6. Ternyata...

666 47 1
                                    

Tidak terasa satu bulan berlalu. Aku sudah kembali ke rumahku di Bangkalan dan bersamaan dengan itu perhatian yang pernah Mas Farhan berikan selama kami ada di Surabaya, sirna. Bahkan dia makin cuek lebih dari sebelumnya. Apalagi setelah kewafatan kedua orang tuanya. Dan aku harus mengerahkan kesabaran ekstra untuk menghadapinya.

Ya, satu bulan dari kematian ayah dan ibuku, Ayah dan Bunda menyusul mereka. Ayah dan Bunda meninggal karena kecelakaan saat perjalanan menuju Surabaya.

Aku tahu, aku paham dengan apa yang dirinya rasakan. Karena aku pernah mengalaminya. Aku tahu bagaimana rasanya kehilangan dua orang yang sangat berharga dalam waktu yang bersamaan. Oleh karenanya, aku berusaha untuk selalu ada di dekatnya. Aku berusaha untuk mengerti dirinya. Akan tetapi, dia menolak perhatian itu. Dia lebih banyak menyendiri dan menutup diri dariku. Membuatku bingung harus berbuat apa lagi untuk membuatnya kembali terbuka, seperti yang ia lakukan padaku waktu di Surabaya. Namun ternyata, dia malah makin menjadi-jadi. Aku sudah lelah dengan semuanya.

Dua tahun sudah aku mengarungi bahtera rumah tanggaku dengannya. Perlakuan yang aku dapat masih sama seperti sebelum-sebelumnya. Hanya saja sikapnya mulai berubah kembali. Perhatiannya mulai ia berikan kembali kepadaku, karena akhir-akhir ini rawan terjadi perampokan di kompleks perumahan Kabupaten Bangkalan itu. Dia sekarang lebih sering berada di rumah walaupun tidak berkumpul denganku. Setidaknya aku merasa aman karena ada orang yang akan melindungiku jika terjadi sesuatu.

***

Bidadari Surga (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang