Lamaran, Penolakan, dan Janji Yang Tersirat

3.9K 511 98
                                    

Yang nungguin part 47 cuuuuung tangan dulu  🙋🏻‍♀️🙋🏻‍♀️🙋🏻‍♀️

hahahaha... maafkanlah ya baru up sekarang... soalnya aku bukanya jam 6 lewat 10 ciiiin... jadi, eike kudu buka dan ngapa-ngapain dulu... 😂😂😂

oke... sebelumnya, makasih buat antusiasnya... yang baru bergabung, yuk ah vote dulu cerita ini dari part 1 sampe 47... hehehehhe... 🤣🤣🤣

jadi, aku ga tau gimana perasaan kalian nanti pas baca ini... soalnya tadi pas aku ngetik pas aku ngantuk berat... heran deh, hari ini aku capek banget... 🤣🤣🤣

so, happy reading guys... 🤗🤗🤗

==========================================================================

Elena bisa merasakan bahwa ia mengalami kepanikan yang tak terkira. Bagaimana bisa ia tidak panik ketika ia mendapati ada satu drone menangkap kebersamaannya dengan Abraham tadi?

Ya Tuhan.

Dan sekarang Elena bertanya-tanya, entah siapa yang melihatnya tadi? Tapi, terlepas dari siapa pun orangnya, Elena yakin, itu tetap saja bermuara pada satu kesimpulan. Ia berada dalam masalah.

Dengan gemetar, Elena menuruni tangga. Melihat ke sana ke mari mencari Claressa dan ia menemukan majikan kecilnya itu di taman. Ia bergabung ke sana dan berbaur dengan para anak-anak.

Elena memucat ketika melihat ada drone di atas meja teras. Claressa mendekatinya.

"Kamu mau main drone, Len?" tanya Claressa tanpa menangkap raut kepanikan Elena. "Nanti ya. Kita tunggu Uncle Jack. Dia lagi nemui Daddy."

Deg!

Jantung Elena terasa bagai tak berdetak lagi.

Ia meneguk ludahnya dengan penuh ketakutan.

Jack... Dia yang melihat kami.

Tapi, ketakutan belum benar-benar melingkupi dirinya. Tatkala entah mengapa, seakan tubuhnya memiliki radar sendiri, ia membalikkan tubuh di saat yang tepat. Ketika Dania dan Ayuhdia muncul di ambang pintu samping. Mereka berdua tampak menatap Elena tanpa kedip. Sedang di sebelah Elena, Claressa menarik-narik tangan Elena.

"Len..."

Gadis kecil itu lalu beralih pada Dania dan Ayuhdia.

"Oma?"

Ayuhdia tersenyum. Memperbaiki selendang yang teruntai di sepanjang punggung dan kedua sikunya. Ia tersenyum pada Claressa.

"Boleh Oma bicara sebentar dengan pengasuh kamu, Sayang?"

Claressa berkedip-kedip polos, mengangguk.

"Saya pikir, kita perlu bicara," kata Ayuhdia. "Mari kita ke dalam."

Elena meneguk ludahnya.

Harusnya kamu pergi selagi bisa, Len.

Dan kengerian membayang di benak Elena.

Inilah waktunya.

Inilah saatnya.

Elena menahan desakan untuk meringis, alih-alih ia memasang wajah datar sebisa yang ia lakukan.

Bersiap dengan apa pun kemungkinan buruk yang akan terjadi. Terutama ketika ia melihat bagaimana Dania menatapnya dengan tatapan yang membuat Elena mual seketika.

Elena menarik lepas tangannya dari Claressa. Dengan langkah pelan ia menghampiri Ayuhdia dan Dania yang langsung memutar tubuhnya. Tapi, ketika mereka baru melangkah beberapa langkah, suara berderap terdengar dari lantai atas. Dua pria dewasa berlari hingga Elena yakin rumah itu terasa bagai diguncang gempa.

Daddysitter? [FIN] 🔞 - Seri 1 SingleparentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang