BAB 3: Mungkin Jodoh?

362 29 0
                                    

Hari ini adalah jadwal pelajaran olahraga. Rena pun bergegas dengan Karin menuju lapangan. Rupanya tak hanya kelasnya saja yang ada mata pelajaran olahraga. Kelasnya Radit pun sedang melaksanakan mata pelajaran olahraga.

Terlihat dua kelas berbeda tingkat ini melakukan pemanasan. Radit pun tanpa sengaja melihat Rena yang ikut pemanasan.

Walau sama-sama olahraga, lapangan yang mereka tempati berbeda. Meski lapangan itu berdampingan. Bahkan materi pelajaran pun berbeda.

Usai mata pelajaran olahraga selesai Rena meninggalkan lapangan guna beristirahat dan mengganti pakaian. Karena sebentar lagi mata pelajaran Bahasa Indonesia akan dimulai. Tetapi sungguh sial bagi Rena. Sebelum dia keluar dari lapangan, sebuah bola meluncur keras mengenai kepalanya.

Bukkk!

"Aduh!" kaget Rena terjatuh dan langsung memegang kepalanya.

"Lo nggak apa-apa kan, Ren?" panik Karin.

Belum sempat Rena menjawab. Seseorang menghampiri mereka.

"Lo nggak apa-apa? Maaf!"sahut Radit memandangi Rena.

"Maaf gue nggak sengaja! Mau gue anter ke UKS?" tanyanya Radit hendak meraih tangan Rena.

"Nggak usah, Kak! Lagian aku enggak apa-apa cuma sakit sedikit. Bentar lagi juga sembuh," jawab Rena berusaha bangkit dibantu Karin.

"Bener lo nggak apa-apa Ren?" timpal Karin.

"Beneran nggak apa-apa! Ke kelas, yuk!" ajak Rena berlalu meninggalkan Radit.

"Sekali lagi maaf ya!" mohon Radit sambil berteriak.

Rena hanya menganggukkan kepalanya dan melanjutkan jalannya menuju kelas dengan Karin.

Dari jauh terlihat seseorang sedang menunjukkan tatapan tidak senangnya atas kejadian ini.

***

Untungnya sakit di kepala sudah tak terasa sehingga Rena dapat fokus belajar Bahasa Indonesia hingga waktu istirahat pun berbunyi.

"Ren, mau ke kantin ga?" tanya Karin sambil membereskan alat tulisnya.

"Kayanya nggak deh, aku mau ke perpus saja. Sekalian mau cari buku buat tugas Bahasa Indonesia tadi," ucap Rena.

"Sendiri saja nggak apa-apa? Soalnya gue sudah laper nih,"kata Karin memegang perutnya.

"Iya aku sendiri saja ke perpusnya. Lagian aku kasihan sama cacing yang ada di perut kamu, pasti sudah pada demo," canda Rena tersenyum.

"Tahu saja lo, cacing di perut gue sudah pada demo minta jatah," sahut Karin sambil tertawa dan meninggalkan Rena.

Sampai di perpus, Rena mencari buku yang menunjang buat tugasnya. Setelah mendapatkannya, dia pun duduk untuk sekedar membaca buku tersebut.

Ketika sedang asyiknya membaca, seseorang duduk di samping Rena.

"Maaf! Boleh gue duduk di sini?" tanya pada Rena.

"Silahkan...!" setengah kaget melihat siapa yang menyapanya.

"Lo sendiri saja? Memang Safira kemana?" tanyanya lagi.

"Nggak masuk," jawab Rena sambil menunduk.

"Kenapa?" tanyanya lagi.

Cinta Pertama Luka PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang