Ayo jangan lupa VOTE dan tinggalkan komentarnya. Aku berharap apresiasi dari kalian 😊
WARNING TYPO
&
HAPPY READINGDengan senyuman yang terus terpatri di wajahnya, Nara dengan telaten merangkai bunga lili yang baru saja ia beli tak jauh dari gedung penthouse. Kali ini Nara ingin sedikit membenahi kediamannya, mengganti taplak meja dan juga menambahkan bunga untuk mempercantik rumahnya.
Nara menghentikan pekerjaannya saat bel rumah berbunyi, segera saja ia melangkah ke arah pintu masuk untuk melihat siapa yang datang. Keningnya berkerut melihat Eric telah berdiri di hadapannya, bersama dua pria berpakaian serba hitam dibelakangnya. Kini begitu banyak pertanyaan yang muncul di pikiran Nara, apa gerangan Eric datang menemuinya, jika Eric ada perlu dengan Stevan mereka pasti bisa bertemu di kantor."Ada apa?"
Eric menghembuskan nafasnya berat, "kau harus kuat setelah menerima kabar ini."
Perlahan senyuman Nara pudar dan digantikan oleh raut wajah gelisah.
"Suamimu kecelakaan," Eric menundukan kepalanya sebentar, "kami kemari untuk mengantarmu ke Rumah Sakit."
Nara menggeleng lemah, ia tak ingin percaya dengan apa yang telah Eric katakan. Namun melihat air wajah Eric yang terlihat sangat sedih menyadarkan Nara bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi terhadap suaminya.
Nara terjatuh, lututnya terasa lemas tak bisa menyangga tubuhnya sendiri, air mata tak bisa ia bendung. Masih terbayang jelas satu jam yang lalu mereka masih bersama dan berbicang dengan hangat, namun kini Nara menerima kabar yang sangat buruk. Kemudian Eric membantunya berdiri, Nara mengusap air matanya sembari menatap Eric.
"Bagaimana bisa?"
"Akan aku jelaskan diperjalanan. Sekarang kau harus segera menyusul ke Rumah Sakit, Stevan membutuhkanmu."
Tanpa perlu menunggu Eric memerintah lagi, Nara segera mengambil mantel, dompet dan ponselnya. Lalu pergi bersama Eric dan orang - orang dari Luzio Agency.
Selama di perjalanan Eric menceritakan permasalahan yang terjadi. Beberapa bulan yang lalu, Stevan membantu seorang jaksa untuk mengumpulkan bukti - bukti bahwa Arnold telah mengedarkan obat - obatan terlarang. Di tambah dengan percobaan pembunuhan yang telah ia lakukan kepada Davina dan keluarganya memjadi daftar panjang kasus kriminal salah satu ketua mafia tersebut. Pelaku penyerangan kepada Stevan sedang diselidiki, Luzio Agency telah mendapatkan bukti berupa rekaman CCTV dashboard mobil. Hingga kini Eric masih menunggu perkembangannya.
Sesampainya di Rumah Sakit Nara diarahkan ke unit gawat darurat, begitu sampai ia langsung diminta menandatangani surat persetujuan agar Stevan segera di operasi untuk mengangkat peluru yang bersarang ditubuhnya, dan juga untuk pemeriksaan lebih lanjut karena korban kecelakaan perlu melakukan berbagai tes untuk memastikan tak ada kerusakan di bagian dalam tubuh pasien.
Tak henti - hentinya Nara terus berdoa agar Stevan bisa selamat, ia duduk di depan ruang operasi di temani beberapa orang dari Luzio Agenct, sementara Eric langsung kembali ke markas besar untuk mengontrol perkembangan kasus penyerangan terhadap Stevan Collins.
Nara sangat takut jika sesuatu yang buruk menimpa Stevan, lebih tepatnya ia takut Stevan meninggalkannya. Jika saja Nara tahu akan begini, ia akan sangat menghargai waktu yang ia miliki bersama Stevan. Namun tentu Nara tak bisa memutar kembali waktu, yang bisa ia lakukan hanyalah menunggu Stevan sehat kembali dan menghargai setiap detik yang Nara miliki bersama Stevan.
Davina dan juga Dalton datang menyusul. Davina memeluk Nara dengan erat dan terus menguatkan Nara, yang mana dengan kedatangan temannya ini semakin membuat Nara merasa ada yang mendukungnya.
