Vote and comment
.
.
.
.
.
.Joya berjalan pelan menyusuri trotoar jalan yang ramai oleh pejalan kaki. Malam ini cukup padat dengan pasangan muda-mudi yang melewatkan 'malam kamis' mereka bersama dengan nongkrong di warung-warung pinggir jalan sambil menikmati sedapnya nasi goreng yang dibumbui oleh gombalan pasangannya. Iyuh, memikirkannya saja membuat Joya bergidik sendiri.
(Ini Joya yang kesal sendiri pas liat pasangan lagi mesra-mesraan sedangkan dia sendiri jomblo😅)
Setelah mengerjakan tugas tadi bersama dengan Zilan dan Ocha serta sedikit mengghibah, Joya jadi dibuat pusing memikirkan apa yang ia lihat tadi di kelas 12-D. Ia masih belum terlalu percaya, jadi Zilan menyarankan untuk mencari tau dulu apa yang terjadi saat ia melihat Dila yang membongkar tas. Biar kesannya tidak main tuduh. Dan juga, meskipun itu benar, setidaknya Joya memiliki bukti.
Joya yang berjalan santai dengan mata menatap para penjual nasi goreng dipinggir jalan tiba-tiba membuat ia juga ingin memakannya. Jadi ia memutuskan untuk pergi ke satu warung di pinggir pohon besar untuk menikmati 1 porsi nasi goreng.
"Bu, pesan satu nasi gorengnya," ucapnya setelah duduk disalah satu bangku yang tidak terlalu jauh dari si ibu yang menjual.
Tenda biru yang dipasang menjadi atap serta beberapa spanduk pemilu, iklan, dan beberapa spanduk lain dibuat sebagai dinding warung ini. Tempatnya tidak terlalu besar, mungkin bisa menampung 20 orang. Tempaatnya cukup nyaman ditengah hiruk pikuk jalan yang banyak kendaraan. Pembelinya baru Joya dan 3 orang anak muda yang duduk dipojok.
Joya melirik jam tangannya yang baru menunjukkan pukul 8 malam. Itu berarti sedikit lagi tempat ini akan semakin ramai. Entah kenapa juga orang-orang lebih menyukai keluar di tengah malam dari pada jam begini. Mungkin lebih kebanyakan yang lapar di jam kritis.
Lagipula tempat ini memang pusat dikotanya. Mulai dari taman, pertokoan, hingga warung-warung kecil dipinggir jalan seperti ini yang paling bagus untuk dibuat tempat nongkrong. Aktifitas disini memang tidak akan berhenti selama 24 jam, berjalan terus tanpa lelah.
"Ini pesanannya, Dek."
Joya tersadar dari lamunan tentang tempat ini saat melihat nasi gorengnya telah tersaji dihadapannya. Ia tersenyum ramah dan mengucapkan terimakasih pada sang ibu.
Joya dengan semangat mulai menyendokkan nasi goreng itu kemulutnya. "Hmm... enak," gumamnya tanpa sadar. Ia memang pencinta nasi goreng, terutama nasi gorengnya Pak Maman. Sekarang lidahnya merasakan cita rasa yang baru dan itu enak menurutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOY & JUN
Teen Fiction"Jun itu tetangga yang menyebalkan, ketua kelas pelit, partner berantem, sekaligus teman masa kecil yang pintar." ~Joya "Joy itu kalau marah menyebalkan, kalau diam menakutkan. Maaf, Joy, tidak ada pujian untukmu." ~Juna Ini kisahnya Joya dan Juna...