14. Move

2.5K 249 9
                                    

Jangan lupa vote 🌟 dan tinggalin komentarnya. Karena cerita ini gratis, aku berharap apresiasi dari kalian 😊


WARNING TYPO
&
HAPPY READING

Kedua tangan itu bergerak dengan cekatan menyusun buku – buku koleksinya di sebuah rak khusus, melakukannya dengan hati – hati karena tak ingin merusak barang favoritnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua tangan itu bergerak dengan cekatan menyusun buku – buku koleksinya di sebuah rak khusus, melakukannya dengan hati – hati karena tak ingin merusak barang favoritnya itu. Nara sudah pindah ke Penthouse milik Stevan yang berada di pusat kota, kamar keduanya terpisah demi menjaga privasi masing – masing.  Penthouse tersebut memiliki tiga kamar, satu di gunakan menjadi ruang kerja Stevan, sisanya diguna terpisah oleh Nara dan juga Stevan.


Saat acara pernikahan mereka selesai keduanya langsung terbang ke Seattle, tak ada acara bulan madu dengan alasan Stevan banyak pekerjaan. Kemarin Nara menghabiskan dua puluh jam lebih di dalam pesawat pribadi yang Stevan sewa sampai akhirnya ia terbangun di sebuah kamarnya yang sekarang ini, saking lelah dengan acara pernikahan dan pengaruh jat lag Nara tertidur sangat pulas sampai ia tak merasakan Stevan menggendongnya.


Bicara soal Stevan, pria itu adalah salah satu contoh pria metropolitan yang workaholic, di jam enam pagi ia sudah rapih dan sudah siap berangkat kerja, ia bahkan memakan sarapan yang di buatkan Nara sembari berangkat ke kantor, jika Nara terlambat bangun pagi mungkin Stevan akan melewatkan sarapannya.


Nara sendirian di rumah barunya itu, perempuan itu di sibukan dengan menata barang – barangnya sejak siang, bajunya pun tak banyak yang ia bawa karena Stevan juga sudah menyediakannya sebagian, dan Nara masih kebingungan dengan kado pernikahan yang Stevan belikan dengan jumlah yang tak sedikit. Tak ada rasa malas dalam melakukan kegiatannya itu, sebab dengan ini juga Nara merayakan kebebasannya, mulai hari ini tak akan ada yang melarangnya untuk melakukan hal yang perempuan itu mau.


Telinganya di sumpal dengan airpods, kepalanya bergerak mengikuti irama musik yang sedang ia dengarkan. Nara melangkah turun menuju dapur, botol minumnya telah kosong dan ia sangat haus, begitu sampai di dapur ia dikejutan dengan seorang wanita yang sedang mengelap meja pantry.


“Maaf...” ucap Nara pelan, “...Kau siapa?”


“Hallo Mrs. Collins. Perkenalkan saya Linda, saya disini bekerjan mulai jam empat sore sampai jam enam sore.”


Nara mengangguk paham, ia baru ingat Stevan pernah bercerita bahwa ada orang yang datang setiap hari untuk membantunya membereskan rumah dan memasakan makan malam.


“Nyonya perlu bantuan?”


Astaga, mata Nara terbelalak mendengar ada yang memanggilnya nyonya.


“Kau bisa siapkan makan malam? Aku belum selesai menata barangku.”


“Baiklah, tolong panggil saya jika perlu bantuan.”

Sweet Ecsape [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang