Sorotan

131 38 5
                                    

"belikan aku jus seperti tadi."

[Name] melenguh lelah. Entah sudah berapa kali ia mondar-mandir dari stand kantin menuju meja tempat Makoto bersemayam sejak jam istirahat kedua berdering.

Sebenarnya tidak semua perintahnya penting. Kebanyakan malah tidak penting sama sekali namun tetap dijadikan perintah agar [Name] tidak beristirahat barang semenit.

Murid lain yang memadati kantin sudah biasa mendapati pemandangan Hanamiya Makoto yang memperbudak seseorang. Akan tetapi, yang menjadi pemandangan tidak biasanya adalah, kenapa budaknya seorang Hanamiya yang ber-tittle 'Bad Boy' mengenakan celana seragamnya tim basket Kirisaki Daiichi?

Pertanyaan terpopuler adalah, "itu celananya siapa?"

"Dia jadi seperti manajernya klub basket," komentar Yamazaki sembari memperhatikan [Name] yang mengantri di depan stand khusus minuman. Gadis itu tampak menjadi pusat perhatian karena celana yang ia kenakan.

"Oh, aku baru tau manajer klub basket itu tugasnya ngebabu," beo Hara. Seto menanggapi dengan tawa, sedangkan Furuhashi yang duduk di sebelahnya melirik datar. "Itu cuma berlaku di sini," timpalnya.

"Ini." Jus mangga untuk yang kedua kalinya tersodor kehadapan Makoto. Ia menyeringai, lalu menatap anggota klub basket yang kini duduk semeja dengannya secara bergantian.

"Aku akan meminjamkan babu ini untuk sementara."

"Ohh!" Hara berseru, "belikan aku permen karet seperti ini!"

"Pesankan ramen untukku."

Furuhashi tak ikut buka suara. Tatapan ala ikan mati miliknya sibuk menjelajahi tangan [Name] yang terdapat beberapa memar baru.

"Ada lagi?" tanya [Name] pelan. Setelah mendapat gelengan kepala, gadis itu segera beranjak. Bersiap untuk antri sambil menahan sakit saat memar ditubuhnya tersenggol tanpa sengaja.

Beberapa kali, [Name] yang sibuk berjalan membawa semangkuk ramen dan sebungkus permen karet sedikit tersandung langkah. Dilihat sekilas pun siapa saja tahu, [Name] tersandung karena ulah iseng murid lainnya.

"Ukh ...." Keluhan kecil terdengar dari bibir [Name]. Ia meletakkan mangkuk ramen diatas meja, lalu menyerahkan uang kembalian serta permen karet pesanan pada Hara.

"Awas-awas! Ini panas!!" Seorang siswa dengan nampan yang tampak dipenuhi mangkuk berjalan sempoyongan. Akibat jalur di antara meja sangat kecil, kaki kirinya tanpa sengaja menyandung kaki meja di sebelah kirinya dengan kuat. Membuat nampan yang ia pegang terlempar, dan dia sendiri jatuh tersungkur.

Kantin seketika heboh. Semua murid berdiri demi melihat dengan jelas seperti apa kejadiannya.

[Name] menggigit bibir bawahnya. Rasa panas menjalar ke sekujur kepala. Perih. Gadis itu bahkan tak bisa berkutik saat kuah panas mulai membasahi seluruh tubuhnya.

"Wah, lihat itu!"

"Ckck, dia memang pembawa sial."

"Ahaha, pasti panas~"

Kali ini air mata [Name] berhasil luruh. Bukan karena komentar para murid yang menontonnya, ataupun karena Makoto dkk yang tak bertindak apa-apa. Yang membuatnya menangis, adalah rasa panas dan perih yang menyapa tubuhnya. [Name] yakin, rasa perih yang menjalar tersebut ada  akibat luka memar yang belum sembuh.

[Name] perlahan tertatih bangkit. Tangannya gemetar demi mengeratkan jemari pada ujung meja yang di tempati Makoto.

Makoto yang memperhatikan [Name] ikut bangkit. Sambil menyunggingkan senyum aneh kebanggaannya, ia menyaut kaleng minuman milik Hara yang masih belum tersentuh.

Hara mengeluh kecewa–karena minumannya di curi. Semua yang menyaksikan kejadian –termasuk murid yang mengakibatkan bencana tadi– menarik napas. Mereka semua sepemikiran. Hanamiya Makoto pasti akan menyiramkan minuman dingin itu pada [Full Name] untuk meriuhkan suasana.

Namun, bagi Hara dan Furuhashi, alasan Makoto menyiram soda dingin pada [Name] itu bukan untuk penindasan, tapi untuk mengurangi rasa panas dan perih akibat kuah ramen tadi.

Sincere or Guile [Hanamiya Makoto X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang