Suara hujan masih terdengar merdu diluar, belum ada tanda akan reda sejak 20 menit yang lalu, air yang menampar-nampar atap gedung sekolah itu menciptakan suasana tersendiri bagi mereka-mereka yang berada disana.Rejin pun masih melamun sendiri ditempatnya, selalu seperti itu, menatap air menggenang, sudah saatnya ia pulang, tapi lagi-lagi hujan menahan kepulangannya. Seolah dirinya tidak diijinkan pergi.
Dulu, Rejin suka sekali hujan, tapi sekarang tidak lagi, hujan seolah mengingatkan dirinya kepada Haechan.
Saat turun hujan pasti hatinya akan merasa sedih dan mengingat segala kenangan tentang cowok itu.
Mau melupakan, tapi tetap gabisa. Sulit sekali rasanya.
Lamunannya seketika buyar sewaktu adanya uluran tangan memberinya sebuah payung yang belum direntangkan.
Cowok itu, datang lagi saat dirinya masih dimiliki orang lain, membuka luka lama yang belum reda rasa sakitnya.
"Gue tau lo udah ngantuk, ini pake payungnya supaya pas ke halte gak keujanan" katanya barusan "maaf gabisa nganterin".
Rejin melirik payung itu sekilas "Gak usah" tatapannya kembali melihat air menggenang.
Rasanya gak adil kalau baru sekarang, Chan. Jangan egois, kamu udah ada yang punya.
"Maaf."
Gak, gak, enggak, Rejin gak butuh kata maaf dari Haechan, gak butuh sama sekali.
Gak ada lagi yang dibutuhkan dari cowok satu ini, gak ada.
Tapi itu cuma isi kepala Rejin yang gak sikron sama hatinya.
"Gak perlu minta maaf" katanya lirih, mati-matian menahan tangis.
"Maaf, udah jahatin Rejin selama ini" kalimat yang diucapkan persis seperti dulu waktu awal pacaran, tidak memakai kamu lagi, langsung nama.
Jemari Rejin meremat roknya erat-erat, air matanya sudah berhasil menuruni pipinya.
"Udah terlanjur, jangan dateng lagi" dengan masih terisak Rejin mengusap air matanya.
Haechan menatap Rejin sendu, harusnya dia menghilang saja dan tidak usah menemui Rejin lagi, harusnya dia tidak usah menuruti sikap egoisnya, seharusnya tidak.
Ingin sekali Haechan merengkuh gadis lemah ini, tapi keinginan tersebut tak bisa dilakukan.
Renjun yang entah datangnya dari mana dengan segenap emosi membara melayangkan satu pukulan telak yang gak bisa Haechan hindari.
"Lo apain cewek gue bajingan?!".
Masalah baru pun timbul lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry Not Sorry | Haechan
Cerita Pendek[ complete] "Aku capek, aku pulang dulu ya, besok aku minta maaf lagi. Kamu hati-hati"