Bab |11| Mimpi

20 6 6
                                    

Vote ☆☆

💬Coment

Typo bertebaran!!! 👁‍🗨👁‍🗨

Happy reading 😄😄

‡‡‡‡

"Azra!! Kamu jangan lari-lari nanti jatuh! " teriak ayra memegang kemoceng, ayra yang masih berumur 5 tahun.

"Ga mau. Ka aya.. Ayo kejar azaa.. " teriak azra dengan menolehkan kepalanya belakang

"AWAS AZAAA!! "

Bruuk... PRAAANG!!!

Suara dari jatuhnya azra di barengi dengan guci putih bermotif abstrak. Ayra menghampiri azra yang tertidur setelah terpentuk sisi meja.

"Aza bangun!! Kamu ga pa pa kan?!" tanyanya panik ketika cairan berwarna merah keluar dari kening adiknya

"Bangun azaa.. "

"Aza..? "

"BUNDAA!! Hiks.. Hiks.. Bangun aza..ka aya jaji ambilin jambu lagi.. Hiks.. Hiks.. Bangun aza...." ucapnya tersedu-sedu

"AZRA!! " teriak faraz dari atas tangga melihat anaknya

Faraz yang melihat anaknya itu marah dan diperparah dengan guci kesayangan yang pecah tak berbentuk dan berserakan di lantai, menarik tangan paksa ayra menuju gudang.

"Bunda, sakit..Hiks.. Hiks.. Hiks.. " lirih ayra kecil

Brukkk

Tubuh ayra kecil terjatuh. Entah sejak kapan faraz mengambil pecahan guci keramik itu.

Faraz mencengkram dagu ayra sangat kuat. Ayra kecil memberontak tapi cengkraman faraz terlalu kuat hingga melemahkanya.

Satu goresan...

Dua goresan...

Dan terakhir...

Goresan yang saangat panjang..

"Ini hukuman buat kamu! Saya menyuruh kamu untuk membersihkan!! Bukan memecahkan!! Itu mahal!! Kamu ga akan bisa menggantinya bahkan sekalipun nyawamu...!! "

Namun, sang bunda belum puas untuk menyakiti anak kecil yang di atas lantai gudang rumahnya. Ia membuang pecahan guci yang telah menggores pipi sang anak. Yah bundanya menyayat pipi anak nya sendiri tanpa ada tatapan iba. Setelah melihat darah di pipi sang anak, tangannya gatal ingin..

Plak

" Ini untukmu memecahkan benda kesayanganku!"

Plak

" Ini untuk kamu yang membuat azra berdarah "

"Dan..Bonus! "

Plak
Plak

Anak kecil yang sedang diperlakukan tersebut hanya bisa meringis menahan sakit,nyatanya perih dan sakit. Faraz yang mendengar ringisan sang anak tak tahan.

Faraz yang mendengarnya maju untuk menutup mulut sang anak tetapi..

"Nyonya, Sudah nyonya. Nona azra didepan tak ada yang menolongnya! "

"Huh!" helaan nafas kasar faraz

"Jangan kasihnya makan. Kunci gudang ini. " ucap faraz penuh penekanan sebelum melangkah keluar gudang belakang.

"Nona.. Maafkan bibi" ucap dengan lirih maid disana, sebelum menutup dan mengunci pintu berwarna coklat.

Bukh!!
Bukhh!
Bukhh!!
Bukh..

LIAY-OLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang