Chapter 4

4.6K 506 36
                                    

Mashiho masih sibuk beres beres, membersihkan lantai dengan penyedot debu, mencuci piring bekas sarapan tadi, dan menata kamar kyuho agar lebih rapih. Karena selama ini kamar kyuho penuh dengan barang barang bayi. Entah itu mainan, baju, popok, susu, dan sebagainya.

Kenapa tidak ada pembantu? Jawabannya karena mashiho menolak untuk memperkerjakan pembantu. Menurutnya selagi ia bisa kenapa tidak? Apalagi rumahnya hanya dihuni dua orang dan tak terlalu berantakan. Memasakpun ia masih bisa, beres beres juga masih bisa, mencuci baju pun ia masih bisa. Jadi menurutnya kalau ia masih bisa mengerjakan sendiri ya tidak usah.

Menghela nafas lalu tersenyum "ternyata banyak sekali perlengkapan yang aku beli, kalau saja aku tidak bertemu kyuho bukankah ini semua akan mubazir?" Monolognya. Memang benar kan? Jika ia tidak bertemu kyuho entah nasib susu dan popok yang dibeli entah bagaimana. Itukan ada tanggal kadaluarsanya.

Menghentikan aktivitasny kala suara tangisan terdengar, dengan cepat ia berlari kekamar dan segera menggendong kyuho yang sedang menangis "syutt.. kyuho tampann, ada apa? Mama disini?" Ocehnya sambil menepuk nepuk pelan pantat kyuho.

"Kamu bosan ya?" Tanyanya lalu keluar dari kamar dan turun ke ruang keluarga dengan tangan yang senantiasa menepuk nepuk pantat kyuho.

Bel rumah berbunyi membuat mashiho berjalan cepat menuju pintu sambil menggendong kyuho "ayahhh" pekiknya girang.

Ya orang dibalik pintu itu ayahnya, tak hanya ayahnya ada ibunya juga berdiri di belakangnya dengan beberapa bingkisan yang mereka bawa. "Uwahhh cucu omaaa, ututututu" ibunya langsung memainkan pipi kyuhoo dengan raut bahagia.

Hatinya menghangat, walau kyuho bukan anak kandungnya tapi ibu dan ayahnya tetap menganggap kyuho adalah cucunya. Ia bersyukur. "Ayo masuk dulu yah ma"

"Harusnya tidak usah repot repot bawa banyak begini bu" mashiho berucap setelah membuka bingkisan satu per satu, sungguh banyak sekali. Ada sepuluh potong baju untuk kyuho, lima sepatu, enam topi, delapan celana, dan popok beserta beberapa mainan.

Ibunya tidak menjawab, ibunya masih sibuk dengan kyuho. Kyuho ditimang timang sambil pipinya dicium beberapa kali tak lupa juga menoel noel hidungnya sambil berkata "tampan sekali cucu nenek, jadi gemass"

"Tidak apa apa, mana bisa ayah kesini tidak membawa apa apa untuk cucu ayah? Bahkan mama itu tadinya mau belanja lebih banyak lagi. Untung ayah cegah, mengingat kamu kan juga sudah persiapan perlengkapan bayi" jelas sang ayah.

Mashiho terkekeh, ibunya itu kebiasaan. Selalu berlebihan jika sudah senang "tapi terimakasih ayah mama" ucap mashiho senang.

"Ngomong ngomong namanya siapa cio?" Tanya ibunya yang sedang menggendong kyuho sambil memainkan pipi gembulnya.

"Kim kyuho ma, itu junkyu hyung yang memberi nama" jawabnya.

"Jangan katakan kyu dari nama junkyu dan ho dari nama kamu" duga ibunya sambil menatap mashiho.

Mashiho mengangguk "kok mama tau?"

"Jelas sekali, tapi tidak apa apa. Memang bagus namanya" ucap ibunya.

Mashiho bangkit lalu menuju dapur, menyeduh dua teh hangat di cuaca yang agak lumayan dingin, lalu menghidangkannya di meja "mama masih luang ya?" Tanya mashiho.

Ibunya hanya tersenyum kikuk "cio-ya, maaf ya mama tidak bisa lama lama, mama harus mengurus sesuatu di jepang" ibunya berjalan mendekat ke arahnya. Astaga baru juga sampai, baru juga dibuatkan teh, bahkan baru satu jam lamanya ibunya disana dan kini sudah mau pergi lagi.

Tapi mashiho memakluminya. Ia tau posisi ibunya, ya seorang desaigner baju para selebriti ternama dan juga seorang inspirator yang banyak diundang ke berbagai acara. Ia sudah biasa sejak kecil mandiri. "Cio sudah menduganya. Mama super sibuk. Harusnya kesininya nanti saja kalau sudah luang" celetuk mashiho sambil mengambil alih kyuho dari ibunya.

Ibunya hanya terkekeh sedangkan ayahnya hanya bisa menghela nafas "ayah sudah mengatakan seperti itu pada mamamu, tapi memang dasarnya mamamu keras kepala. Katanya ingin melihat cucunya jadi ia langsung membeli tiket pulang ke korea" jelas ayahnya.

Ya saat mashiho mengabari mengenai kyuho, ibunya masih berada di jepang dan di jam berikutnya langsung mengabari bahwa ia masih dalam perjalanan pulang. Jadi sesibuk sibuknya mamanya pasti ia menyempatkan waktu untuk dirinya. Itulah yang membuat mashiho bahagia.

"Maaf, nanti kalau ada waktu luang mama janji akan kesini lagi. Mungkin kyuho akan mama culik hahaha" kekeh ibunya. Sungguh gemas sekali.

"Iya tak apa ma, mama kesini saja cio seneng kok. Apalagi kalau menantu mama lihat, pasti mama tidak akan boleh pulang" tawa mashiho, mengingat junkyu suaminya sangat posesif terhadap ibunya. Maklum ibunya junkyu sudah meninggal saat usianya delapan belas tahun. Jadi junkyu menganggap kalau ibunya mashiho adalah ibunya.

Ibunya tertawa "sampaikan salam saja untuk suamimu ya, bilang padanya jangan lupa ritual kalian biar cepat diberi momongan juga. Tapi jangan kasar kasar ke kamunya" ucap ibunya diselingi tawa di akhir ucapannya. Walau sudah ada kyuho tapi dari hatinya masih menginginkan cucu kandung tentunya. Anak yang lahir dari mashiho sendiri.

Mashiho tertawa, ayahnya juga "astaga mama ini, ayah mengantar mama mu ke bandara ya sekalian mau ke kantor. Nanti besok besok ayah kesini lagi" tukas ayahnya sambil bangkit dari posisi duduknya.

"Iya ayah."

"Untuk cucu kakek, uluh uluh gemasnyaaa" gemas ayahnya kala kyuho menguap, bibir mungilnya serta hidung mancungnya membuat ayahnya gemas "kenapa mungil sekali si" celetuknya sambil menggenggam tangan mungil kyuho "hahaha kakek jadi ingin bersamamu terus" celetuk ayahnya.

"Sudah dulu gemasnya, ayo cepat yah ke bandara" sela ibunya "dua puluh menit lagi pesawatnya mau terbang"

"Iya iya, ayah mama pamit ya. Jaga cucu ayah" pamit ayahnya dibalas anggukan mashiho.

Mengantar ayah ibunya sampai pintu sambil melambaikan tangannya, tak lupa tangan kyuho juga ia gerakkan dada dada ke arah ayah ibunya "sampai ketemu kakek nenek" ucapnya dengan suara seperti anak kecil.

Menghela nafas lalu bibirnya terangkat keatas, hatinya menghangat seketika. Kebahagiaannya mulai kembali terasa setelah kesedihan yang merundung dirinya lantaran tak kunjung memiliki turunan.

"Kyuho-ya, asal kau tau mama sangat menyayangimu" tutur mashiho sambil berjalan masuk kedalam rumah. "Tumbuh jadi anak pintar dan tampan ya" kekeh mashiho.

Semenjak ada kyuho dirinya banyak mengoceh. Maklumi saja, ini pertama kalinya bagi mashiho merawat bayi. Selama ini ia hanya bermodalkan aplikasi merah untuk mempelajari semua tentang bayi. Dan saat ini ia masih menerapkan ilmunya.

"Kenapa anak mama menggemaskan sekali si?" Tutur mashiho, kyuho menatapnya dengan kedipan sesekali, tangan dan kakinya tidak bisa diam sambil bibirnya terbuka. "Sungguh orang yang membuangmu akan menyesalinya" lirihnya.

***

Yuhuuuuu 🖐🖐🖐

Gimana nih? Lanjut ga ?

Maap kalo ceritanya tambah gajelas atau gabagus atau ga sesuai ekspetasi kalian 😂

Pengen up dari kemaren kemaren sebenernya tapi tugas numpuk kek cucian 🤣

Jangan lupa vote komen! Jangan jadi pembaca gelap tanpa jejak wkwkkw

Jangan lupa vote komen! Jangan jadi pembaca gelap tanpa jejak wkwkkw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



FAMILY [MASHIKYU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang