27. Zoo

2.2K 241 5
                                    

Ayo jangan lupa VOTE dan tinggalkan komentarnya. Aku berharap apresiasi dari kalian 😊

WARNING TYPO
&
HAPPY READING

“Awas kamu kalau sampai nyakitin Nadin,” mendengarnya Abimana mengangguk, ia lalu merentangkan tangannya agar bisa memeluk Nara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Awas kamu kalau sampai nyakitin Nadin,” mendengarnya Abimana mengangguk, ia lalu merentangkan tangannya agar bisa memeluk Nara.

“Tunggu saja undangannya nanti. Lalu kami tunggu kabar baik kalian, tante Lisa udah ngode biar kalian cepet punya momongan.”

Nara memutar matanya, ia teringat lagi obrolan mereka saat di meja makan. Di tengah – tengah sarapan yang tenang, orang tuanya malah membahas cucu yang sudah lama mereka tunggu. Jujur, Nara pun sangat menantikan hal itu.

“Didoakan, biar yang diatas cepet ngasih,” Nara buru – buru melepaskan pelukan mereka, “sorry, ya. Suamiku aga posesif.”

Abimana tertawa kecil, “ya, ya. aku lepaskan, hubungan kami juga baru bisa akrab belum lama ini."

Keduanya tertawa, Nara lalu melirik Stevan yang masih mengobrol dengan Adimas, meski begitu matanya tak lepas dari Nara.

“Aku seneng kita masih kaya dulu, semoga orang tua kita juga bisa berbaikan.”

“Aku juga berpikir seperti itu.”

Hari ini Nara dan Stevan memutuskan untuk pulang, permasalahan disini juga sudah selesai, sisanya bisa di urus sendiri oleh Adimas.

Stevan dan juga Nara langsung masuk ke dalam mobil setelah selesai berpamitan kepada orang tua dan teman – temannya, Nara melambaikan tangannya lalu bernjanji akan sering menjenguk orang tuanya.

Jam keberangkatan mereka masih lama, lebih tepatnya pukul empat sore, namun Stevan ingin jalan – jalan dulu dengan Nara sebelum kembali ke rutinitasnya.

“Kamu mau bawa aku kemana?”

Just wait and see.

Tiga puluh menit setelah berkedara, mereka sampai di tempat tujuan yang Stevan maksud. Wajah Nara kegirangan dan terus tersenyum lebar, selama Stevan memarkirkan mobilnya, Nara menatap sang suami meminta menjelaskan mengapa ia dibawa ke kebun binatang.

A Zoo?”

“Ya, ini tidak tak semengerikan theme park bukan?”

“Mr. Collins, biasanya pria membawa perempuannya ke restoran bintang lima dan jalan – jalan keliling Eropa. Tapi kau mengajakku ke kebun binatang?”

Stevan ikut tertawa, ia pikir juga ini agak kekanak – kanakan, “ini latihan jika kamu mau menghilangkan rasa trauma akan theme park, nanti kita cari psikolog yang bisa membantumu. Dan aku juga bisa melakukan apa yang kamu sebutkan tadi, tentang makan malam dan keliling Eropa.”

Perhatian dari Stevan yang selalu membuat hatinya Nara mencair, Nara sendiri penasaran terbuat dari apa hati Stevan ini.

“Kamu ga suka?”

Sweet Ecsape [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang