Terjadi Begitu Saja

4.8K 473 31
                                    

Selamat pagi semuanya... 😁😁😁

maaf ya malam kemaren ga naik, soalnya Bengkulu ujan deras... jadi kasur tuh kok meluk aku erat banget... hahahahha 🤣🤣🤣

pokoknya selamat menikmati part 20 yaaaa... 🤗🤗🤗

===========================================================================

Elena dengan kaku meraih cangkir teh dan menyesap isinya dengan pelan. Melalui pinggiran cangkir, Elena bisa melihat bagaimana Ilona dan Natasha masih menatapnya dengan kompak. Claressa yang duduk tak jauh darinya tak membantu dirinya sama sekali. Gadis kecil itu terlalu sibuk dengan aneka coklat yang diberikan oleh Ilona.

"Udah berapa lama jadi pengasuh Claressa?" tanya Ilona setelah Elena meletakkan kembali cangkir tehnya.

Elena tersenyum kecil. Apa sekarang ia tengah diwawancarai lagi?

"Baru enam hari, Bu."

Ilona dan Natasha mengangguk dengan kompak.

"Bahasa Jepangnya fasih," kata Natasha. "Pernah tinggal di sana?"

Elena mengangguk, semakin berpikir bahwa ia memang tengah diwawancarai lagi. "Sekitar dua tahun. Master saya di sana."

Ilona dan Natasha kembali mengangguk dengan kompak.

"Tadi jadi penerjemah Abraham memang dia yang minta?" tanya Ilona.

Elena lagi-lagi ingin menyalahkan pepaya yang ia makan kemaren. Rasa-rasanya memang otaknya agak bermasalah sejak memakan pepaya itu. Dari yang berani menutup mata Abraham hingga tadi dengan penuh nyali justru menyela pembicaraan dua orang pebisnis.

"Sebenarnya...tidak," jawab Elena dengan bersalah. "Tadi hanya spontanitas karena saya kok agak gimana ngelihat Pak Abraham dengan dua orang itu."

"Agak gimana yang gimana?"

Elena sedikit bingung menjawab. "Mereka sudah mau pergi dan saya pikir itu bukan hal yang diinginkan sama Bapak."

"Begitu?"

"Jadi ya saya nekat aja tadi menyapa. Maksudnya biar bisa menahan mereka sebentar, eh nggak tahunya malah kebablasan." Elena menatap Natasha. "Maaf."

Natasha mengangkat tangannya. "Nggak kok, nggak apa-apa. Justru kamu udah ngebantu saya. Makasih ya. Kalau tadi nggak ada kamu..." Natasha geleng-geleng kepala. "Nggak tahu deh gimana jadinya."

Kepala Elena mengangguk-angguk singkat.

"Ehm," dehem Ilona singkat. Ia tersenyum ketika menyadari wajah tegang Elena. "Maaf ya kalau kami tiba-tiba banyak nanya."

Elena mengangguk sekali.

"Bukannya apa, soalnya ini pertama kalinya Abraham membawa pengasuh Claressa ke kantor."

"Ah!" Elena meringis. Merasa tak nyaman dengan dress yang ia kenakan. "Harusnya saya pulang setelah acara sekolah Nona, tapi Nona ngajak ke sini."

Setelah memasukkan satu potong coklat ke mulutnya, Claressa beranjak mendekat. "Biar kamu bisa ketemu Ilona, Len. Dia ini baik banget, nggak kayak Oma."

Ilona tergelak.

Otak Elena menangkap sesuatu. Tunggu dulu.

"Nanti dibilangin ke Oma loh, Sa." Ilona tergelak seraya meraih Claressa untuk duduk di sebelahnya. "Abraham itu keponakan saya."

"Aaaah!" Elena menganga.

"Dan Natasha ini sepupu Abraham."

"Aaaah!" Elena kembali menganga. Otaknya lantas menyimpulkan sesuatu. "Jadi, ini semacam perusahaan keluarga?" tanyanya spontan.

Daddysitter? [FIN] 🔞 - Seri 1 SingleparentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang