Jahat atau Tidak?

159 42 3
                                    

[Name] duduk gelisah sambil menatap lantai kamar yang kini berserakan buku.
Dalam hati ia merutuki kebiasaannya yang selalu saja tak kenal waktu. Bisa saja Esok Hanamiya Makoto mendatanginya-lagi, lalu melakukan hal yang tidak-tidak. Siapapun tahu bagaimana tabiat pemuda pucat itu, dan bisa dipastikan, korbannya akan menjadi sasaran empuk bagi murid Kirisaki Daiichi yang lainnya untuk dibully.

Itu sudah hukum tak tertulis. Siapapun yang menjadi korban Hanamiya Makoto, maka akan menjadi korban murid lainnya. Itulah yang dialami gadis bermarga [Last Name].

Sebenarnya Makoto memperlakukan korbannya tidak terlalu sadis. Paling hanya diejek, diberi tekanan psikis, atau sejenisnya. Lalu kenapa banyak korban pindah sekolah atau stress? Itu karena murid Kirisaki Daiichi yang lain. Merekalah yang memberi penindasan fisik berlebih hingga meninggalkan trauma.

Dulu kejadiannya sama persis seperti tadi saat ia bertemu Makoto. Saat awal masuk sekolah, [Name] menghampiri pemuda itu yang juga sedang terluka.

Dia duduk di bawah pohon besar, tepat di belakang gedung sekolah. Karena [Name] yang memang memiliki kebiasaan berbuat baik meski tidak kenal, maka tanpa bertanya ia segera mengusap darah yang mengalir dari sudut bibir pemuda itu hingga bersih.

Sejak saat itu harapannya untuk hidup damai disekolah runtuh. Hari-hari berikutnya terasa seperti di neraka. Dimulai dari Hanamiya Makoto yang mempermalukan [Name] di gerbang sekolah, lalu berlanjut dengan hinaan dan bully-an yang datang dari para murid Kirisaki Daiichi lainnya.

"Aho!!" jerit [Name] frustrasi. Wajahnya diusap-usap kasar. Kacamata sudah terlempar ke sudut meja belajar.

Jika saja pindah sekolah bisa menjadi pilihan .... Namun, sayang. [Name] adalah gadis baik yang tak ingin merepotkan orang lain. Ia selalu berpikir, bully-an yang diterima tidak seberapa, jadi lebih baik bertahan dan banggakan Ibunya.

°°°

Matahari bahkan baru mengintip dunia saat [Name] telah tiba di gerbang sekolah.

[Name] menyapa penjaga sekolah dengan lirih, lalu melanjutkan langkah menuju kelas. Dalam hati ia sedikit berharap, semoga hari ini akan lebih baik daripada kemarin.

Tangan pucat [Name] menggeser pintu kelas perlahan. Pandangannya mengedar keseluruh penjuru, memastikan hanya dirinya yang baru sampai di kelas. Yah, memang selalu yang pertama, sih.

"Hahh ...." [Name] menghela napas. Setelah meletakkan tas di tempatnya, ia segera memulai tugas sukarela seperti biasa. Mulai dari membuka seluruh jendela kelas, mensejajarkan meja dan kursi, merapikan meja guru, dan lain-lainnya.

Dua puluh lima menit kemudian tugasnya selesai. [Name] merapikan kacamata sambil tersenyum. Setidaknya ia masih tetap bisa melakukan hal baik tanpa akan ada yang protes.

Asik berbangga diri sendiri, mendadak pandanganya memburam. Kacamata miliknya diambil seseorang dari belakang dan di jatuhkan begitu saja. [Name] menghela napas. saat ia mulai melangkah untuk mencari kacamatanya, satu jegalan pelan berhasil membuat gadis itu hilang keseimbangan dan tersungkur. [Name] meringis. Tangannya dengan cepat meraba lantai, mencari keberadaan alat bantu melihatnya.

Sibuk mencari dan menahan sakit di lutut, [Name] terhenyak saat mendengar suara seseorang yang tidak asing.

"Kesusahan, heh?"

Sincere or Guile [Hanamiya Makoto X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang