Setengah Mati + Sepenuh Hati = Gila

5.8K 451 28
                                    

selamat malam semuanya...

cie cie cie... akibat jadi petapa sejati di dalam rumah, mungkin cerita ini bakal selesai dalam hitungan hari... ini baru 3 hari aja total di word aku udah 31 halaman dengan 6 part 👏🏻👏🏻👏🏻😂😂😂

kita liat secepat apa aku bisa menyelesaikan cerita ini... dan rencananya, kalau udah selesai ntar aku mau nyoba nerbitin aaaah... mohon doa ya 🙇🏻‍♀️🙇🏻‍♀️🙇🏻‍♀️

===========================================================================

Elena benar-benar ingin membenturkan kepalanya di dinding saat itu juga.

Sekarang, ia sudah berada di dalam kamarnya lagi. Dan ia baru saja selesai mengepak kembali barang-barangnya. Ia sudah bertekad bahwa besok, sebelum langit terang, ia akan pergi dari rumah itu.

Persetan deh dengan gajinya.

Dan Elena berjanji pada dirinya bahwa apa pun yang terjadi, ia tidak akan kembali lagi ke rumah itu.

*

"Elena!"

"Elena!"

Claressa berteriak dengan sekuat tenaga hingga mungkin semut di puncak Monas bisa mendengar teriakannya. Tapi, yang datang kemudian di kamarnya bukan Elena, melainkan Pak Zulman.

"Loh? Elena ke mana?"

Pak Zulman tersenyum tipis. "Elena memutuskan untuk berhenti, Nona. Tadi pagi-pagi sekali dia sudah pergi."

Claressa tersenyum lebar. "Ternyata kemampuan dia cuma segitu."

Pak Zulman tidak merespon perkataan Claressa.

"Apa dia pergi gara-gara pusing nyari semangka kuning?" tanya Claressa. Ehm, ternyata semangka kuning memang senjata yang ampuh. Diliriknya sekilas segelas jus yang masih berada di atas nakas. Sama sekali tidak ia sentuh.

"Bukan karena semangka kuning, Nona."

Claressa melirik. Beranjak ke meja belajarnya. Memeriksa tugas yang semalam ia berikan pada Elena. Setidaknya pengasuh itu harus menyelesaikan tugas aku sebelum pergi, pikirnya.

"Terus apa gara-gara terpleset di kamar mandi?" tanyanya yang langsung dijawab gelengan sekali oleh Pak Zulman. "Karena mengerjakan tugas?" tanyanya seraya membuka buku tulisnya. Memeriksa satu persatu hingga gerakan tangannya terhenti.

"Bukan juga karena itu, Non."

Mata Claressa tidak berpaling dari buku tugasnya, tapi ia kembali bertanya dengan suara yang lebih rendah. "Jadi, karena apa?"

Pak Zulman meneguk ludahnya sedikit. "Karena Elena ribut dengan Tuan."

Seketika Claressa menoleh pada Pak Zulman. "Ribut?"

"Mungkin lebih tepatnya Elena dengan berani membentak-bentak Tuan dan mengatakan bahwa Tuan tidak memiliki pikiran yang terbuka."

Mata Claressa membulat seketika. Mulutnya menganga lebar. "Dia membentak Daddy?"

Dengan berat hati Pak Zulman mengangguk. Dalam hati ia meringis. Bagaimana pun juga, karena insiden itu akhirnya ia juga kena semprot oleh majikannya. Dianggap tidak bisa mencari orang yang tepat. Kasar dan tidak berpendidikan. Tapi, kurang berpendidikan apa coba kalau lulusan universitas ternama?

"Tapi, tenang, Nona," kata Pak Zulman kemudian. "Hari ini saya yakin bisa mendapatkan pengasuh lain untuk Nona. Nona tidak perlu khawatir."

Claressa tertegun. Matanya kembali beralih pada buku tugasnya. Lalu, ia berkata. "Tidak, Pak."

Daddysitter? [FIN] 🔞 - Seri 1 SingleparentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang