Bab |3| Mie Ayam Pinggiran

23 8 6
                                    

Malam yang gelap dan sunyi tak membuat si gadis yang duduk di taman itu ketakutan. Gadis itu bahkan ketawa-ketawa karna semakin di pikirkan semakin membuat otak nya lemah dan lelah, sudah dua jam ia tak singgah di tempat nya, bahkan cuaca pun mendukung hati si gadis itu.

Gadis itu ialah ayra. Ayra yang tahu akan turun hujan tak menghiraukan bahwa akibat apa yang di perbuat nya. Ayra yang duduk di bangku besi berwarna putih itu tertawa, mengapa hidup yang ia lewati semakin membuat nya sulit untuk ia jalan kan.

'Kenapa hidup gw serumit ini' batin ayra

'Kenapa semakin gw untuk maju, semakin banyak rintangan nya'

'Apa dosa hamba mu ini tuhan'

Jedderrr

'Bahkan bumi pun menertawakan ayra'

Tak lama hujan datang mendukung hati ayra yang rapuh. Tak lama pula,hujan telah menyembunyikan air mata yang selama ini tak ayra lihatkan kepada orang-orang terdekat nya. Selang beberapa menit ayra tertidur di bangku berwarna putih dengan seorang diri

🌬💨💨💨

"Eengh... "

'Kamar siapa nih,hah baju gw kok ganti,siapa nih yang ganti?!haduuh' batin ayra setelah menyadari bahwa ini bukan kamar nya+bajunya . Ayra gelisah, ayra gelisah.

Ceklek

"Non udah bangun...em..non tadi itu'bajunya saya ganti." ucap yang di percaya ayra pembantu rumah tangga disini, setelah melihat kegelisahan ayra.

'Huffft untung aja' batin ayra

"Makasih.Bi ini dimana ya? " tanya ayra

"I.. " belum selesai bicara bibi itu

"Lo udh bangun? " sela seseorang pria remaja

"Udh" ucap ayra dingin

"Pulang! " ucap ayra datar

Pria yang tidak tahu maksud dari perkataan ayra tadi hanya mengernyitkan dahi nya

Ayra yang tahu dari ekspresi pemuda itu hanya menghela napas dan menjelaskan lebih panjang, maybe

"Gue mau pulang! " ucap ayra tanpa mau dibantah

"Pulang tinggal pulang, ngapa lu bilang bilang" ucap pemuda itu gemas

'Oiya ya.. Knp gw bilang bilang, bodoh lo ra! ' batin ayra

"Awas! " perintah ayra yang sedikit mendorong pemuda itu

"Makasih" ucap dan senyum ayra tulus, walaupun terselip sesuatu yang membuat nya kesel dan jengkel , tapi ayra ga tau kenapa ia bisa kesel dan jengkel karena biasanya dia pada yang lain tampak biasa-biasa saja.

Pemuda yang melihat senyum ayra menjadi tersentak karna mengingatkan seseorang kepadanya.

"Gua anter! " intruksi pemuda itu

Ayra yang melihat pemuda itu hanya menghela nafas karena pernyataan yang tak mau di bantah, tetapi mengapa ayra bisa sesenang ini, entalah yang penting ia pulang tak jalan kaki karna hp yang lowbat plus dompet yang tertinggal.

LIAY-OLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang