Part 4

63 21 2
                                    

"Aku lanjut bikin puisi dulu ya" ucap mita sambil melambaikan tangan

"Kenapa mikell? cemburu?

"Nggak ada"

"Iya iya tau kok cemburu, aku cuman pengen kenalan aja, jangan begitulah kau ini, kau tau aku hanya padamu (eakk). Keluar kan kata-kata batak ku"

"Hahaha tapi kan kamu bukan orang batak" balas mikel tertawa

"Iya haha aku tau, kan gini lebih cakep" ucap mita memuji

"Ah bikin malu aja"

Bisa aja viya bikin mikel senyum kembali. Viya dan mikel pacaran sejak kelas 2 SMP, dibilang cukup lama.
Hari pada jam itu bergerak sangat cepat tidak sadar kalo sekarang matahari sedang tenggelam. Mereka pulang kerumah masing-masing.

Mita jalan kaki menuju rumah dan tak sengaja menemukan secarik kertas yang membikin penasaran mita, ia membawa pulang kertas itu.

Skip dirumah
Masuk ke kamar dan membuka perlahan kertas tersebut. Kertas tersebut seperti ia kenal, ia mulai mengingat dan membaca puisi tersebut
 
   Kala waktu itu aku tidak mengenalnya
   Aku tidak akan terjebak dalam cinta
   Mungkin aku bisa seperti senja dan hujan
   Kadang menghilang
   Kadang melupakan
   Dan kadang menangis
   Mungkin takdir yang mempertemukan
   Tapi waktu yang tak mempersatukan
   Mengenalmu saja
   Sudah menjadi kebanggaan

Ia sedikit ingat, ini puisi yang ia kasih kepada teman kecilnya itu, tapi teman kecilnya sudah meninggal. Kenapa kertas ini bisa ada di pantai? apa ombak yang membawa? atau arwahnya? sangat tidak mungkin.Mita masih bingung.

Sedikit flashback, ia dulu mempunyai sahabat yang bernama orna. Mereka selalu menjadikan pantai tempat bermain, tertawa bersama, tapi seiring waktu sahabatnya itu menghilang ketika mereka berumur 10 tahun, bak ditelan bumi.
Sampai suatu hari ia mendapat kabar bahwa sahabatnya meninggal. Mita yang awalnya bahagia seketika diam kaku bak disambar petir. Kenangan yang begitu banyak, bahagia, tertawa, berantem, curhat-curhatan sangat tak ingin dilupakan.

Dikamar mita penuh dengan puisi dan foto mereka kecil, mita sangat merindukan orna. Ahh flashback ini membuat sedih terus-terusan, udah ya gaes:)

Tak terasa sudah 1 bulan revo menetap disekolah itu. Tiba suatu hari revo tak sengaja melihat secarik kertas yang sempat hilang dan dikertas itu simbol MA, ya itu kertas yang revo cari.

"Kenapa ada disini? mikel mikel sini sebentar" panggil revo kepada mikel

"Ada apa?"

"Ini meja siapa?"

"Meja mita, kenapa?"

"Nggak ada cuman nanya, makasih"

"Itu kertas apa yang kamu pegang?"

"Eh nggak ada kertas jatuh tadi" jawab revo berbohong

Mikel merasa sedikit curiga dengan sikap revo. Sangat-sangat aneh.
Revo duduk kembali ke kursinya. Mita datang untuk duduk kembali, ia memeriksa bawah laci untuk mengambil pulpen. Mita baru sadar kertas itu hilang, kemana kertas nya? apa dibaca viya dan lizara? atau aku tinggalkan dirumah rasa nya tak mungkin.

"Vi, li kalian lihat kertas dibawah laci nggak atau jatuh?"

"Nggak liat"

"Kayaknya nggak ada deh kertas yang jatuh ya kan vi"

"Iya, emang kenapa?"

"Itu kertas isinya puisi penting banget, yaudah deh makasih"

Mita hanya bisa memikirkan dimana kertas itu, jangan sampe hilang ya kertas:)

Cinta Pandangan Kedua🖤 [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang