Disini lah dua pria yang menatap sengit dan tersenyum remeh satu sama lain. Yang tak lain adalah Gibran dan Danish, setelah ditinggal Arkan dan Cika mereka masih duduk di cafe seperti ada penting yang dibicarakan keduanya.
"Lo siapanya Cika?"sarkas Danish."lo ga perlu tau"Jawab Gibran.
"jangan muncul lagi dikehidupan Cika, walaupun gue ga kenal elo tapi gue tau kalo elu bukan cowok baik baik alias brengsek"Ucap Danis pelan tapi penuh penekanan.
"Lo tau apa he!?!" sarkas Gibran."elu ga tau gue gausah sok sok doktrin. Gue juga tau lo suka Cika kann?haha dasar banci tau ga lo!?!? Kalo suka Cika kita bisa bertarung dengan sehat dasar banci!"
"LO!!"teriak Danish yang membuat cafe semakin riuh.
bugh bugh
Danish langsung memukul wajah Gibran yang sedari tadi mengejek nya. Gibran tidak membalas pukulan Danish sama sekali, Gibran hanya tersenyum hambar dan memegang pundak Danish.
"makasih undangannya buat perang " ucap Gibran tersenyum dan meninggalkan Danish masih duduk terpaku.
***
"cari dimana dia sekarang. secepatnya!"
"oke bos"
tut
Gadis itu tersenyum penuh arti ia menatap foto di handphone nya, wajahnya terlihat sangat sangat merindukan laki laki laki di layar ponselnya.
"sebentar lagi kita ketemu sayang"batin gadis itu lagi lagi ia tersenyum seperti orang gila.
***
Tepatnya dikamar Cika. Cika membawa Arkan ke kamarnya untuk menanyai lebih lanjut keputusannya.
"Gimana kak?"
"Gimana apanya?"ucap kakaknya sok tidak tahu apa yang ditanyakan adik satu satu nya ini.
"kakak terima perjodohan konyol itu?"
"iya dek. Kakak cuma bisa nurut sama papa"ucak Arkan tersenyum.
"trus gimana kakk? hiks.... kak maafin Cika gabisa bantu kakak huaaa"Air mata Cika jatuh, tubuhnya memeluk Arkan yang berada didepannya. Arkan bingung harus nya dirinya yang menangis tapi ini malah adiknya yang menangis. Seketika Arkan tersenyum karena ia tahu adiknya sangat sayang.
"udah jangan nangis. Adek kakak yang cantik ini ga cengeng."
"hiks.. hiks.. tapi kakak udah ketemu sama ceweknya?pasti jelek banget kan kak? aku ga rela hiks hiks......"
Arkan semakin mengratkan pelukannya dan membisikkan sesuatu kepada adiknya."Ceweknya cantik kok dek, tapi masih cantik lo kemana kemana"
"beneran?wahh alhamdulilah dong"
"iya. lo ga usah khawatir sama kakak, kemaren kakak cuma syok gara gara mau nikah muda hehe.."Bohong Arkan karena tidak mau membuat Cika khawatir lagi"
"Ngga kok kakk! kakak udah cocok jadi ayah wkwkwk"
"kakak masih muda padahal"
"iya dehh..nanti aku nyusul kakak nikah"
"ngga ada calon padahal. oh iya Danish Danish itu siapa?uda jadian belum nih?"
"apaan si kak ga ada jadi jadian"
"baguss"ucap Arkan sambil memajukan kedua jempolnya."mending sama Gibran aja kan yang udah jelas ganteng, tajir, trus keliatan banget tuh masih sayang banget sama lo"
"apa sih kak. jangan bahas lagi titik!"
"belum bisa move on yaa?"ejek Arkan
"apasih!awas aja lo ga boleh minta es cream di kulkas lagi titik!"
Cika langsung melangkah keluar,karena ia ingat persediaan cemilannya sudah habis. Dia hanya berjalanan kaki tidak mau diantar sopir keluarganya dengan beralasan berolahraga di sore hari.
Cika masuk ke minimarket seperti sudah mahir ia menganmbil beberapa cemilan kesukaannya dan jangan lupakan ia mengambil dalam jumlah banyak pada susu coklat, cake coklat, es krim coklat, kopi lucas dan mie rebus siwon kesukaannya. Ia memang sangat suka produk makanan yang dibintangi oleh idolanya itu. Bisa dibilang Cika menyuka semua grub band laki laki. Dari BTS, EXO, SEVENTEEN, NCT, GOT7, SUPER JUNIOR DAN SF9. Dengan langkah santai tapi terlihat elegan Cika menuju kasir untuk membayar belanjaannya, hanya antri satu orang laki laki didepannya. Ia sedikit mendengar bahwa laki laki itu tidak membawa uang tapi hanya membawa kartu kredit saja dan disini memang tidak melayani karti kredit. Karena sekarang hati Cika sedang baik ia segera maju dan menolongnya.
"mbak jadiin satu sama punya masnya." ujar Cika tanpa menatap laki laki disampingnya.Karena laki laki itu lumayan tinggi dan Cika pendek.
Disisi lain Gibran terkejut karena berpapasan dengan Cika disaat seperti ini. Ia tersenyum dan bersukur sekali. Untung tadi ia ke minimarket yang berada dekat apartemennya, walaupun tadi sempat sangat menyesal karena ia terlalu pd hanya membawa kartu kredit.
"Makasih Sya.. nanti aku ganti"ucap Gibran tersenyum.
Cika nampak sangat terkejut dan sontak mendongak menatap pria disampingnya. Ia mendesah kenapa harus bertemu dan menolong nya.
"Totalnya 600 ribu kak"
Cika memberikan uang seratus ribuan enam lembar kepada panjaga kasir tersebut dan keluar tanpa menatap Gibran sama sekali.
"Syaa tunggu.."
"apaan sih gausah diganti cuma 50 ribu juga"
"bawaan kamu banyak aku mau nganterin kamu tapi tunggu dulu aku mau ambil mobil diparkiran."
"ga perlu. gua masih punya uang buat bayar taxi"
"maaf tapi ga ada penolakan" ucap Gibran tersenyum dan agak lari menujuparkiran untuk mengambil mobilnya.
Cika mendengus kesal bisa bisa nya ia lemah saat berurusan dengan pria itu. Dan sekarang Cika sudah berada di dalam mobil mewah milik Gibran. sesekali Gibran mengajaknya mengobrol dan berakhir ucapan pedas Cika. Tidak terasa Mobil yang mereka tumpangi sampai di rumah Cika, yang sebenarnya dekat dengan minimarket tadi.
"eh ---ciee ciee clbk ciee uwuuu"Ucap Arkan yang muncul dari Gerbang.
"Minggir ga!"sarkas Cika pada kakaknya sendiri."oh iya! gue mau istirahat, bawaiin keatas belanjaan ada dibagasi. bye!"Cika langsung lari tanpa berterima kasih kepada Gibran.
Arkan mendengus kesal "dasar emang gue babu lo!!" Tapi tetap saja Arkan membawa belanjaannya yang ada dibagasi mobil Gibran.
"Makasih ya bro, udah dianterin tuh curut. Sabar aja emangkelakuaannya kaya anak kecil"
"Sans.Bye!"ucap Gibran tanpa pamitan dengan sepantasnya.
Gibran melajukan mobilnya menjauhi rumah Cika."Sumpah cocok banget sifat nya bikir orang emosi kuadrat!!! SABAR"monolog Arkan yang masih didepan gerbang.
semakin bosenin aja nih cerita. Ga pinter buat cerita cinta cinta nih :))
From Me for You :))
Gumawo
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR FARASYA
RandomApa jadinya jika seseorang masa lalu yang kembali hadir dikehidupan Cika Farasya Permata Brahma-Syaa "Aku tahu pasti kosa kata rindu akan berubah menjadi temu"-Gibran -15 Maret 2020-