♡Part 17♡

43 7 0
                                    

Huaa...

Author lupa kalo tanggal 7 april kemarin itu tepat 1 tahun cerita ini dipublish...

Kiranya tanggal 17 april nanti, so sad😢😢

Niatnya kan mau di tamatin pas 1 tahun cerita ini...

Yaudah deng.

Happy Reading!!
.
.
.
.

Dulu Juna saat masih baru pindah di apartemennya, Juna adalah anak yang pendiam, suka murung, sering menyendiri, dan dingin. Umurnya saat itu baru 10 tahun. Sikapnya itu karena dia jarang bersosialisasi sebelum pindah ke apartement itu.

Setelah tinggal satu minggu disana, Juna mencoba keluar untuk jalan-jalan karena dia mulai bosan. Sekedar mencari angin, Juna menyusuri jalan dengan langkah kecil sesekali melirik sana-sini.

Dipersimpangan jalan yang tidak terlalu jauh dari apartemennya, tiba-tiba Juna ditarik dengan paksa hingga tubuh kecilnya tersentak kebelakang. Ia melotot kaget setelah melihat seorang gadis yang lebih tinggi sedikit darinya menatapnya dengan panik. Gadis itu memakai seragam putih merah khas anak sekolah dasar.

"Jangan kesana."

Juna bingung karena masih terkejut. Gadis yang menarik tangannya ini siapa? Kenapa dia menarik tangannya dengan panik.

"K-kenapa?" Tanya Juna gugup. Jujur saja, Juna baru beberapa kali berinteraksi dengan teman sebayanya jadi ia merasa sedikit canggung, tapi lebih ke takut.

"Disana itu ada orang gila sedang mengamuk, dia biasanya mengejar anak-anak sekolah seperti kita. Jadi jangan kesana kalau tidak mau ditangkap olehnya," ucap gadis itu kemudian menyengir.

Juna takut. Tentu saja, ia belum pernah berhadapan dengan hal-hal seperti itu. Refleks dia mendekat kearah gadis itu dengan panik.

"Aaarrgghh..."

Gadis itu melotot kaget.

Juna merinding.

Orang gila itu menggila.

"LAAARRIIIIIIIIIII...."

Gadis itu langsung menarik Juna untuk berlari saat melihat orang gila itu kini mengejarnya beserta dengan beberapa anak lelaki yang berseragam sama dengan gadis ini yang juga berlari.

Seumur-umur Juna bahkan sangat jarang melihat orang gila, dan sekarang dia malah dikejar oleh orang gila. Ingin rasanya dia menangis saat ini juga, tapi daripada menangis dia lebih memilih untuk berlari dan menjauh sejauh-jauh mungkin dari orang gila tersebut. Menangisnnya nanti saja.

Berbanding terbalik dengan Juna yang bahkan ingin terkencing dicelana karena takut, gadis itu malah terlihat sangat bahagia dan tertawa sepanjang mereka berlari. Bodoh, pikir Juna melihat gadis ini yang bukannya takut malah terlihat bahagia seperti sedang bermain kejar-kejaran bersama teman-teman sekolah.

"Stop, stop...," ucap gadis itu dan menahan Juna.

Juna melotot. "Kenapa berhenti? Bagaimana kalau kita ditangkap?" Juna berujar panik dengan suara bergetar ingin menangis.

"Tidak apa-apa, dia tidak akan mengejar kita lagi," ucap gadis itu santai sambil memperbaiki rambutnya yang berantakkan.

Juna kesal. Jantungnya bahkan hampir copot karen takut tapi gadis ini malah menyuruhnya berhenti. Bagaimana jika orang gila itu menemukan mereka? Bagaimana jika mereka ditangkap? Bagaimana jika mereka--- ah sudahlah, ia langsung berbalik dan berniat untuk pergi meninggalkan gadis itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JOY & JUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang