Suka Lo

180 6 0
                                    

"Gue gak mau tahu, pokoknya gue harus balas dendam!" bentak Bima yang lalu menendang papan kayu yang ada didepannya.

"Mau dengan cara apa lo balas dendam?" tanya salah satu temannya.

Bima menatap cermin yang pecah setengah disana dengan tatapan marah, lalu ia mengambil balok kayu dan melempar balok kayu itu ke cermin yang pecah itu hingga keseluruhan cermin pecah menjadi berkeping-keping tak tersisa.

"Lewat ceweknya," jawab Bima tanpa ragu.

•••

"Semuanya sudah siap?" tanya Vina bergumam kepada dirinya sendiri seraya melihat keseluruhan area taman panti asuhan.

Ada banyak balon dan pita berwarna-warni yang menghiasi taman, ditengah taman juga diletakkan beberapa kursi dan meja panjang berisikan berbagai macam kue untuk para tamu nantinya. Anak-anak kecil yang sudah siap menyambut tamu berdiri di depan pagar taman yang terdapat didepan halaman panti asuhan itu.

Vina tersenyum lega dan berharap jika undangan yang ia sebar di internet dapat menarik banyak perhatian donatur untuk datang ke acara sederhana itu, saat ini panti asuhan sedang sangat membutuhkan donatur guna keberlangsungan mengurus anak-anak yang tinggal di panti asuhan. Semua anak yang tinggal disana memiliki kebutuhan khusus seperti Vina, rata-rata fisik mereka tidak sempurna dan hal itu menjadikan tidak ada orang tua asuh yang mau mengadopsi mereka.
Tapi Vina percaya jika suatu hari nanti semua anak yang ada disana dapat memiliki orang tua yang akan menyayangi mereka semua dengan tulus.

Seorang gadis kecil tengah memegang keranjang berisikan cokelat yang akan dia berikan kepada tamu yang datang, anak-anak yang lain menunggu di tempat masing-masing dengan harapan yang sama dengan Vina.

"Gak usah tegang gitu, gue yakin bakal banyak yang datang" ujar Luna seraya merangkul bahu Vina. Memyemangati saudarinya.

Vina dan Luna bersaudara, sebuah rasa iri muncul dihati Luna ketika Vina lebih mendapatkan banyak perhatian dari kedua orang tuanya ketimbang dirinya. Hal itu juga yang membuat Luna bersikap jahat dan kerap kali membully Vina di sekolah. Tapi sekarang tidak lagi semenjak Luna meminta maaf maka rasa iri itu juga sirna, Luna mengaku telah egois karena menginginkan perhatian kedua orang tuanya hanya boleh untuknya. Dia mengaku salah dan tentunya Vina memaafkan dirinya.

Bermenit-menit berlalu tapi tidak ada seorangpun yang datang, Vina mengeratkan genggaman tangannya pada tongkat dengan perasaan yang nyaris kecewa.

"Apa aku gagal?" gumam Vina.

Vina sudah menunggu hari ini sejak lama, semuanya sudah diatur sedemikian rupa dengan bantuan Luna. Luna juga membantu memasak semua kue yang akan dijual dan dibagikan gratis kepada para tamu nanti.

Semuanya menunggu dengan harapan ada tamu yang akan datang, akan ada yang tertari berkunjung ke panti asuhan itu. Ataupun berharap akan ada yang tergerak hatinya untuk membantu. Tapi sudah satu jam berlalu tidak ada yang datang. Tangan Vina semakin berkeringat, ia memandang tatapan berharap dari semua anak disana dan juga seorang wanita paruh baya yang selama ini mengurus semua anak di panti.

Sebuah pikiran buruk menyelinap di benak Vina, dia membayangkan jika dirinya gagal hari ini maka akan seperti apa anak-anak panti asuhan nantinya? Dimana mereka akan tinggal?

Luna mengambil ponselnya dan hendak menghubungi seseorang, tapi pergerakannya berhenti ketika mendengar suara klakson mobil yang berhenti tepat didepan halaman panti asuhan. Tidak hanya satu, ada beberapa mobil lain yang berhenti lalu satu persatu penumpang dari semua mobil itu keluar dan menyapa semua anak panti yang ada disana.

[✔] ArKaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang