Ayo jangan lupa VOTE dan tinggalkan komentarnya. Aku berharap apresiasi dari kalian 😊
WARNING TYPO
&
HAPPY READING
Stevan memilih kembali ke Seattle begitu tak menemukan Nara setelah dua hari mencarinya di Bali, ia pun sudah meminta bantuan Alya untuk membantunya mencari keberadaan Nara, dan tak kunjung berhasil. Jejak Nara menghilang di Bali, Eric yang memantau dari kantor pusat kehilangan jejak Nara. Bisa Eric simpulkan bahwa Nara sangat pintar dan penuh perhitungan, perempuan itu sampai mengnonaktifkan ponselnya dan ia tak menemukan nama perempuan itu di maskapai manapun.
Sekembalinya dari Bali, Stevan semakin menyibukan dirinya dengan urusan pekerjaan. Menerima banyak kasus, bertemu klien, dan melakukan sidang yang dalam satu minggu ia bisa lima kali bolak balik ke pengadilan. Kegiatan yang menyiksa diri sendiri ini sudah Stevan lakukan berminggu – minggu.“Dude. Kapan terakhir kau beristirahat?” ucap Dalton yang baru saja masuk ke kantor milik Stevan.
“Kau sendiri mengapa masih ada disini? Bukannya sudah mengundurkan dari dari Luzio Investigations."
“Tapi aku salah satu fouder disini,” Dalton menggelengkan kepalanya melihat meja kerja Stevan yang penuh dengan bekas gelas kopi dan bungkus junk food, jangan lupakan berkas – berkas yang menggunung di sekelilingnya.
“Bertengkar dengan istrimu?” ucap Dalton telak, lalu duduk di hadapan Stevan yang masih setia dengan dokumennya, “kau menugaskan Linda ke rumah orang tuamu, hanya pulang untuk berganti baju, lalu bekerja sampai tak ingat waktu.”
“Apa ini karena perjanjian pernikahan kalian?”
Stevan menatap nyalang Dalton yang masih bersikap sangat tenang, mau bagaimana pun ia menghilangkan perjanjian tersebut akan tetap di temukan juga. Tak ada yang bisa disembunyikan dari Luzio Investigation, ini semua berkat tangan dingin direktur baru yang baru saja diangkat, tentu saja Eric.
“Eric ternyata tak bisa menjaga rahasiaku darimu.”
“Kami tentu tak akan ikut campur dengan masalah pribadimu, namun tak ada salahnya jika aku maupun Eric untuk mengingatkan."
Stevan mengusap wajahnya, terlihat jelas bahwa ia sangat tertekan, ini adalah kedua kalinya Dalton dan Eric melihat Stevan sangat kacau, sebelumnya Stevan pernah kacau dengan mantannya terdahulu, namun dengan Nara adalah yang paling parah.
“Rencanamu kali ini apa?” ucap Eric yang tak disadari Stevan sudah masuk ke kantornya.“Membiarkannya. Nara sudah lama ingin merasakan kebebasan dalam hidupnya, aku ingin menghargai keputusan Nara meski aku sendiri membenci keputusannya."
Eric mengangguk, sesuai dengan prinsipnya ia tak akan ikut campur terlalu jauh, “pulang dan istirahatlah.”
“Eric?” ucap Stevan sembari merapihkan meja kerjanya, “bisa aku meminta bantuanmu?”Eric dan Dalton saling berpandangan lalu tersenyum licik, mereka tahu Stevan tak akan begitu saja membiarkan Nara berkeliaran diluar sana tanpa pengawasannya.
》》》《《《
Hangatnya matahari dan sejuknya udara Jogja membuat perasaan damai yang tak pernah Nara rasakan, di pundaknya tersampai sebuah scarf bercorak batik, menggulum senyumannya setiap kali ada yang menyapanya karena saat ini Nara sedang berdiri di halaman depan home stay. Ia merasa nyaman tinggal disini, tempatnya strategis, tak jauh dari alun – alun kidul, pemiliknya pun memperlakukan Nara dengan baik.Saat memilih pulang ke Bali, Nara mengalami lagi pergolakan dalam hatinya. Rencananya ia akan mendatangi pengadilan agama untuk mengajukan perceraian, namun ia baru ingat banyak sepupunya yang bekerja di pengadilan, jika ia tetap nekat, orang tuanya akan tahu dan permasalahan ini akan semakin rumit.
Maka ia putuskan untuk travelling di Indonesia saja, tanah kelahirannya. Terhitung sudah berbulan – bulan ia pergi dan hidup dengan cara nomaden, sekitar satu atau dua minggu Nara akan berpindah kota. Ia sudah mengunjungi setiap kota meski belum sempat menjelajahi setiap tempatnya, kali ini Nara memilih kembali lagi ke Jogja, kota ini memiliki magnet tersendiri untuknya. Benar apa kata orang – orang, Jogja itu istimewa.Selama perjalanan setiap mengunjungi kota yang berbeda, Nara memilih menggunakan bis ataupun travel, ia akan menggunakan pesawat jika tempat yang ditujunya berbeda pulau, Nara pun mengganti nomber teleponnya agar siapa pun tak akan mudah menemukannya. Setidaknya jejak Nara pergi tak akan mudah terbongkar oleh Luzio Investigation, meskipun begitu Nara memiliki feeling mereka akan dengan mudah menemukannya.
Dengat cepat ia membuang pikiran nagatifnya, ia harus menikmati setiap perjalanannya tanpa dibuat pusing oleh keluarganya ataupun Stevan.
“Mbakyu,” ucap wanita paruh baya yang merupakan pemilik home stay, “di dapur ada kombucha, nanti di coba, ya.”
“Iya, makasih bu.”Nara mengikuti wanita paruh baya tersebut yang menuju teras kediamannya, hampir setiap hari ia membatik untuk menambah penghasilannya.
“Selama di Jogja mau kemana saja?”
“Ke Puntuk stumbu, Ranah bumi, klinik kopi juga. Sisanya belum ada rencana," ucap Nara sembari memperhatikan pemilik penginapan yang sedang membatik.“Mbakyu suka traveling sendiri ya? sudah dua kali mbak menginap disini.”
Sebagai jawaban Nara hanya mengangguk sembari tersenyum untuk formalitas, ia masih sensitif jika ada orang yang terlalu menyinggung masalah pribadi.
“Saya banyak terima tamu solo traveler. Dengan berbagai alasan mereka tavelling, paling banyak alasannya untuk menenangkan diri, ada juga untuk menyendiri.”
“Saya juga bu, saya pergi ke semua tempat untuk menyendiri,” Nara mendongakan kepalanya ke atas lalu menghembuskan nafas beratnya.
“Lebih tepatnya saya kabur, saya sedang lari dari masalah saya.”
Terima kasih banyak sudah mampir buat baca cerita ini 🙏🏻
Aku ga mungkin update chapter baru setiap hari, karena aku juga harus ngatur waktu dgn kerjaan yang lainnya. Tapi bakal aku usahakan untuk ada chapter baru di setiap minggu.
Mohon untuk sabar menunggu 💜😊
21/04/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Ecsape [Completed]
Romance©Copyright by Jlyexile, November 2019 R 17 | Bagi ade-ade yang belum cukup umur ayo mundur, jangan di baca, konflik disini belum sesuai dengan usia kalian. ____________ Nara ingin pergi, kabur dari semua bersoalan hidupnya. Pertemuan Nara dengan Ste...