Mpot dan ment😅
.
.
.
.
.
.
.
.
.Dulu itu Zilan, Ocha, dan Joya dipertemukan saat akan memasuki SMA.
Saat MOS Joya menjadi korban tumbangnya Ocha yang pingsan hingga mereka jatuh sama-sama. Joya yang kebetulan berdiri dibelakang Ocha ikut rubuh bersama Ocha hingga membuat telapak tangannya terluka. Joya bahkan sempat terluka di telapak tangannya karena posisi jatuhnya kebelakang.
Ocha yang merasa bersalah kepada Joya, meminta maaf dengan mentraktir Joya di kantin. Joya yang tidak mau menolak rezeki mau-mau saja karena gratis. Kapan lagi bisa makan gratis, batin Joya saat itu.
Ditengah keduanya asik makan, tiba-tiba mendaratlah sebuah tubuh dibangku sebelah Ocha. Kedua gadis yang masih menyantap bakso mereka, menatap aneh seorang lelaki yang tengah tersenyum lebar kearah mereka.
"Hai, namaku Zilan. Nama panjangnya nanti saja saat dikelas," ucap Zilan bersemangat. "Kenapa diam? Belum pernah melihat pria tam---"
"Kau tidak tampan," potong Joya cepat sedikit mencibir.
"Dia lumayan, kok." Ocha menggaruk pipinya malu karena keceplosan.
Zilan yang tadinya sempat mental-down langsung semangat kembali. "Wah, ini baru temanku."
Ceks.
Joya berdecak pelan melihat kelakuan Zilan. Dari sekian banyak siswa baru disini, kenapa lelaki abstrak itu memilih duduk disini?
"Sebenarnya apa yang kau lakukan disini? Perasaan disana banyak tempat yang kosong dan juga disana banyak para lelaki yang berkumpul." Aneh saja melihat Zilan---- yang terlihat laki banget atau tidak kelihatan sedikit bengkok---- malah bergabung dengan mereka yang cewek.
"Malas saja. Aku itu goodboy yang patuh aturan, sayang orangtua, dan rajin menabung. Aku tidak suka membahas hal-hal aneh seperti membicarakan senior, menjelek-jelekkan guru, berencana bolos, dan hal-hal negatif lainnya. Lebih baik bergosip dengan kalian saja, bergosip is pemersatu bangsa."
Alasan yang sangat aneh memang. Tapi sayangnya, setelah berteman lama dengan Joya dan Ocha Zilan malah melakukan hal-hal itu karena ternyata mereka berdua sama bandelnya dengan para lelaki. Ini bukan Joya dan Ocha membawa pengaruh buruk buat Zilan, hanya saja laki-laki itu terlalu polos saat itu.
Dan pertemanan mereka masih berlanjut sekarang. Zilan dan Ocha sudah merasa kesepian karena Joya yang tidak masuk. Padahal mereka baru 2 jam disekolah, tapi sudah merindukkan pawang mereka itu.
"Zilan, nanti pulang sekolah kita pergi ke apartement Joya, ya?" Gadis itu berbisik pada Zilan yang duduk disampingnya menggantikan Joya untuk sementara. Dia enggan untuk duduk sendiri, katanya nanti jadi bangku kosong.
"Oke, sekalian kita beli cemilan," balas Zilan berbisik. "Kita juga harus mengacak apartement Joya, 'kan om dan tante kebetulan tidak ada."
Teman kamvret.
Andai saja Joya tau apa yang akan dilakukan dua temannya itu, sudah pasti Joya akan membawa ular peliharaan tetangganya agar dua orang itu bisa diam.
"Ide bagus." Keduanya kemudian terkekeh pelan namun cukup didengar oleh Bu Wulan, guru sejarah mereka.
"Ah, sepertinya Zilan harus menjelaskan alasan kenapa tembok China dibangun."
"Mampus."
○○○○
Juna beserta beberapa teman sekelasnya termaksud Zilan dan Ocha yang memilih ikut praktek melukis untuk mata pelajaran seni budaya. Beberapa temannya memilih prakarya, dan beberpa lagi memilih seni.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOY & JUN
Roman pour Adolescents"Jun itu tetangga yang menyebalkan, ketua kelas pelit, partner berantem, sekaligus teman masa kecil yang pintar." ~Joya "Joy itu kalau marah menyebalkan, kalau diam menakutkan. Maaf, Joy, tidak ada pujian untukmu." ~Juna Ini kisahnya Joya dan Juna...