Mari awali part ini dengan ucapan Bismillah...
lets go
●●●●●
Joy itu orangnya memang agak jahil dan juga selalu buat orang kesal, tapi percayalah ia adalah orang yang tidak tegaan. Hanya saja ia tak tau bagaimana untuk mengekspresikan rasa menyesalnya dan hanya bisa memendamnya hingga ia sendiri yang dibuat pusing.
Seperti saat ini, Joy yang berbaring sambil menenggelamkan kepalanya kebantal sesekali menarik dan menghembuskan nafas beratnya. Ia ingin berteriak saat kembali terpikir kejadian kemarin yang ia tidak sengaja merobek buku catatan Jun. Ia juga menyesal karena membatalkan untuk ikut Zilan dan Ocha ke acara 'PlayYourMusic'. Ini namanya double shit.
Sembilan tahun selalu bersama Jun membuat ia hafal mati sifat tetangganya itu. Mungkin menurut beberapa orang jika bukunya robek itu hal biasa, tapi bagi pecandu belajar seperti Jun itu hal yang luar biasa. Bagi Jun, buku merupakan barang paling berharga dalam hidupnya. Jun selalu menjaga bukunya dengan baik. Jangankan robek, lembar buku yang terlipat saja hampir tak pernah terlihat dibukunya.
Sebenarnya saat itu Joy sudah terlanjur kesal pada Jun, jadi ia melupakan fakta besar itu hingga sekarang Joy menyesalinya. Joy hanya bisa menggaruk kepalanya frustasi. Dalam kepala ia berpikir, apa mungkin aku akan diculik dan dikurung oleh Jun? Atau tidak Jun akan meracuniku dengan racun Sianida yang bercampur Logaritma? Ah, aku benar-benar mati jika begitu.
"Ah, sial." Joy bangkit dari tidurnya. Ini tidak bisa dibiarkan. Bisa gila lama-lama jika ia seperti ini. Masa bodoh dengan fakta ia masih kesal dengan Jun, ini lebih membuat kepalanya akan pecah.
"Juna brengsek. Kau membuatku hampir gila," batin Joy yang kini sudah bersiap untuk pergi ke Apartemen Jun yang kebetulan hanya berbeda 1 lantai dengannya. Ya, mereka bertetangga selama sembilan tahun ini. Mereka juga selalu satu sekolah dan 6 kali dikelas yang sama.
Tak sampai 10 menit, Joy sudah berdiri di pintu Apartemen Jun. Rasa ragu masih menyelimuti Joy akankah ia masuk dan minta maaf-mungkin. Atau pergi dengan rasa bersalah yang menyiksanya.
Tok tok tok
Untuk saat ini Joy akan mencobanya dulu. Mungkin berpura-pura dengan mengantar sebuah kue sambil berbasa-basi sehingga Joy bisa melihat ekspresi wajah Jun apakah pria itu marah atau lebih marah. Bantu aku Tuhan.
Tok tok tok
Joy kembali mengetuk pintu dan masih belum ada yang membuka pintu.
"Kemana dia? Kenapa lama sekali membuka pintu?" Joy melirik kesal kearah pintu tersebut. Bukan tipenya jika harus menunggu begini."Apa yang kau lakukan disini?" Joy terkejut saat sebuah suara datang dari belakangnya. Dia berbalik dan menatap kesal pada seseorang tersebut.
"Tidak bisakah kau datang dengan salam? Kau membuatku terkejut." Jun hanya menghembuskan nafasnya berat. Untuk hari ini ia tak ingin berdebat dengan gadis ini, lagipula ia juga masih kesal.
"Assalamualaikum, ada perlu apa hingga kau datang ketempat tinggalku?"
Joy langsung teringat tujuannya kemari, tapi ia sedikit menyesal sekarang. Gengsi jika ia harus minta maaf langsung begini, tapi ia sudah terlanjur dan tidak bisa mencari alasan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOY & JUN
Roman pour Adolescents"Jun itu tetangga yang menyebalkan, ketua kelas pelit, partner berantem, sekaligus teman masa kecil yang pintar." ~Joya "Joy itu kalau marah menyebalkan, kalau diam menakutkan. Maaf, Joy, tidak ada pujian untukmu." ~Juna Ini kisahnya Joya dan Juna...