"Loh abang mau kemana?"
"Kamu udah waktunya bangun dek"
"Bangun gimana? Adek jelas jelas udah bangun ini"
"Maksud abang adek harus bangun dari koma, bunda sama ayah nungguin kamu"
"Abang ngomong apasih? Ayah sama bunda bukannya di luar kota ya?"
"Adek masih inget apa yang abang omongin tempo lalu tentang rasa ikhlas kan?"
Adek mengangguk, matanya berkaca kaca satu kalu kedipan maka jatuhlah benda bening itu ke pipi gembilnya
"Abang—jadi jadi ini semua cuma mimpi ya?"
"Bukan mimpi, tapi Tuhan kasih kamu kesempatan buat mewujudkan mimpi mimpi itu. Kayak yang kamu tulis di buku diary kamu tentang 'Magic Shop' walaupun itu gak ada tapi kamu harus tetep bersyukur karena kamu udah sempet ngerasain bahkan memiliki kembali sesuatu yang gak akan bisa kembali lagi di kenyataan. Kayak abang, dek abang gak suka liat kamu yang gampang nyerah. Abang gak suka liat kamu nangis. Abang gak suka. Abang mau kamu jadi adek abang yang tangguh, yang kuat, yang dewasa lebih dari ini karna abang yakin kamu mampu dek. Kamu pasti bisa, sekalipun gak ada abang. Kamu pengen liat abang bahagia gak?" Adek mengangguk sambil terisak memilukan
"Adek harus ikhlas abang pergi"
"Adek gamau abang pergi. Adek gamau di tinggal abang"
"Adek abang mohon sayang, gak cuma abang yang kesiksa tapi kamu pasti juga lebih kesiksa"
Hiks hiks
"Makanya abang ikut adek"
"Tanpa adek minta kalau abang bisa abang pasti udah ikut sayang" adek semakin memeluk erat Jimin, menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Jimin sambil terus terisak kencang
"Dek kita harus pulang" ucap seorang, itu bukan Jimin
"K-ak Jungkook?", "Kak abang harus ikut kita"
"Sayang dengerin kakak, abang emang harus pulang tapi bukan sama kita karna kita udah beda takdir. Adek harus belajar ikhlas. Di sana ada ayah bunda kamu sama kak Taehyung yang sedih banget karna kamu gak mau bangun, kamu gak mau pulang. Udah cukup kita di sini, sekarang udah waktunya kita pulang"
Pelan tapi pasti Jimin melepas pelukan adek, pelan pelan dirinya berjalan ke arah cahaya putih. Sampai di ujung jalan, dirinya berbalik. Melambaikan tangan ke arah Jungkook dan adek yang terisak semakin hebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop
Short StoryBerada di satu kota ajaib. Kota yang tidak begitu besar dengan penduduk yang tidak banyak. Kota yang menyimpan sejuta kebahagiaan. Kota itu seperti sebuah kotak berisi keajaiban di dalamnya. Selamat datang di "Magic Shop"