Sirna

1.2K 35 5
                                    

Pagi itu Lizi sebelum kelvin terbangun dari tidurnya Lizi sudah pergi meninggalkan mensionya,

Pagi itu Lizi datang kerumah edward,
"hai kau datang sendiri" tanya edward
"yah aku memang datang sendiri dan ingin berbicara dengan mu" ucap Lizi dengan wajah sembab.
"kau kenapa " edward meraih tangan Lizi dan Lizi menepisnya..
Lizi diam dia tak tahu dari mana dia mulai bicara dengannya,

" sayang kalau ada masalah ceritakan saja, aku selalu ada untukmu " edward mendekati Lizi..

" aku tak akan pernah bisa bersamamu ward" Lizi menangis,,

"kenapa apa kau meragukan cintaku? " tanya edward kepada Lizi dan dia mengambil sebuah album dari mejanya..

" lihat ini zi aku menyimpan foto-fotomu dari kamu SMA dulu sampai kita kuliah bersama,, aku dari dulu sudah sangat mencinta mu zi,, "

" ward aku sudah menjadi istri, dan calon ibu dari anaku bersama kelvin, aku tak mungkin bisa menerimamu, seandainya kau dari dulu utarakan perasaan mu " edward tidak mengizinkan Lizi meneruskan kalimatnya,,

" kau betuk-betul ingin tahu kenapa aku dari dulu tak mau mengutarakan isi hatiku "? Tanya edward ke Lizi dan Lizi mengangguk,

" kau siap untuk mendengarkanya? " edward kembali bertanya pada Lizi

" yah ward katakan saja aku ingin mendengarnya dari kamu,? " Lizi yang waktu itu sangat penasaran..

" aku terkena kanker paru-paru zi, itu kenapa aku tak berani untuk mendekati mu lebih, karena terkadang aku butuh pengobatan extra untuk melawan penyakitku ini, aku tak ingin kau tahu dan memperlakukan ku seperti orang sakit, aku tak butuh belas kasianmu yang aku butuh cintamu,.. Dan alasanku tak mencegah pernikahanmu dengan kelvin waktu itu bukan karena aku tak berani melawan kelvin, hanya saja waktu itu aku harus berobat agar aku dapat bertahan hidup, aku sudah tidak sabar ingin bertemu denganmu, aku rindu kamu dan aku sudah lelah sendirian melawan ini semua, sekarang penyakitku sudah semakin parah kanker ku sudah stadium 4 dan harapanku adalah kau bisa bersamaku walau sebentar di akhir hayatku aku ingin merasa memiliki mu" kelvin duduk dan mengusap airmatanya yang tak sengaja keluar..

Lizi seperti tertampar batu besar bagai terkena petir di siang hari dan seketika tangisnya pecah dia tak percaya bahwa edward terkena kanker ganas, pantas saja dia suka menghilang kadang terlihat pucat dan menghindari lizi ketika penyakitnya kambuh,

"kau akan baik-baik saja ward tetaplah semangat "Lizi menepuk punggung edward untuk menenangkanya..
" tidak zi aku sudah tidak takut mati yang aku ingin adalah memiliki mu tolong penuhi permintaan ku karena mungkin ini permintaan terakhir ku" edward memohon dan memegang tangan Lizi..

"aku tak bisa Ward? " kata Lizi menolak edward

" kenapa zi? Aku tahu kau tak mencintai kelvin dan aku mau jadi ayah bayi dalam kandungan mu itu " edward kembali memohon dan tiba-tiba ibu edward datang karena mendengar suara tangis dan kegaduhan di ruangan edward..

" Lizi tolong berhenti menyakiti hati anakku kau tak tahu betapa menderitanya dia, " bentak ibu edward kepada Lizi

" ibu. ibu tak usah mencapuri urusanku bersama Lizi, Lizi tak bersalah ini kesalahanku bu" edward mencoba menenangkan ibunya,,

"kau pergi saja dari sini sekarang juga apabila kau tak mampu penuhi keinginan anaku, aku tak sudi melihat perempuan seperti mu!!!! " bentak ibu edward membuat Lizi ketakuatan,.

" maaf, maafkan aku tante aku sudah menjadi istri orang dan aku akan menjaga pernikahan kami, " Lizi masih terus menangis seolah dirinya merasa bersalah sekali,,

Ibu edward menarik Lizi dan menyurunya untuk segera meninggalkan rumah edward,

" jangan seperti itu dengan Lizi bu, diluar hujan teramat deras kasian Lizi bu" edward meminta agar ibunya tak mengusir Lizi karena cuaca yang teramat buruk dan diperkirakan akan datang badai,,

Namun ibunya tetap mengusir Lizi, hingga akhirnya edward pingsan dan tumbang semua perhatian tertuju pada. Edward lalu dengan bersamaan Lizi dan ibu edward menolong edward,,

"jangan sentuh anaku "ibu edward tak memperbolehkan Lizi memegang tubuh edward,
" tolong tante aku hanya ingin mengetahui keadaan edward " seketika ibu edward yang sedang menangis pilu itu, menampar Lizi dengan keras..
" plak "pergi kau, ini gara-gara kamu, perempuan tak punya hati sepertimu jangan pernah datang ke rumah ini lagi,"

Lizi berlari keluar tanpa memperdulikan hujan yang teramat deras dan angin kencang , dia mengendarai mobil dengan buru - buru ingin segera keluar dari rumah edward..

Lizi terus mengendarai mobil dengan menangis dan perasaan yang teramat hancur, seolah dia tak percaya dengan apa yang telah dilihat dan di dengar, dia hanya bermaksud untuk meninggalkan edward bukan untuk menyakitinya dengan tidak memberikan permintaan terakhirnya..

Lizi juga tak menyangka bahwa mungkin ini pertemuan terakhirnya bersama dengan edward,,
Dia juga tak tahu apakah keputusannya ini berakhir bahagia karena dia belum sepenuhnya bisa membuka hatinya untuk kelvin..

Saking kacaunya hati Lizi, dia tak menyadari bahwa badai telah datang dengan jarak pandang yang terbatas dia terjebak dalam kemacetan serta banjir, akses jalan banyak yang di tutup karena beberapa pohon tumbang di jalan, dan angin yang kencang membuat beberapa benda berterbangan..

Lizi mulai panik ketika di tengah kemacetan volume air mulai naik dan mobilnya akan terendam air,,

Lizi pasrah dia tak tahu apa yang dia akan perbuat karena pikirannya pun teramat kacau,, dia hanya menggerutu seandainya dia tak kacau mungkin dia masih bisa memilih jalan yang aman dan tak terjebak banjir,,,

Kasian yah Lizi.. Sepertinya kali ini dia begitu hancur
Dia bukan Lizi yang dulu yang begitu kuat dan tegar,,


LIZI. MY VIRGIN 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang