Kupasrah dengan Keputusan
--Najwa Azzahra--
###Senja di sore hari ini tak seperti senja yang kemarin. Cuacanya juga tak secerah kemarin. Awan-awan hitam berkabut tebal telah menggantung di kaki-kaki langit nan luas itu. Desiran angin yang semakin kencang menerpa tubuhku, membuatku tidak sanggup untuk berlama-lama berada di depan rumahku karena terlalu dingin. Sama halnya dengan suasana hatiku saat ini, yang gelisah, karena masih saja kepikiran akan kata-kata ayahku kemarin.
“Najwa, Ayah berharap kamu bisa mengerti dengan keputusan Ayah ...,” lirihnya penuh harap.
“Kasih waktu untuk Najwa berpikir, Ayah,” sahutku. Ayah mengangguki, kemudian kembali berkata, "Ayah harap kamu tidak mengecewakan Ayah."
Sebenarnya sulit untuk kubayangkan berpisah dari orang tua dan menjalani hidup bersama orang yang baru aku kenal. Aku takut, tapi hati kecilku selalu berkata bahwa aku harus terima perjodohan itu. Ada keyakinan dalam hatiku bahwa ayahku tidak akan mungkin salah memilihkan pendamping untukku. Ayahku pasti akan memilih yang terbaik untukku.
Walau sebenarnya aku masih bimbang, pagi itu aku memberikan keputusan kepada ayahku. Baiklah, kupasrah menerima keputusan ini. Aku akan berusaha ikhlas menjalani kehidupanku bersamanya. Karena aku yakin rencana Allah adalah yang terbaik untukku. Aku hanya bisa berharap, tanpa aku tahu rencana apa yang telah Allah siapkan untukku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Surga (Tamat)
Short StorySemua anggota keluargaku semunya menikah karena dijodohkan oleh orang tuanya. Mereka bisa bahagia, meski itu bukan pilihannya sendiri. Maka, aku yang mempunyai garis keturunan dari mereka harus terlibat perjodohan juga. Tetapi entah mengapa, aku mer...