Wanita Gila!

4.7K 472 121
                                    

selamat tengah hari bolong guys... 😁😁😁

halooo... judul part ini ngebuat aku ingat dengan lagu Arlan - Perempuan Gila. salah satu lagu Indonesia yang aku suka... 😘😘😘

btw... sebelumnya aku mau ngucapin makasih untuk kehebohan yang terjadi di part sebelumnya... hahahha... aku nggak ngira kalau responnya bisa serame itu.. hahahha... dan itu ngebuat aku rada gimana ya... maksud aku kan mau nulis cerita romantis komedi, tapi kok sejauh ini kebanyakan komedinya yak? hahahha... mesti cari timing yang pas buat ngasih adegan romantis ini... 🤣🤣🤣

===========================================================================

"Jadi, Len..." Claressa melongokkan tubuhnya untuk bisa melihat Elena yang duduk di kursi depan. Wajahnya muncul di antara wajah Elena dan Doni yang kompak melihat ke belakang tatkala mobil berhenti di lampu merah. "Malam tadi sebelum tidur bareng Daddy, kamu ngapain aja?"

Rasa-rasanya Elena mendadak menderita sesak napas akut, Pemirsa!

Doni sampai terbatuk-batuk mendengar pertanyaan Claressa.

"Dibacain dongeng nggak?"

Elena menarik napas.

"Apa pake dibelai-belai---"

"Uhuk!

Doni kembali terbatuk.

"--- kepala kamu?"

"Ah..." Doni melirih. "Kepala yang dibelai."

Di sebelahnya, Elena mendelik. "Mau aku lempar ke terowongan Casablanca?"

Doni seketika menciut.

Claressa memandang Doni dan Elena bergantian, bingung. "Bukannya tidur itu memang enak kalau dibelai-belai ya?" tanyanya. "Kamu tiap malam belai-belai kepala aku, Len. Jadinya tidur aku nyenyak."

"Ah..." Doni kembali melirih. "Kalau dibelai-belai emang tidur jadi lebih nyenyak sih, Non."

Tapi, Elena bisa dengan jelas menangkap nada sarkas di kalimat itu.

Elena menoleh pada Claressa. "Malam tadi Daddy Nona itu sakit, hampir pingsan. Jadi, Bapak ya langsung tidur. Nggak pake acara dibacain dongeng," katanya kemudian. "Dan itu kepala bukan dibelai, tapi dikompres."

Claressa angguk-angguk kepala. Ia kembali duduk dengan baik di kursinya. Tak sedikit pun menangkap rasa frustrasi Elena yang tercetak jelas di wajahnya.

*

"Elena sudah lebih seminggu mengasuh Nona, Tuan. Saya pikir agak sulit kalau kita harus memberhentikannya."

Abraham memijat pelipisnya.

"Tepatnya ini sudah hari yang ke sepuluh dia mengasuh Nona. Dan sepanjang bulan ini, termasuk sepanjang tahun ini, saya rasa Elena satu-satunya pengasuh yang bertahan selama itu tanpa ada drama pertengkaran lagi."

Kedua bola mata Abraham memutar dengan dramatis. "Dan itu semakin membuat aku yakin bahwa satu-satunya alasan mengapa Claressa menginginkan wanita itu adalah karena wanita itu gila!"

Sekuat tenaga Pak Zulman menjaga agar air wajahnya tetap netral. Celakalah ia kalau sampai tertawa di saat majikannya sedang emosi.

"Dia butuh seseorang yang bisa menjadi tameng dari kemarahanku," kata Abraham. "Dan dia menemukan orang yang tepat. Tidak hanya berani padaku, tapi bahkan lebih itu."

Untuk hal yang satu itu, Pak Zulman tak mampu berkomentar. Hingga kemudian ia berkata. "Jadi, apa Bapak ingin memecatnya?"

Mata Abraham melirik pada Pak Zulman. "Bapak bisa mencari pengasuh lain untuk Claressa?"

Daddysitter? [FIN] 🔞 - Seri 1 SingleparentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang