Ayo jangan lupa VOTE dan tinggalkan komentarnya. Aku berharap apresiasi dari kalian 😊
WARNING TYPO&
HAPPY READING"Kenapa kau mau menginap? Biasanya kau tak masalah ditinggal sendiri."
Percakapan Stevan dengan Jules melalui ponsel memancing atensi Nara, dari yang ia tangkap bahwa Jules ingin menginap di kediaman kakaknya ini kerena orang tua mereka akan pergi ke London, hal itulah yang membuat Jules menghubungi kakaknya di pagi hari ini. Matahari baru saja terbit namun Stevan dan juga Nara sudah di landa kebingungan.
"Baiklah, kau boleh tinggal disini asal tidak merepotkan Nara."
Stevan lalu menatap Nara, kedua mata itu saling bertatapan, mereka memikirkan bagaimana caranya agar sandiwara ini tak terbongkar.
"Serius Jules akan menginap?" Nara bertanya setelah Stevan mematikan sambungannya dengan sang adik.
"Ya. Mau tak mau kita harus tinggal satu kamar untuk sementara waktu lalu Jules akan tinggal di kamarmu. Apa kau keberatan?"
Secara logikanya Nara tak masalah akan hal ini, pernikahan mereka sah secara hukum, namun yang membuat degub jantungnya berdebar karena mereka akan berbagi kamar bersama. Perlu diketahui Nara payah dalam hal berkencan, laki - laki yang dekat dengannya hanyalah Abimana, itu pun gara - gara keluarga mereka dekat karena manjalin kerja sama.
Nara mencoba mengesampingkan egonya, bagaimana pun semua persoalan harus ia hadapi sesulit apapun itu.
"Tak apa, akan aku pindahkan barang - barangku ke kamarmu," setelahnya Nara melangkah ke arah kamarnya untuk segera memindahkan semua barang - barangnya ke kamar Stevan.
Stevan juga ikut membantu, sudah beberapa hari ini Stevan berangkat kerja lebih siang dari biasanya, sama seperti pegawai kantoran pada umumnya, ia juga selalu pulang lebih cepat. Mungkin alasan Stevan mengubah jam kerjanya karena ingin lebih lama tinggal di rumah.
"Bawa saja sebagian, jika Jules bertanya katakan saja kamarku sudah penuh atau kau bisa bilang belum sempat merapihkannya."
Nara mengangguk setuju, ia membawa baju dan perlengkapan skincare, barang - barangnya yang lain ia tinggalkan di kamarnya, terlalu memakan banyak waktu jika harus memindahkan semuanya.
"Nara, Aku berangkat."
"Bye, take care Stevan."
Stevan mengacungkan jempolnya sembari melangkah pergi, ia sudah mengizinkan Nara memasuki kamarnya. Kamar milik Stevan didominasi oleh warna hitam dan abu muda, yang paling menarik adalah terdapat sebuah jendela besar yang mana Nara bisa melihat pemandangan kota Seattle dari atas sini. Sadar waktunya tak banyak, perempuan itu segera menata bajunya dibagian lemari baju Stevan yang masih kosong, Nara sangat berhati - hati karena semua barang yang berada di walk in closet ini sangat rapih, bahkan kemeja dan jas kerja Stevan saja sangat licin tak ada bekas lipatan sedikitpun.
Stevan bilang adiknya akan datang di jam makan siang, untungnya urusan Nara dengan memindahkan barang - barangnya telah selesai, ia juga sudah membereskan kamarnya seakan - akan kamar itu tak pernah digunakan. Ia bergegas ke dapur untuk memasak makan siang untuknya dan Jules, menyesuaikan dengan lidah orang sini, Nara memilih menyiapkan ayam panggang, kentang dan juga salad. Ia hanya berharap rasanya tak buruk di lidah adik iparnya.
Bertepatan saat Nara memasukan ayam ke microwave bel rumahnya berbunyi nyaring, Nara segera membukakan pintu lalu tersenyum sangat lebar begitu melihat Jules di ambang pintu kediamannya.
"Hai, Sister. Maaf akan merepotkanmu," ucap Jules tak lupa dengan senyum lima jarinya, di punggungnya terdapat ransel yang cukup besar.
Jules sudah seperti anak yang kabur dari rumahnya.
"Hai, ayo masuk."
Jules mengikuti Nara yang mengantarkannya ke kamar yang akan Jules tempati, kamar yang semulanya di tempati oleh Nara telah beralih fungsi menjadi kamar tamu, Barang - barang milik Nara telah ia bereskan ke dalam sebuah box yang besar, semoga saja adik iparnya ini tak curiga.
"Maaf kamar ini masih berantakan, ada barang - barangku dan Stevan yang belum sempat kami bereskan."
"Tidak masalah," Jules meletakan tas ranselnya di atas ranjang, ia tak masalah tidur dimana pun, meski Stevan menyuruhnya tidur di sofa sekali pun Jules tak masalah, baginya yang terpenting adalah kebersihan, dan kamar ini tentu saja memenuhi standar kenyamanannya.
"Kalau begitu segera turun ya, aku sedang memasak makan siang," ucap Nara sembari menutup pintu kamar tersebut.
Perempuan itu melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertinggal. Tangannya dengan cekatan memotong sayuran menjadi potongan yang kecil, kentang rebusnya sudah matang begitu juga dengan ayam panggangnya. Saatnya Nara memanggil Jules untuk segera menyantap makanan yang telah ia buat.
"Wow! Wanginya sampai ke kamarku," ucap Jules yang telah berdiri di dekat meja pantry.
"Baru saja aku akan memanggilmu."
"Tak perlu, wangi masakanmu sudah membawaku kemari."
Nara membawa semua hasil masakannya ke meja makan, ia merasa sangat senang melihat Jules sangat antusias mengambil ayam panggang yang katanya sangat menggugah seleranya.
"Nara, apa kau bisa memasak makanan asal negaramu?"
"Bisa, apa masakanku hari ini tidak enak?" ucap Nara panik.
"Tidak! Ini enak sekali. Saat di pernikahanmu aku mencicipi banyak makanan, aku sangat suka soto, aku sungguh ingin memakannya lagi."
Nara tersenyum, ia menjadi tahu bagaimana memiliki adik dan merajuk meminta sesuatu kepadanya. Dan permintaan Jules sangatlah mudah, banyak bumbu khas masakan Indonesia yang sudah siap saji yang di jual di super market. Nara tak perlu repot - repot memarut kelapa dan mencari rempah - rempah lainnya.
"Akan aku coba besok, aku harus mencari bahan - bahannya."
"Thank Nara! Kau baik sekali, pantas saja kakakku mencintaimu."
Nara terdiam sebelum menyuapkan makanannya, ia terkejut dengan perkataan Jules barusan.
Cinta? Nara tak tahu apa dirinya benar membutuhkan hal itu. pernikahan ini pun hanya ia jadikan sebagai batu loncatan untuknya.
Karena hal ini Nara merasa menjadi perempuan paling jahat, ia tak ingin membuat Stevan jatuh cinta kepadanya.
"Nara?" ucap Jules pelan, tangannya ia lambaikan di hadapan wajah Nara, "kau melamun, ada masalah?"
"Ehh? Tidak."
"Syukurlah, aku kira kau ada masalah dengan kakakku."
'Ya. Ada. Aku harus segera pergi dari hidup Stevan." Ucap Nara dalam batinnya.
Membayar utang aku yang telat updet 😅🙏🏻
Sampai jumpa di chapters 17 💜
23/03/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Ecsape [Completed]
Romance©Copyright by Jlyexile, November 2019 R 17 | Bagi ade-ade yang belum cukup umur ayo mundur, jangan di baca, konflik disini belum sesuai dengan usia kalian. ____________ Nara ingin pergi, kabur dari semua bersoalan hidupnya. Pertemuan Nara dengan Ste...