Memang tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Melihat hubungan Radit dan Rena tidak terlalu intens lagi setelah kejadian itu. Safira pun menyadari itu.
Beda halnya dengan Rena yang berusaha menjaga jarak dari Radit. Setiap Radit menemui Safira ketika istirahat di kantin, Rena hanya acuh saja. Rena sadar bila dia dekat dengan Radit maka Safira akan marah padanya. Hal inilah yang tidak diinginkan Rena, teringat pesan ibunya.
Tetapi sebuah kejadian yang tak di duga harus dihadapi oleh Rena.
Radit bersama teman-temannya termasuk Marcella sedang berjalan menuju kantin. Tentu saja canda tawa mengiringi mereka.
Ketika itu tidak sengaja Marcella mendorong Radit karena terus menertawakannya. Hingga Marcella kesal, dengan setengah kekuatannya dia mendorong punggung Radit. Maka Radit pun terjatuh, tapi sayang pada waktu yang sama Rena keluar dari pintu kelasnya.
Mendapat dorongan dari tubuh Radit, tubuh Rena pun oleng. Untung saja ada tembok yang menahannya, sehingga tubuh Rena tidak terjatuh.
"Aaawwww!"pekik Rena refleks.
Tapi kini lihatlah bagaimana posisi Radit dan Rena. Mereka seperti orang yang berpelukan. Belum lagi bibir Radit sempat mencium pipi Rena.
Hening sejenak di antara mereka karena rasa kaget yang menyelimutinya. Bahkan Radit dan Rena pun hanya terdiam kaku sambil saling menatap satu sama lainnya.
"Ekhem!" Marcella bersuara memecah keheningan.
Radit dan Rena pun tersadar dan melepaskan tangannya masing-masing dari posisi berpelukannya.
"Lo ga pa pa kan Dit?" tanya Marcella.
"Eh...ga kok!" jawab Radit salah tingkah.
"Aduh, si Radit dapat rezeki nomplok dua kali tuh! Dapat nyium sama peluk cewe!" sindir salah satu teman lelakinya sambil tertawa.
Radit hanya bisa terseyum sambil mengelus sikunya yang sedikit terasa sakit. Berbeda dengan Marcella yang kesal dengan kejadian ini.
"Eh iya! Lo ga pa pa kan Ren?" tanya Radit baru teringat dengan keadaan Rena.
Rena hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tertunduk malu disertai takut.
"Katanya mau ke kantin. Ayo cepetan nanti keburu bel masuk lagi!" ajak Marcella meninggikan suaranya tanda bahwa dia kesal.
Teman-teman Radit pun berlalu menuju kelas. Tetapi Radit masih berdiam diri.
"Maaf ya! Gue ga sengaja," ucap Radit merasa bersalah.
Rena hanya menganggukkan kepalanya. Radit pun hendak bertanya tetapi belum sempat mengeluarkan kata-kata, tangannya sudah ditarik oleh Marcella.
"Cepetan Dit!" kesal Marcella menarik paksa tangan Radit menuju kantin.
Melihat hal itu, Rena hanya bisa diam dan menatap kepergian Radit. Seakan tak percaya dengan kejadian yang dialaminya tadi.
"Lo ga pa pa Ren?" tanya Fira mengagetkan Rena.
Rena hanya bisa menggelengkan kepalanya. Lalu Safira pun mengajak Rena menuju kantin.
***
"Eh nanti sore kita nonton pertandingan futsal sekolah kita yu!" ajak Ayu sambil makan.
"Iya ya! Katanya hari ini final!" timpal Bella.
"Gue dah pasti nontonlah. Dari awal bertanding juga gue dah nonton. Masa pertandingan finalnya gue ga nonton?" jawab Safira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pertama Luka Pertama
Ficção AdolescenteKeterpaksaan ikut tinggal bersama ibuku di rumah majikannya, membuahkan hasil yg mengejutkan. Aku mendapatkan cinta pertamaku dan bertemu dengan ayah kandungku.