9

14 2 1
                                    

Kondisi jalanan saat ini ramai lancar jadi Cika dan geng nya sudah sampai di tempat tujuan yaitu Kantor. Sekali lagi semesta mempertemukan mereka dengan lelaki itu, Cika mendengus kesal karena temannya yang ribut ingin menyapa bosnya. Hati tolong konsikan please gue mohon.

"Selamat Pagi Pak" ucap kedua temannya bersemangat. Bagaimana pun gue juga perempuan waras dan Gue juga akui semakin hari doi semakin ganteng dan bening. Eh apa sih gue khilaf.

"Pagi" Jawabannya. Pandangannya tak lepas dari gadis didepan nya yang bisa dibilang wajah nya terlihat -- entahlah mungkin dia menangis sampai pagi.

Lelaki itu langsung masuk ke ke kantor tepatnya ruangan kantornya.
Entah, gue masih benci tapi masih sayang garis bawahi gaes.

Kita tersenyum ramah kepada para pegawai di kantor.

"Eh gaes kita disuruh ke ruang Pak Anton"

"cih sok tau lu"

"gue habis di telfon pak Anton"

"Cie Killa sekarang sama Pak Anton "

"Halah jangan banyak bcd ya "

"yaudah kuy lah"

Setibanya mereka di ruangan Anton, mereka diperintahkan untuk membantu Pak Tio Muda merapikan berkas berkas di kantornya.

"Kalian bisa langsung ke ruangan Pak Tio Muda, nanti beliau akan menjelaskan lagi tugas kalian"

"Kok gitu pak? kok ga OB aja atau dia ajaa gitu yang ngrapiin berkas berkasnya " gue ga terima ya, baru aja happy happy nganggur tapi ini malah diganggu.

" Dari pada kalian cuma diem di ruangan, dan katanya kalian juga bosen. Kalo OB dia kan ga tau mana yang penting sama mana yang ga penting. Kalian udah kuliah berapa tahun pasti ngerti mana yang penting dan ga penting."

Whatttt?  gasalah ini? woi gue kuliah bukan jadi babu bos lo, dan kenapa bawa bawa kuliah? batin cika yang tak berani mengungkapkan isi hatinya.

"iya pak"

kita kembali keruangan. Ingat keadaan disini dia cuma menjalan tugas akhirnya jadi dia gak berani macem macem takut nanti dikasi nilai jelek di angket.

"kalian mau kemana?"

"keruangan kita lah pak"

"Pak Tio muda udah nungguin. Kuliah udah berapa lama tapi ga tanggap"

apa? huh lama lama gue musnahin tuh Anton sialand.

Kita ragu buat masuk ke ruangan yang notabennya CEO di sini. Tapi kita memberanikan diri buat ketuk pintu.

tuk tuk tuk....

"masuk"

"iya Pak"

Gimana gue ini? apa gue harus kabur kaya kemarin? Cika lo bodoh banget gimana ini.
Yaudah akhirnya gue masuk ke ruangan yang super dingin ini.

" Kalian hanya perlu merapikan rak buku disitu" ucap Gibran.

Semua mata tertuju pada rak yang disebutkan Gibran tadi, di Rak itu Rapi malah sangat rapi trus apa yang mau di rapikan?entahlah mereka hanya meng iya kan bosnya.

"woi ini udah rapi mending kita bilang udah rapi trus cabut, ga enak disini diliatin mulu bisa mati gue"

"jangan GR ya Ra, gimana nih Cik cabut aja yok"

"lebih cepat lebih baik"

"lo Cik yang ngomong ya gue ogah takut ah"

"gue males liat mukanya, songong banget lo aja titik ga ada penolakan"

"lo kok gitu Cik, lo juga Kil ga bela gue"

Itulah sekilas gosipan mereka didalam ruangan tepatnya rak buku yang jarak dengan meja Gibran hanya beberapa meter saja. Iya Gibran mendengar itu semua.

"Saya suruh kalian kesini bukan untuk ngomongin saya"

"Eh ngga pak, beneran ini tadi cuma bahas Cika yang laper pengen makan ketoprak depan nanti pulang "

kamprettt!!kalo bukan temen udah gue makan lo batin Cika

Pak Tio hanya melihat sekilas Cika yang udah kesetanan ingin makan temen nya.

"oh iya Pak ini sudah selesai apakah kita bisa kembali ke ruangan?"
ucap Aurora.

"Terserah" ujar Gibran yang masih fokus kepada laptopnya.

"makasih pak kita permisi" ucap gue yang ga nyia nyiain kesempatan langka ini. Langsung cus pergi dari ruangan dingin itu. Tapi...

"Tolong Cika tetap disini ada yang mau saya bahas"

"Kita satu tim pak kalo mau bahas ya kita ber 3 harus ikut"
Temannya yang melihat Cika dengan beraninya membantah Bos nya hanya geleng geleng sambil baca surat yasin 50 kli mungkin.

"kecuali Cika saya persilakan keluar"

Cika mendengus kesal dan melihat temannya yang sudah kabur, dasar ya gue berasa Bidadari yang ditinggal kawanannya ke khayangan.

"To the point, please!"

"sorry for everything"

" Udah?kalo udah gue cabut"
kaki Cika yang melangkah ke pintu tetapi di cekal oleh tangan gibran.

"Ga usah pegang pegang bisa?"

"Sya please aku mau jelasin semuanya ke kamu dan maaf untuk 5 tahun yang lalu"

"gue gabutuh penjelasan dari Bapak ya, dan apa ?5 tahun yang lalu? emang ada apa ?maaf gue g inget "

"dengerin aku dulu Sya"
"Aku dipaksa buat sekolah disana. Mami mohon mohon sama aku , aku ga tega lihat mami nangis terus"

"udah?"

"Sya tolong kembali kaya dulu lagi yaa"

"gabisa"

"Sya Aku sayang kamu, aku emang ga pernah bilang ke kamu tapi aku cinta kamu lebih dari kata sahabat"

"GIBRAN!"
"berhenti ga dewasa kaya gini. Kita udah dijalan masing masing. "

"maaf aku egois"
"maaf aku yang ninggalin kamu"
"maaf aku yang ga ngabari kamu"
"maaf aku yang suka kamu"
"maaf..."

"GIBRAN! STOP! cukup!" air mata Cika yang sudah tak bisa dibendung lagi. Pertahanannya sudah runtuh sekarang entah gimana lagi dia mengatasi ini.

"gue ga tahu mau maafin lo atau ngga, gue ga tahu mau lo apa tiba tiba muncul trus ngomong kaya gitu"

"aku ga mau buat kamu sakit Sya.. Hp aku disita papi aku, aku disuruh fokus. Aku sebenarnya pengen hubungin kamu tapi aku ga mau ngerusak hidup kamu, aku takut aku ga siap kamu ngejauh ke aku. Aku pengen pulang ketemu kamu ,tapi aku baru punya kesempatan ketemu kamu ya hari inii."

"kamu egois.... Gibran lo jahat. Lo egois. Lo ga tau perasaan gue gimana " Cika yang masih menangis dengan kencangnya.

Gibran maju satu langkah dan memeluk Cika.Cika yang merasa Gibran memeluknya hanya diam membeku otaknya menolak tetapi hatinya ingin.

"hiks hiks Gue kangen Lo"

"Aku juga rindu kamu Syaa"

Gatau kenapa mulut Cika mengatakan itu, ia merutuki mulutnya yang mengucapkan hal yag menjijikkan.

***

maaf ya gaes feel nya ga dapet.
makasih buat yang udah baca cerita ini
dahhhhhhhhhh

DEAR FARASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang