apaan sih lo Gas?! Lo gak berhak ngatur-ngatur hidup gue!" gertak Viola marah.

Mata tajam Bagas, menyorot tepat di manik mata Viola.

"Gue sepupu lo! Dan gue berhak ikut andil dalam masalah lo! Emangnya gue gak tau dia selama ini ngapain aja sama lo hah?!" teriak Bagas.

"Kenapa lo selalu diem kalau Devan sering main tangan sama lo?! Kenapa lo diem di saat Devan hampir aja ngebunuh lo waktu itu?!" ujar Bagas panjang lebar, selama melihat Viola berpacaran dengan Devan. Bukan kesenangan yang Viola dapat, melainkan tekanan yang selalu di berikan Devan. Si posessive gila.

BAD GIRL VIOLA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang