"Bunda! Ayah!" teriak seorang gadis yang membuat kedua orang tua itu langsung menghentikan adu mulut yang mereka lakukan, setiap hari.
"Adek cape denget ayah sama bunda tiap hari begini, selalu caci maki, teriak teriak ngebahas sesuatu yang seharusnya adek gak denger itu semua! Harusnya ayah sama bunda sadar kalau adek masih 15 tahun! Yang butuh perhatian, butuh kasih sayang bukan omongan kalian yang kayak gini. Capek nda, yah adek capek. Adek muak sama kalian. Rasanya adek pengen ikut abang aja! Abang sayang ke adek! Gak kayak ayah sama bunda, egois-" ucapnya tertahan, satu benda bening sudah lolos di ujung matanya.
"Abang, adek pengen ikut. Jemput adek bang" lanjutnya, berkata dengan menggebu gebu karena emosi yang tidak bisa di tahan lebih lama lagi.
Pipi gembilnya sekarang sudah basah oleh air mata yang turun dengan deras sedari tadi. Hidung juga matanya memerah, raut wajah yang selalu kecewa dan nyeri pada hatinya setiap mendengar kedua orang tua nya yang selalu bertengkar. Entah masalah kecil atau masalah besar, selalu saja di selesaikan dengan saling meneriaki satu sama lain. Jika sudah begitu mereka juga tidak menemukan titik terang, malah semakin memperburuk keadaan.
Adek, seorang gadis yang sedang dalam masa pertumbuhan ini tertekan bukan main, dirinya harus menahan rasa takut sendiri. Masih mending jika hanya saling meneriaki, tak jarang kedua orang tua nya main tangan atau saling melempar benda apa saja membuatnya takut sampai harus menggigit bibir bawahnya hingga berdarah sambil menutupi kedua telinganya di pojokan kamar miliknya.
Hi guys? I have a new short story, semoga kalian suka. Happy reading(๑・ω-)~♥"
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Shop
Cerita PendekBerada di satu kota ajaib. Kota yang tidak begitu besar dengan penduduk yang tidak banyak. Kota yang menyimpan sejuta kebahagiaan. Kota itu seperti sebuah kotak berisi keajaiban di dalamnya. Selamat datang di "Magic Shop"