Semua Ada Sebab

4.9K 451 14
                                    

selamat malam semuanyaaaa...

udah makan malam? gimana? masih dalam edisi di rumah aja? 😁😁😁

===========================================================================

Elena mengusap-usap kepala Claressa yang tengah meringkuk di balik selimut. Kedua mata gadis itu menutup, lelap dalam tidur siangnya yang diawali oleh isakan air mata. Sesekali Elena menangkap sesegukan spontan darinya. Sedikit banyak membuat perasaan Elena mengiba.

Dasar Bapak nggak berperikebapakan.

Lalu Pak Zulman masuk, mengajak Elena untuk bicara di luar.

Elena kasihan melihat pria itu. Otak Elena bisa menangkap apa yang terjadi dengan cepat. Pak Zulman menghubungi tanpa persetujuan Abraham. Dan karena itu ia pasti kena masalah.

"Nona tidur ya?"

Elena mengangguk. "Mungkin nanti coba panggil tukang urut, Pak. Saya kasian liat kaki Nona."

Pak Zulman menatap Elena.

"Er--- Bapak tahu tukang urut kan?" tanyanya khawatir kalau-kalau orang di rumah itu saking terlalu kayanya sampai tidak tahu tukang urut. Tapi, Pak Zulman mengangguk. "Untunglah. Saya takut kakinya bengkak atau apa gitu."

"Sebelumnya, saya minta maaf kalau pertanyaan saya nggak sopan. Tapi, apa yang sudah kamu lakukan sampai-sampai Nona meminta kamu kembali lagi?"

Elena berkedip-kedip. "Percayalah, Pak. Saya juga menanyakan hal yang sama di benak saya. Lagipula, ngapain saya sampai melakukan apa-apa yang bisa membuat Nona meminta saya kembali lagi. Ngasuh Nona benar-benar lebih menakutkan ketimbang ujian Tesis."

Pak Zulman mengangguk muram. "Jadi, begini. Saya sudah membahas soal kamu dan Tuan."

Nah, ini yang penting.

"Melihat situasi yang terjadi, sepertinya Tuan nggak punya pilihan lain. Tuan menerima kamu kembali bekerja di sini dengan syarat."

Mata Elena seketika memicing. "Syarat apa, Pak?"

"Yang pertama, Tuan tidak ingin melihat atau bertemu kamu. Bagaimana pun keadaannya, hindari Tuan."

Elena bersidekap. Mendengus. "Dikiranya saya mau apa ketemu dengan dia? Duh Gusti! Oke, Pak. Selanjutnya?"

"Yang kedua, kenaikan gaji yang saya katakan tadi sepenuhnya akan Tuan bayarkan."

Ehm, Elena sumringah. Oke. Lima belas juta..., come to Mommy, baby.

"Terus?"

"Hanya itu yang dikatakan Tuan." Pak Zulman menghirup napas dalam-dalam. "Tapi, kalau saya boleh meminta. Tolong jangan menyinggung mantan istri Tuan."

Mata Elena mengerjap. Wajahnya terasa kaku mendadak. "A-Apa, Pak?"

"Saya mohon untuk tidak menyinggung apa pun soal itu di hadapan Tuan. Saya mohon."

*

Rasa-rasanya Elena butuh seseorang untuk meyakinkan kenyataan yang terjadi padanya. Jadi, dalam kurun waktu enam jam kemarin, ia memutuskan berhenti di dua pekerjaan yang berbeda. Lalu, nggak sampai dua puluh empat jam kemudian ia justru mengharapkan kembali bekerja dengan dua mantan bosnya yang berbeda. Akhirnya, ia justru kembali ke rumah yang telah ia janjikan di dalam hati untuk tidak akan ia datangi kembali.

Ia geleng-geleng kepala.

Ternyata hidup selucu ini.

Setelah memeriksa penampilannya dengan seragam yang kembali ia kenakan, Elena keluar dari kamarnya. Ia sempat memberitahu pada Rinda bahwa ia akhirnya benar-benar kembali bekerja di sana. Ya, setidaknya kalau ia bekerja di sana makan minum dan tempat tinggalnya terjamin.

Daddysitter? [FIN] 🔞 - Seri 1 SingleparentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang