Kojiro Furuhashi

169 37 9
                                    

Bel pulang sudah bergema sejak lama, dan [Name] masih membatu di tempatnya.
Berbagai pemikiran berkecamuk, memperkirakan hal buruk yang akan terjadi jika ia berani selangkah saja melewati gerbang sekolah.

Tas sudah tergenggam erat, harap-harap cemas memikirkan cara teraman pulang tanpa harus bertemu Hanamiya Makoto.

Bodoh. [Name] merasa menjadi gadis terbodoh yang pernah ada di abad ini. Ia sudah tahu, Makoto takkan diam jika dipancing, lantas? Kenapa siang tadi ia menghujat pemuda itu? Mengatainya 'hentai' lalu kabur begitu saja.

Ahh, [Name] sedang berkhayal? Ia sepertinya melihat neraka di depan mata.

"Hoi."

[Name] terperanjat. Kepalanya refleks mengadah, mendapati seorang Kojiro Furuhashi berdiri di ambang pintu dengan tangan kiri yang dimasukkan kedalam saku.

"Cepat pulang."

[Name] bergeming. Kepalanya perlahan menunduk kembali. Furuhashi adalah salah satu anggota tim basket sekolahnya. Meski sering terlihat bersama Makoto, Furuhashi adalah orang yang tak pernah ikut membullynya mau itu fisik ataupun psikis.

"Apa yang kau tunggu?"

Tak ada jawaban. Poni milik [Name] menutupi wajahnya yang gelisah.

"Hanamiya tidak ada di gerbang. Cepat pergi." Tak lama, gema langkah terdengar semakin menjauh dari kelas [Name].

"Hah?" [Name] terdiam. Apa maksudnya? Furuhashi tahu ia menghindari pulang karena takut berhadapan dengan Hanamiya? Memang Seingat [Name], tak ada Furuhashi di daftar pembully-annya–mungin.

Namun, apa-apaan ini? Furuhashi tidak membully-nya? Pemuda itu menyuruhnya tanpa ada syarat? Sungguh keajaiban sekolah bagi [Full Name].

°°°

Kursi panjang berkarat itu tampak penuh sekarang. Makoto berbaring diatasnya, dengan kaki yang menjuntai ketanah karena tidak cukup untuk menampung seluruh tubuhnya.

Memejamkan mata sambil menikmati hembusan angin sore. Ini kebiasaan Makoto sejak lama. Furuhashi hapal betul meski tidak diberi tahu. Itulah alasan mengapa, orang yang mencari atau ingin berurusan dengan Makoto, mereka akan menemui Furuhashi juga. Karena Furuhashi satu-satunya orang yang tahu apapun tentang Hanamiya Makoto.

"Mana?"

Furuhashi meletakkan kaleng soda diatas kening Makoto sambil membersihkan dedaunan kering dengan kaki. Merasa sudah cukup, ia mengambil tempat untuk duduk di tanah, tepat disebelah kepala Makoto. Membuat tubuhnya menutupi angin dan sinar matahari senja yang menyapa Makoto sejak tadi.

Makoto mendecih seraya beringsut duduk. Ia menghela napas singkat sambil tangannya membuka kaitan kaleng. Lalu, meneguk minumannya beringas dengan ekor mata yang terus melirik Furuhashi.

"Kau menyuruh si bodoh itu pulang?"

"Begitulah."

Keduanya diam. Saling sibuk dengan urusan masing-masing.

"Apa kata orang jika mereka tahu, seorang Hanamiya Makoto jatuh cinta pada korbannya sendiri." Furuhashi berucap datar. Matanya tak lepas menelusuri layar ponsel.

"Berisik, Sialan," potong Makoto sambil melemparkan kaleng soda yang sudah tandas ke arah Furuhashi.

Sincere or Guile [Hanamiya Makoto X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang