selamat malam... waktunya makan malam guys... hahahha 🤤🤤🤤
jadi, tadi ada yang komen ya... seandainya adegan tutup mata itu berakhir pelukan pasti jadi romantis... sejujurnya, aku kepikiran... tapi, itu terlalu cepat, Pemirsah. Ga bisa asal peluk dong ya... tunggu perasaan tumbuh seiring waktu dulu... pelan-pelan... nah, pertualangannya dimulai dari part ini... 😎😎😎🤣🤣🤣
cekidot...🤗🤗🤗
=========================================================================
Bunyi pesan masuk pagi itu membuat Elena bergegas bangkit dari meja riasnya. Waktu yang tepat karena ia pun telah selesai menyanggul rambutnya. Perasaannya sedikit berdebar. Mungkin itu pesan dari Abraham. Siapa yang tahu kan.
Tapi, ternyata bukan.
Itu bukan pesan WA melainkan pesan SMS.
Dahi Elena berkerut ketika melihat bahwa yang masuk adalah SMS Banking. Mata Elena seketika membelalak.
"Tiga juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah?"
Belum hilang rasa kagetnya, satu pesan WA dari Pak Zulman masuk ke ponselnya.
Apa bonus akhir pekan sudah diterima?
Glek.
Elena meneguk ludahnya. Ia benar-benar tidak dipecat, malah ia mendapat bonus akhir pekan pagi ini.
Elena dengan cepat mengetik balasan pesan itu.
Sudah masuk, Pak.
Terima kasih.
Tak lama kemudian, masuk lagi pesan balasan.
Sama-sama.
Elena menarik napas dalam-dalam. "Wah! Benar-benar dapat gaji total tiga puluh juta dalam sebulan!" Kepalanya geleng-geleng dengan raut yang benar-benar tak percaya. "Tahu begini, kenapa nggak jadi babysitter dari dulu sih. Dari pada kerja kayak dulu."
Dengan perasaan bahagia mendapat uang di pagi hari dan perasaan gelisah karena kejadian malam tadi, Elena beranjak keluar dari kamarnya. Ia setengah termenung ketika mendadak teringat kejadian itu.
"Cuma itu yang ingin saya katakan, Pak," kata Elena dengan suara bergetar. "Ehm, sekarang kalau Bapak nggak keberatan, saya harap Bapak tetap tutup mata sebentar ya. Biar saya bisa pergi."
Abraham tak merespon perkataan itu. Secara logika, yang Elena katakan benar. Ia tidak ingin melihat Elena, bukan berarti tidak memperbolehkan gadis itu bicara padanya.
Elena menarik tangannya dengan takut-takut. Seraya sedikit menjinjitkan kakinya demi bisa mengintip sejenak ke atas tangannya untuk memastikan mata Abraham masih tertutup, Elena bertahan pada tangan pria itu.
Abraham tersentak.
Merasakan bagaimana jemari Elena berpegang pada dirinya. Ia bahkan merasakan bagaimana berat tubuh gadis itu yang bertopang padanya. Tangannya bergerak sedikit, menjaga kemungkinan gadis itu akan terjatuh. Tapi, merasakan bagaimana napas hangat yang bertiup di depan bibirnya, ia merasa yakin bahwa Elena tidak akan terjatuh. Menyadari itu, Abraham memilih untuk tak bergerak. Sedang tubuhnya tanpa terkendali seolah sedang memasang mode waspada. Sensor tubuhnya seakan hidup mengantisipasi setiap kemungkinan yang bisa terjadi.
Elena meneguk ludahnya dan mendapati bulu mata yang tersusun di tepi kelopak mata Abraham terlihat begitu menarik.
Fix, pikir Elena. Pepaya yang aku makan memang bermasalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddysitter? [FIN] 🔞 - Seri 1 Singleparent
RomantizmKUMOHON JANGAN DICOPAS, COPAS SANTET :P :P :P 21 + Yang di bawah umur harap tidak membaca, karena ada bagian tertentu yang ditujukan untuk usia di atas 21 tahun. Bukan karena ada adegan seksualitas vulgar, tapi lebih ke dunia orang dewasa. Ah, ini a...