26. Cuddle

2.5K 257 12
                                    

Ayo jangan lupa VOTE dan tinggalkan komentarnya. Aku berharap apresiasi dari kalian 😊

WARNING TYPO
&
HAPPY READING

Aroma bunga lavender dari lilin aromaterapi menguar memenuhi kamar lama Nara, kamar yang ia gunakan selama masa mudanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aroma bunga lavender dari lilin aromaterapi menguar memenuhi kamar lama Nara, kamar yang ia gunakan selama masa mudanya. Nara sengaja menyalakan lilin aromaterapi, semoga itu bisa membuatnya rileks dan bisa tidur dengan nyenyak.

“Ini sudah semuanya atau masih ada yang kamu simpan?” Stevan lalu menunjuk mendali dan piagam yang terpajang di sudut kamar.

“Ada piagam yang disimpan di map, lalu sebagian mendali di simpan di ruang tamu.”

Stevan takjub melihat bukti prestasi Nara. Matanya tertuju kepada beberapa figura yang di simpan di meja belajar, poto – poto Nara saat jaman masih bersekolah, saat kelulusan bersama kedua orang tuanya, dan poto bersama Nadin, Alya, dan Abimana.

“Rencananya besok aku mau ke bank, lalu bertemu beberapa kenalanku untuk menuntut pak Darwin lewat jalur hukum.”

“Jangan bilang kamu yang bakal bayar hutangnya.”

Stevan melirik Nara sembari tersenyum penuh arti.

Nara meninggalkan baju – baju yang sejak tadi sedang ia rapihkan, “Tapi jumlahnya tidak sedikit."

“Memang. Tapi tak akan membuatku bangkrut, begini – begini aku salah satu jajaran pemegang saham di Luzio Corp. Dalton juga siap membantu, lagi pula perusahaan ayahmu dan Luzio Corp masih ada ikatan kerja sama. Abimana juga siap membantu,” Stevan melangkah mendekati ranjang untuk bersiap tidur, lalu menepuk bagian yang masih kosong agar Nara segera berbaring di sana.

“Sekarang tak perlu ada yang dikhawatirkan, sekarang kamu tidur. Aku ga mau kamu sakit.”

Nara menurut. Ia ikut berbaring di sebelah Stevan, lalu menyenderkan kepalanya di dada Stevan. Aromaterapinya bekerja dengan baik, kedua mata Nara mulai terasa berat. Ditambah dekapan Stevan yang membuatnya merasa hangat dan aman, Nara rasa ia bisa tidur dengan nyenyak malam ini.

“Kamu engga marah?”

“Marah kenapa?” Nara balik bertanya.

“Aku pikir kamu akan cemburu...soal Nancy.”

Mendengarnya membuat Nara tertawa. Astaga, mengapa Stevan ingin Nara merasakan cemburu kepada perempuan yang kisahnya telah berakhir dengan Stevan.

“Kamu ingin aku cemburu?” Nara kembali tertawa saat di rasakan Stevan menganggukan kepalanya, “bagaimana, ya? masalahnya kisah kamu sama dia sudah selesai. Dan aku ga masalah dengan masa lalu kamu, semua itu adalah yang membuat kamu jauh lebih baik. Intinya aku percaya sama kamu.”

Stevan lega mendengarnya, ia bangga ternyata Nara bisa berpikir dengan dewasa, Nara tak termakan egonya. Di malam yang semakin larut, keduanya pun terlelap tidur dengan saling mendekap satu sama lain.

Sweet Ecsape [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang