ArKara

183 4 2
                                    

Selama....

Jantung ini berdetak....

Ku akan selalu menjagamu....

Hingga akhir waktu....

Via duduk termenung di balkon kamarnya sembari mendengarkan lagu dari playlist yang ada di ponselnya, bibirnya tersenyum tipis seraya ingatan indah kembali teringat olehnya.

Dulu Arka pernah menyayikan lagu milik penyanyi asal Indonesia itu saat di hari ulang tahun Via, Arka bernyanyi seraya memainkan piano dan hari itu menjadi hari yang paling bersejarah bagi Via karena untuk pertama kalinya dia melihat dan mendengar Arka bermain piano serta bernyanyi.

"Awalnya aku pikir kamu hanya sahabat, tapi tidak tahu kenapa perasaan ini muncul bersamaan dengan rasa rindu yang setiap detik aku rasakan. Arka, kamu tahu gak? Gimana sakitnya saat kamu bilang ada gadis yang harus kamu jaga? Awalnya aku percaya diri jika gadis itu adalah aku, lalu saat kamu menjawab nama gadis lain semuanya menjadi jelas untukku. Jelas tidak ada tempat lagi untukku dihatimu, tapi tidak apa-apa. Asal kamu bahagia dan terus tersenyum aku akan terus mendukung keputusanmu. Menjadi sahabatmu saja adalah sebuah anugerah Tuhan yang paling indah untukku."

Via bergumam sendiri sembari menatapi foto dirinya saat masih kecil bersama Arka, foto itu diambil saat dia dan Arka menghabiskan waktu bersama saat masih TK dulu.

Masih dapat diingatnya kenangan saat ia  masih kecil dulu, Via ingat saat ia hendak masuk ke rumahnya Arka mengejar lalu memberikan sebuah permen cokelat kepada Via. Lalu Arka langsung berbalik pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi, karena sifat Arka yang pemalu dan pendiam kala itu. Ada juga kenangan saat dia dan Arka saling bergandengan tangan ketika hendak pergi ke taman, Via minta digandeng karena suhu udara yang dingin membuat tangannya terasa beku.

Semua kenangan itu akan selalu diingat oleh Via, sampai kapanpun.

•••

"Ataksia?" tanya Kara.

Arka mengangguk lesu.

Kara mengambil ponselnya yang ada di dalam tas selempang lalu mencoba mencari di internet apa itu ataksia.

Setelah tahu, kedua bahu Kara melemas lalu dia kembali menatap Arka yang duduk disampingnya.

"Kenapa?" tanya Arka yang heran ketika melihat tatapan mata Kara padanya.

Kara menghembuskan napasnya pelan lalu tersenyum dan menggeleng.

"Nggak pa-pa, yuk jalan-jalan lagi" ajak Kara yang lalu berdiri.

Arka ikut berdiri dan mereka berduapun kembali berjalan-jalan menyusuri taman sakura, keduanya sibuk memandangi keindahan taman sakura yang didominasi oleh warna pink.

Bahu Kara dan Arka saling menempel namun keduanya mencoba mengabaikan itu dan menikmati kedekatan yang mungkin jarang dapat mereka rasakan, tangan Arka hendak menggenggam jemari Kara tapi dia ragu dan takut jika Kara akan merasa tidak nyaman saat berada didekatnya.

"Setelah ini gimana kalau kita lihat sun set di pantai? Terus main kembang api juga" ujar Arka, Kara menoleh dan mengangguk. Tidak ada alasan juga bagi Kara untuk menolak ajakan itu.

•••

"Sebentar lagi mataharinya ngumpet" kata Arka seraya duduk disamping Kara, mereka berdua duduk di pasir dan memandangi matahari yang sebentar lagi terlihat tenggelam di laut.

"Ar, gue boleh nanya sesuatu gak?"

"Nanya apa?"

"ArKara itu apa sih? Gue baca di notebook yang lo kasih."

[✔] ArKaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang