Setelah makan malam malam selesai Taehyung kembali merapikan bekas makan Sakura dan dirinya. Mencuci piring setelah makan biasa dia lakukan ketika Sakura sedang sibuk.
Setelah itu dia langsung mengambil ponsel Sakura yang ada dimeja makan dan menjauhkannya dari jangkauan Sakura.
Taehyung kembali kekamar. Dia melihat Sakura sedang mencari sesuatu.
"Tae, kau lihat ponselku?" Sakura mencari ponselnya kebingungan.
"Ponselmu ada bersamaku."
"Bisakah aku memintanya. Aku harus menghubungi manager Kang."
"Kau tidak boleh mengakaes ponselmu untuk sementara waktu. Aku ingin kau istirahat."
"Ayolah Tae. Berikan padaku."
"Tidak. Aku akan memberikannya padamu 2-3 hari lagi."
"Tapi manager Kang?"
"Aku sudah menghubunginya. Jadi kau tidak perlu khawatir."
Sakura mau tidak mau harus menuruti keinginan Taehyung.
Keesokan harinya Sakura melihat Taehyung dirumah menemaninya. Dia tahu seharusnya Taehyung berada di studio.
"Tae, kau tidak pergi ke studio?" Sakura mengotak atik siaran di televisi.
"Tidak. Hari ini aku ingin menemanimu." Jawab Taehyung.
"Tapi kau-."
Taehyung mencium cepat bibir Sakura sebelum melanjutkan kalimatnya.
"Taehyung. Kau ini selalu saja menciumku mendadak ketika aku sedang berbicara."
Taehyung tertawa puas. "Karena aku tahu apa yang ingin kau katakan."
"Kau seperti anak kecil." Sakura menyipitkan matanya.
Sakura bangun dan pergi kedapur kemudian kembali dengan satu bucket ice cream berukuran 350 ml ditangannya. Sakura menyendokkan ice cream kedalam mulutnya dan sedikit membuat otaknya beku.
"Kau mau?" Sakura menyendokkan ice cream ke arah Taehyung.
Taehyung membuka mulutnya dan melahap ice cream dari suapan Sakura.
"Sakura, bagaimana jika aku menyewa bodyguard untukmu?"
"Aku tidak perlu itu. Kau tidak usah khawatir kejadian kemarin hanya kecelakaan biasa." Sakura kembali menyuapkan ice cream kedalam mulut Taehyung.
"Kau berkata seperti itu semakin membuatku ingin menyewa bodyguard untukmu."
"Aku tahu kau khawatir padaku tapi sekarang aku baik-baik saja."
"Tolonglah Sakura. Setidaknya itu membuatku merasa tenang ketika kau tidak disampingku."
Sakura akhirnya menyetujui. "Baiklah tapi dengan satu syarat?" Sakura menyendomkan kembali ice cream dan menyuapkannya pada Taehyung.
"Apa?"
"Hanya satu saja tidak lebih dari itu."
"Dua cukup satu terlalu dikit." Jawab Taehyung.
"Satu. Aku ingin satu."
Taehyung akhirnya mengalah. "Baiklah satu."
"Tapi beritahu aku jika kau sudah mendapatkannya." Sakura menunjuk Taehyung dengan sendok ditangannya.
"Siap nyonya Kim." Taehyung memberikan hormat. "Kau belum memberitahuku siapa pemain dalam filmmu kali ini."
Sakura menggaruk rambutnya yang tidak gatal. "Aku lupa." Jawab Sakura.
"Siapa?" Tanya Taehyung penasaran.
"Park Yujin dan KimWooseok. Dia yang menjadi pasanganku."
"Pria itu lagi. Apakah korea selatan sudah kehabisan aktor."
"Taehyung kondisikan wajahmu." Sakura tertawa melihat wajah kesal Taehyung. Tapi tunggu mengapa Park Yujin menjadi pasanganmu. Dia wanita. Jangan bilang-."
Sakura mengangguk. "Dia akan menjadi kekasihku juga di film ini."
"Apa?" Taehyung menganga.
"Benar difilm ini aku mempunya hubungan antara pria dan wanita. Aku harus memerankan seorang biseksual yang keluar dari rumah sakit jiwa."
"Siapa penulis script itu. Aku ingin bertemu dengannya."
"Untuk apa?" Sakura bingung.
"Aku ingin bertanya darimana otak gilanya berasal." Taehyung berkata dengan ketus.
"Taehyung kau lucu." Sakura tertawa puas.
"Sudah cukup aku menahan rasa cemburuku pada semua aktor itu sekarang aku harus menahan rasa cemburuku pada seorang wanita. Ini gila bukan." Taehyung mengeluh.
"Kau juga cemburu melihatku dengan Hyewon."
"Hyewon." Taehyung mendecak kesal. "Wanita itu aku tidak bisa mendeskripsikannya. Dia selalu saja ingin berada disampingmu. Menempel seperti lem. Memelukmu seperti kekasihnya. Apakah dia seorang penyuka sesama jenis?"
Sakura tertawa mendengar pertanyaan Taehyung. "Dia normal Tae. Mungkin itu sifatnya yang seperti itu."
"Apakah dia melakukan itu juga ketika kalian masih dalam grup yang sama?" Taehyung kini seperti seorang penggosip.
"Ya, dia selalu seperti itu. Dia seperti duplikat dirimu."
"Tidak. Aku lebih baik darinya." Taehyung menjawab penuh percaya diri.
"Kau itu selalu penuh percaya diri."
"Harus. Aku selelu seperti ini terutama semua hal yang berhubungan dengan dirimu."
"Kau itu sungguh romantis." Puji Sakura.
"Karena aku memiliki istri yang tidak peka, aku harus bersikap romantis."
"Itu bukan salahku." Sakura cemberut.
"Lalu salah siapa? Salah ibumu yang mengandung dirimu?" Ledek Taehyung.
"Itu sifatku seperti sifatmu yang posesif padaku." Sakura membela dirinya.
"Aku posesif itu karena dirimu."
"Mengapa selalu aku." Sakura membulatkan matanya.
"Aku tidak punya orang yang disalahkan jadi aku menyalahkanmu." Taehyung tertawa.
"Tidak adil." Sakura menggerutu.
"Itu adil." Taehyung memeluk gemas tubuh mungil Sakura.
"Tae." Panggil Sakura.
"Ya."
"Bisakah aku memilih bodyguard untuk diriku sendiri?"
"Tidak." Jawab Taehyung singkat.
"Kenapa?" Sakura mengeluh.
"Karena tidak."
"Beri aku alasan yang lebih masuk akal."
"Kau akan memilih bodyguard lelaki yang tampan."
"Tapi terlihat tampan bukankah itu bagus."
"Tidak. Mereka akan mencoba menjodohkanmu dengan bodyguardmu." Sepertinya Taehyung tahu apa yang ada dipikiran fans Sakura.
"Tapi aku sudah menikah denganmu."
"Tidak ada alasan Sakura. Aku tidak suka itu."
"Baiklah." Sakura menjawab dengan kesal.
Beginilah nasib Sakura memiliki suami yang posesif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol And The Actress Marriage (The Actress series #3)
FanfictionCOMPLETE Pernikahan Kim Taehyung dan Miyawaki Sakura merupakan pernikahan terheboh ditahun ini. Pasalnya tidak ada yang mengetahui hubungan mereka sampai mereka berdua menyampaikannya didepan publik dan 2 bulan kemudian mereka menikah. Bagaimana ca...