"Astaga Nara. Semoga Stevan cepat membaik."
"Terima kasih sudah datang."
Tiga puluh menit kemudian keluarga Stevan datang secara bersamaan. Begitu datang Jules langsung memeluk Nara, kemudian ayah mertuanya mengusap pundak Nara dan mengatakan beberapa kata bahwa Nara harus kuat. Yang terakhir adalah Daisy, Nara masih menundukan pandangannya, tak disangka Daisy menarik Nara ke dalam pelukannya.
"Tak apa, jangan takut. Stevan akan baik - baik saja," Daisy sedikit terisak saat berucap.
Hal sekecil itu saja membuat Nara menangis lagi, ditambah rasa bersalahnya terhadap Daisy. Meskipun Daisy kini sedang menguatkan Nara, sebenarnya ia sama takutnya dengan Nara. Daisy mengusap punggung Nara untuk menenangkan menantunya itu, kemudian ia menuntun Nara duduk di salah satu kursi tunggu, sedikit menjauh dari keluarga dan teman - teman yang lainnya karena ia yakin akan banyak yang akan mereka berdua bicarakan.
"Berdoalah untuk Stevan, kita harus yakin bahwa ia akan baik - baik saja."
Nara menghapus air matanya, "rasanya ini seperti mimpi, tadi pagi berlalu seperti biasanya. Aku tak menyangka Stevan mengalami kejadian seperti ini."
"Stevan sendiri yang memilih jalan ini. Dulu saat masih berkuliah dia sering menjadi aktifis kasus - kasus pelanggaran hak asasi manusia, maka jangan aneh jika dia terus mengejar apa yang dia anggap benar. Lalu jika nanti dia kembali sehat, jangan halangi dia. Sudah sejak dulu aku dan ayahnya terbiasa melihat Stevan menantang mautnya sendiri."
Di akhir ucapannya Daisy menyelipkan nada humor sehingga membuat Nara tersenyum dan merasa terhibur."Saya mengerti. Tentu saya ingin menghormati pilihannya itu."
Daisy tersenyum, tangannya sama dinginnya dengan tangan Nara. Lagi pula Siapa yang siap kehilangan seorang anak, itu adalah hal yang paling menyakitkan bagi orang tua.
"Daisy, anda pasti kecewa terhadapku. Saat itu aku benar - benar kacau."Daisy terdiam, kemudian memperhatikan raut wajah Nara.
"Sudah tahu tentang Nancy?"
"Sudah."
Daisy menghela nafasnya sebelum berbicara, "dibandingkan rasa kecewa, justru aku lebih merasa takut. Stevan bisa memaafkan dirinya sendiri sejak bertemu denganmu, entah apa yang telah kau lakukan, aku ucapkan terima kasih untuk itu. Dan jika sampai kau juga meninggalkannya, entah akan sehancur apa putraku itu. Tak ada orang tua yang ingin melihat anaknya terluka, kamu pasti paham."
"Aku masih jauh dari Kata sempurna. Tapi kami pernah membicarakan hal ini, bahwa kami akan saling mendukung, menerima segala kekurangan dan saling melengkapi satu sama lain."
"Baguslah. Aku jauh merasa lebih lega mendengarnya."
Daisy kembali memeluk Nara, kedua perempuan itu saling memeberi kekuatan satu sama lain sembari menunggu kabar Stevan. Dengan lembut Daisy mengusap puncak kepala Nara, ia memperlakukan Nara seperti putrinya sendiri.
Soal bidang kedokteran tuh menurut aku paling susah buat di ceritain. Jadi aku mohon maaf bila ada istilah atau prosedur yang salah. Tapi tenang aja, aku ga gitu aja asal nulis, bagian operasi aku kumpulim dari berita dan artiker yang bersangkutan.
Satu Chapters terakhir lagi 😭
Terima kasih banyak untuk dukungan kalian 🙏🏻10/07/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Ecsape [Completed]
Roman d'amour©Copyright by Jlyexile, November 2019 R 17 | Bagi ade-ade yang belum cukup umur ayo mundur, jangan di baca, konflik disini belum sesuai dengan usia kalian. ____________ Nara ingin pergi, kabur dari semua bersoalan hidupnya. Pertemuan Nara dengan Ste...