Bab |10| Who she?

21 6 5
                                    

Gelap menjadi terang, Mentari pagi mulai muncul. Matahari dengan bangganya muncul hingga menyilaukan seorang perempuan yang sedang berkutat dengan alat pemotong rumput. Ditemani oleh seorang pria berkepala 4 yang melakukan hal serupa dilakukan ayra.

"Non? non teh kalo cape, biar ujang aja yang beresin. Non dari tadi belum istirahat. Non jug--

"Ga pa pa mang" sela ayra

"Tapi non, non dari tadi belum istirahat. Bahkan saya pun belum liat non makan. Jangankan makan, saya aja ga liat non aya minum. " ucap mang ujang- penjaga kebun di mansion Xander

"...."

Merasa tak ada sautan dari ayra, mang ujang terbiasa dengan keterdiaman ayra, mang ujang pun tak memandang ayra dengan penampilan saja. Bahkan mang ujang sama ayra sudah terbilang cukup dekat. Karna ayra sering memotong rumput disetiap pekan sekali.

"Non?non tau ga--

"Ga tau"

"Ealah si non,saya kan belum cerita."

"Td mang ujang nanya kan. Ya saya jawab"

"Nuhun atuh. Kemaren kan saya lagi duduk di depan. Nah, pas saya lagi nyenter-nyenter saya ngeliat bayangan putih lewat neng. Trus kan saya samperin... Pas saya udah deket sama kain yang warnanya putih, saya malah dikagetin pak nardin, neng. Saya liat lagi... ga ada kainnya!! "

"Lah saya kan heran. Saya nanya teh sama pak nardin.. Katanya disitu pernah ada mayat sengaja dibuang. Saya disitu langsung lari seribu bayangan neng!!! "

"Alias saya lari ngibrit ninggalin pak nardin! Nah, pas saya udh sampai di pos.. Saya liat ada kopi nganggur neng, pas saya minum saya dikagetin. Sama pak nardin yang nepuk bahu saya, saya sembur lah dia pake kopi.. Lagian teh dia ngagetin saya. "

"Terus teh, dia cerita juga katanya di pojok komplek itu ada pohon besar yang ditungguin. Iih serem teh neng." ucap mang ujang

Daaaan kisah berlanjut...

✘✘✘✘

Dilain tempat, berbeda dengan dua jam yang lalu..

Keluarga bangsawan tengah berada di ruang makan. Hanya denting sendok dan garpu terdengar. Sampai sang ayah menjadi pusat perhatian.

"Kamu, ayah jodohkan dengan anak sahabat papa. Tak ada bantahan, karena papa punya janji dimasa lalu. "

"Yah, kenapa harus saya? "

"Tidak ada bantahan! " "lanjutkan makan kalian"

"Saya duluan" ucap nya dengan mencium tangan kedua orang tuanya

"Habiskan dulu, nak" ucap sang mama tetapi tak dijawab oleh sang anak

"Assalamualaikum."

"Jodohmu satu sekolah dengan mu"

Itulah ucapan sang papa terakhir terdengar sebelum keluar rumah. Ia bimbang.. Ia tak mau dijodohkan karena ia sedang mencari anak kecil di masa lalu nya. Sampai saat ini pun.. Ia belum bertemu dengannya, sesusah itu kah? Tentu saja susah! Bayangkan,hanya mencari bermodal foto masa kecil dan informasi dengan nama panggilan anak perempuan itu...Betapa susahnya, tapi tak boleh nyerah begitu saja.

"Saya harus mencari mu dengan cepat! " ucap sang anak  mengendarai motor dengan kecepatan cepat.

"Tapi bagaimana? "

LIAY-OLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang