Rencana Indah

202 7 0
                                    

Arka berlari mengekori Kara dan juga ibu dari gadis itu, mereka berlari di koridor rumah sakit. Kara sudah menangis sejak di mobil tadi, gadis itu berharap tidak terjadi sesuatu yang buruk pada ayahnya karena kecelakaan itu— meskipun Kara tidak tahu separah apa kecelakaan yang menimpa ayahnya.

Seorang perawat memberitahu mereka jika pria yang merupakan ayah Kara sedang berada di ruang oprasi, Kara dan ibunya lantas pergi ke ruang oprasi setelah diberitahu dimana letak ruangan itu.

Sementara Arka berhenti mengikuti langkah Kara ketika dia kembali merasakan sakit di kepalanya, Arka nyaris saja ambruk jika dirinya tidak bersandar pada dinding. Dia lantas memilih untuk duduk disana dan menarik napas sedalam mungkin, badanya yang sedikit terhuyung nyaris saja terduduk di lantai jika dia tidak berpegangan pada kursi besi itu.

•••

"Oprasinya berjalan lancar, ada luka robek pada bagian lengan suami Anda yang cukup parah. Tapi kondisinya sudah membaik sekarang, suami Anda masih dalam pengaruh obat bius dan nanti akan dipindahkan ke ruangan lain."

Ibu Kara mengucapkan terima kasih kepada dokter yang telah menjelaskan kondisi ayahnya Kara tersebut, setelah itu dokter tadi pamit untuk pergi ke ruangannya bersamaan dengan sebuah brankar yang didorong keluar dari ruang operasi.

Kara dan ibunya mengikuti brankar tempat seorang pria yang begitu mereka cintai sedang berbaring diatas sana, seperti kata dokter tadi jika ayah Kara akan dipindahkan ke ruangan lain.

•••

Arka memegangi kepalanya yang masih terasa sedikit pusing, dengan sedikit terhuyung ia berjalan dan mencoba mencari keberadaan Kara.

Lalu saat dia berada di sebuah lorong, matanya melihat ke arah seorang gadis yang mengenakan gaun berwarna merah muda. Arka tersenyum lega lalu segera menghampiri gadis itu.

"Ra" panggilnya.

Yang dipanggil menoleh meskipun gadis itu merasa bukan namanya yang dipanggil.

"Oh, maaf saya salah orang" ucap Arka ketika gadis tadi menoleh, nyatanya gaun yang dikenakan oleh gadis tadi berbeda dengan gaun yang dikenakan oleh Kara.

Arka kembali melihat ke segala penjuru rumah sakit yang dilaluinya dan berharap dapat menemukan Kara, Arka lupa jika Kara pergi ke arah ruang operasi saat dirinya tertinggal tadi.

Saat Arka sedang kebingungan, seorang suster menghampirinya dan berniat menawarkan bantuan.

"Maaf Tuan, Anda sedang mencari siapa? Atau Anda sedang mencari sebuah ruangan?" tanya suster itu dengan sopan.

Arka memperlihatkan senyumnya lalu menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Anu Suster, hm... saya lagi nyari teman saya. Dia cantik terus juga pake gaun warna pink, kami kesini karena ayahnya kecelakaan tapi saya ketinggalan waktu lari" jawab Arka.

Suster tersebut mengangguk lalu seperti mengingat suatu hal.

"Saya baru saja dari ruang nomor sembilan belas, disana ada pasien yang baru saja dipindahkan dari ruang operasi setelah mengalami kecelakaan. Sekarang sedang ditemani oleh istri dan anaknya, kalau tidak salah anaknya gadis cantik dan pakai gaun warna pink" ujar suster itu dan membuat Arka tersenyum senang, Arka berterima kasih lalu segera pergi ke ruangan nomor sembilan belas yang disebutkan oleh suster itu. Dia juga bertanya dimana letak ruangan bernomor sembilan belas itu.

•••

Kara duduk disamping ibunya dan memandangi ayahnya yang masih terlelap karena pengaruh obat bius, perasaannya sedikit lega setelah mengetahui ayahnya baik-baik saja dan ridak mengalami luka yang cukup parah.

[✔] ArKaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang