once

342 39 9
                                    



Jennie melangkah sedikit sempoyongan meninggalkan laboratorium, tangannya terangkat memegangi kepalanya.

Sementara ketiga rekannya sudah lebih dulu meninggalkan ruangan itu, tadinya Sejeong dan Doyoung hendak mengantarkan gadis itu pulang namun Jennie terus menolak dengan alasan penelitiannya belum selesai. Lantas kedua rekannya itu mengalah dan hanya mengingatkan Jennie untuk tidak terlalu memaksakan diri.

Dan yang terjadi saat ini adalah Jennie yang menyesali keputusannya. Sudah hampir petang dan di universitas tidak ada mahasiswa lagi.

"Aish, bagaimana ini?" Jennie menyenderkan punggungnya kedinding, merogoh ponsel dan menghubungi salah seorang temannya.

Tidak lama setelah Joy menerima panggilan itu Jennie merasa pandangannya kabur, kepalanya semakin pusing, wajah dan bibir gadis itu semakin pucat pasih.

"Joy, aku dikampus. To-" gadis itu masih sempat berujar namun hembusan nafasnya semakin melemah dan berakhir dengan ia tersungkur dilantai. Ponsel Jennie terpental, Joy yang mendengar itu terkejut. Ia terus memanggil nama Jennie, tak mendapat respon gadis itu mulai merasa khawatir.

Ia yang saat itu sedang berkumpul bersama keluarganya lantas meninggalkan ruangan dan segera menghubungi bantuan.

--

Hanbin melangkah keluar dari apartement, sejenak ia melirik kediaman Jennie.

"Apa gadis itu belum pulang?" Hanbin hendak menekan pin namun panggilan masuk dari asistentnya berhasil mengalihkan atensi pria itu.

Ia segera menerima panggilan itu dan melangkah meninggalkan koridor apartement menuju basement.

Setibanya dipusat jalan, Hanbin menepikan mobilnya melihat Mina yang tengah menunggunya didekat halte.

Gadis itu lantas memasuki mobil dan setelah ia duduk disamping Hanbin, ia melirik "Maaf tuan, aku merepotkanmu"

Hanbin tersenyum tipis lalu mengendarai mobilnya lagi "Apa mobilmu belum selesai diservice?"

"Sepertinya begitu"

"Kau harus mengeceknya sesekali, mereka lembat bekerja jika tidak diawasi" pungkas Hanbin menutupi percakapan itu. Mina mengangguk mengerti.

15 menit perjalanan, keduanya tiba digedung tempat berkumpulnya para pengusaha sukses.

Hanbin keluar dari mobil dan memasuki gedung dengan Mina yang melangkah tepat disampingnya seperti pasangan. Orang lain yang melihat mereka mungkin akan mengira keduanya adalah sepasang kekasih yang cukup serasi.

Hanbin tersenyum menyapa beberapa collega disana, Mina juga ikut menyapa dan berjabat tangan.

Sekitar 30 menit disana, Hanbin bertemu dengan tuan Choi Seunghyun collega yang banyak membantu kemajuan perusahaan ayahnya dan diluar dugaan, Hanbin justru bertemu dengan sunbaenya Choi Jisso dan Kang Seulgi.

Kedua sunbaenya menyapa, Hanbin hanya mengangguk.

"Jadi kalian saling mengenal?" tanya tuan Choi Seunghyun ayah dari Jisoo.

Hanbin tersenyum lantas mengiyakan.

Sementara, dalam hati Jisoo merasa dirinya terbakar api cemburu melihat kedekatan Hanbin dan asistentnya. Selain itu ia juga sedikit terperangah, kali ini bukan Jennie namun gadis lain yang bersama Hanbin.

Jisso lantas menarik Seulgi dari kerumunan itu, menuju sudut ruangan yang tak terlalu dipenuhi orang-orang berjas.

"Heol, jadi Hanbin salah satu collega ayahmu?" Seulgi berujar sedikit terkejut.

te quiero | jenbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang