part 5

679 34 0
                                    

Saat makan malam, semua keluargaku berkumpul di meja makan. Dan aku mencoba mengatakan apa keputusanku.

"Yah, yang ayah dan ibu suruh kemarin, aku mau deh." hanya itu yang aku katakan, karna gatau harus mulai darimana.

Semua yang sedang fokus dengan makanannya masing-masing, tiba-tiba terdiam dan kaget dengan perkataanku.

"Beneran de? Kalau kamu terpaksa, mending jangan deh. Ayah juga ga maksa kmu kok."

(Aku tau ayah pasti seneng sekaligus bingung juga sama semua ini. Makannya dia nanya ulang perkataanku tadi)

"Ga terpaksa kok, aku juga kan udah mau lulus, jadi kalo dipikir-pikir lagi.. boleh juga hehe" ucapku.

"Loh tiba-tiba gini. Ibu kaget loh." kata ibuku sambil tersenyum lebar.

Terlihat senyum lebar ayah dan ibuku yang senang karena perkataanku tadi. Ya gitu deh. 😁

"Kemarin sih ayah sama temen ayah udah nentuin tanggal nya. Dan itu tanggal 22 minggu depan." kata Ayah.

"Mi..ming..guu depan yah?! Ga bulan depan gitu? Aku juga kan harus ketemu dan kenalan dulu." aku terkaget karena sangat begitu cepat.

Ibu dan ayahku tersenyum kecil.

"Ibu yakin kamu bakal suka sama orangnya kok. Dia anak yang baik. Dan ibu yakin juga kamu pasti kenal orangnya."

"Kenal? Emang siapa orangnya, bu?" tanyaku.

"Nanti sore, kita sekeluarga diundang makan sama keluarga temen ayah itu. Nanti kamu liat sendiri aja." kata Ayah.

"Hmmm..."

🐥🐥🐥🐥

Sore harinya.

"De, ini ibu udah siapin baju. Nanti pake baju ini ya."

"Mesti pake ini ya bu? Kenapa ga baju aku yang biasa aja?"

"Mesti dong. Baju kamu yang biasa? Kaos sama celana jeans itu? Ah jangan ah. Masalahnya temen ayah yang ini beda dari temen ayah yang lainnya. Jadi kamu harus pake dress ini aja."

"Tapi bu, masa makan malem doang harus pake baju bagus? Ribet tau, aku gasuka. Yang biasa aja yah??"

"Ngga bisa dek. Pake baju yang ibu pilih ini ya." kata ibu sambil tersenyum.

Aku terpaksa memakai dress yang dipilih ibu. Bukannya aku ga suka pake dress. Tapi aku ga biasa makan malem pake dress.

"De, udah siap? Ayo kita pergi. Jangan sampe temen ayah dateng duluan. Ayah jadi ga enak kalo mereka dateng duluan." teriak ayah sambil memanaskan mobilnya.

"Iya yah. Ini udah siap. Sebentar." teriakku sambil bersiap siap.

Janji makan malam jam 8. Tapi kita udah harus berangkat dari jam 5 sore. Masih ada waktu lama, tapi ayah dan ibu terlalu bersemangat untuk pergi.

Aku sekeluarga pun berangkat pergi ke suatu restoran yang sudah di reserve sama temen ayah.

"Yah, temen ayah yang mana sih?" tanyaku.

"Itu temen ayah yang biasa. Dulu kamu pernah ketemu kok. Mungkin kamu udah lupa yang mana. Pas kecil kan kamu sering main bareng sama anaknya. Sampe-sampe gamau pulang ke rumah karna keasikan main sama dia." jawab Ayah.

Hmmm...

Aku tidak ingat sama sekali. Tapi aku terus berpikir dan mengingat sampai tiba di restoran tersebut.

My Teacher Is My Husband [ SUHO EXO ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang