13

10 2 0
                                    

what?!!!? perjodohan?!!!??!? besan??!?? skandal apa lagi ini? "batin Arkan lagi

"Arkan kamu setuju kan menikah dengan Laura?"

Seakan tersambar kilatan petir karena perkataan papanya Arkan reflek berdiri tegak seperti menahan amarah yang akan meluap luap, ia tidak mau berdebat tapi ia tidak rela masa depannya hilang begitu saja.

"Arkan Duduk!"ucap papanya membentak, Arkan kaget karena tak pernah mendengar papanya membentak seperti itu.

"maaf pa "ucap Arkan sedikit bersalah karena bertindak diluar dugaan."Arkan ga bisa ,maaf" semua orang kaget kecuali Bela mama Akran. Bisa dilihat bahwa papanya sedang menahan marah dan malu.

"oh iya papa lupa, papa ga perlu tanya ke kamu. Disini keputusan sudah bulat dan papa hanya memberi tahu, dan papa tidak suka dibantah." Ucap Papa Arkan tegas.

"Maaf pa kali ini Arkan ngga bisa nurutin kemauan papa! Arkan punya masa depan sendiri yang ngga seenaknya ditentuin sama papa! Dan Arkan ga tertarik, sama sekali ga tertarik sama perempuan itu!"

"ARKAN!!"bentak papanya

Keadaan semula hangat mendadak hening dan mencekam, semua takut atas interaksi anak dan ayah tersebut dan untung saja mereka makan diruangan tertutup.

"Arkan ga perlu minta maaf ke semua orang kan? dan Arkan ga harus jelasin ke papa lagi kan? permisi, nikmati makanannya."

"ARKAN!!"

Teriakan papanya sama sekali tidak didengar, Sebenarnya Arkan bukan tipe anak durhaka, seperti dahulu dipaksa kuliah keluar negeri Arkan mau, disuruh meneruskan perusahaan kakeknya Ia mau tapi sekarang jangan harap Arkan menuruti skandal bodoh dan murahan itu.

Sekarang Arkan melajukan mobilnya secepat mungkin, ia tidak ada tempat tujuan Arkan hanya lurus entah kemana yang penting pergi dari hadapan mereka semua.
Hari sudah semakin gelap tapi Arkan masih saja mengendarai mobilnya tanpa arah terdengar dering ponsel yang sama sekali tidak di jawab oleh Arkan. Entah yang menelfon siapa ia tidak peduli sama sekali. Setelah sekian lama mobilnya melaju tanpa arah akhirnya Arkan memutuskan untuk ke hotel yang ia lewati dan untung saja Arkan membawa dompet untuk membayar kamar hotelnya. Arkan hanya merebahkan tubuhnya tetapi susah sekali terlelap, ia mengambil obat tidur dan meminumnya.

***

Cika yang sangat bingung dengan keadaan rumahnya, ia bertanya tanya mengapa mamanya pulang dengan keadaan menangis?dan papanya terlihat sangat marah. Cika tidak berani berkata apa apa hanya sapaan biasa, malam ini tidak ada makan malam keluarga yang manis seperti biasa hanya Cika yang makan. Dalam hati kecil Cika terus bertanya dimana Arkan kakaknya mengapa belum pulang?mengapa dihubungi tidak aktif?.
"Kak, lo jahad ya ninggalin gue lagi. Dan kenapa ga bisa dihubungi? lo marah gara gara tadi?ashh gue pusing!!"Batin Cika berkecamuk.
Sehabis makan malam -sendiri Cika bergegas menuju kamarnya, hari ini bagaikan hidup kesengsaraan nya. Memang terdengar lebay tapi mamanya jarang menangis dan mendiamkan Cika. Papa nya juga mendiamkan Cika, apalagi kakaknya yang pergi entah kemana. Cika mengambil handphone nya yang berada di nakas dan mencari nomor yang menurutnya akan di panggil. Cika belum meminta maaf kepada Danis, entah daripada memikirkan keluarganya ia mending menghubungi dan meminta maaf ke Danish karena ia sama sekali belum minta maaf.

"hallo?ada apa Cika?" ucap pria dari sambungan telefon.

"hem, gapapa sih.aku minta maaf soal kemarin ya pas di cafe"

"iya Cik, kirain ada yang penting.santai aja kali. btw laki laki itu siapa?"

"bos dari perusahaan BM grup"

"bukan. maksut aku bukan jabatan dia, tapi dia siapa kamu?"

Cika bingung harus menjawab apa dari pertanyaan Danish kali ini.

"bukan siapa siapa kok. Cuma baru kenal pas daftar, aku sama temen temen magang disitu"

"tapi aneh ya dia kayak sok kenal banget."

"..."

"gausah bahas itu lagi kayaknya. Gapenting. oiya kamu lagi apa Cik?"

"biasa lagi rebahan, kalo kamu?"
terdengar geli memang tapi entahlah Cika merasa sedikit nyaman.

"aku habis dari RS tadi pasiennya banyak banget" Danish memang sekarang berada di RS untuk koas. Jangan lupa bahwa jurusan Danish kedokteran.

"wuih keren sekarang. aku juga mau diperiksa Pak Dokter ah"

"jangan ya. Aku ga mau!"

"lo kenapa ?" Cika yang kaget dengan nada bicara danish yang berubah sedikit marah.

"aku ga mau kamu sakit"

hanya rentetan lima kata itu, pipi Cika seakan panas sekali.

"aamiin. Yaudah sana istirahat yang cukup, jan lupa mandi ya.hehe"

"iya makasih Cika"

"aku tutup"

bip.

sekarang Cika bingung mau melakukan kegiatan apa, sebenarnya skripsi nya saja belum selesai tapi entah Cika tidak mood untuk masalah skripsi. Dan Cika memutuskan mengambil Laptopnya dan menonton drama korea yang baru saja di didownload nya.

"sumpah ganteng banget, ga ketulungan ini manusia"Gumam Cika.
Aksi menonton Drakor Cika terganggu oleh panggilan dari entah siapa, ia bergegas menjawabnya siapa sangka nanti mendapat kabar dari kakaknya tapi ternyata bukan.

+6282345302405

"hallo, ini siapa?" ucap Cika hati hati karena ia sangat takut terhadap nomor yang tidak ia kenali.

"Aku Sya.."

Cika tahu siapa orang yang menelefon nya jam segini. Dan memanggilnya dengan sebutan itu. Lagi lagi ia hanya tersenyum hambar. Ia mencoba tidak mengenali siapa yang ada di sebrang sana.
"siapa ya?"

"Gibran"

"to the point aja mau lo apa?"

"cuma mau bilang, minta maaf dan aku pengen kayak dulu lagi"

"cih, cuma itu kan?gue tutup."

"please. i promise ... aku pengen berusaha memperbaiki semuanya Sya"

"maaf gue gabisa. Gue sekarang sibuk, jadi gue matiin."
bip.
Cika menghembuskan nafas kasar, moodnya kembali ancur, ia sudah tidak ingin nonton serial drama kesukaan nya lagi, tapi memilih tidur. Sebelum tidur Cika mengingat kakaknya lagi, dan mengirim pesan sebelum tidur.

Kak Arkan
kak.. lo dimana? kalo bisa jangan pulang malem malem ya... lo harus cerita soal mama yang nangis. Gue ga khawatir kok sama lo,karena kakak udah gede dan pasti banyak uang. Cepet pulang kalo masih nganggep Cika adek.
hehe.

Setelah mengetik pesan itu Cika teringat ia belum Cuci muka,ia melangkah ke kamar mandi dan dirasa sudah bersih Cika mengambil selimut dan membaringkan tubuhnya. Walaupun agak sulit untuk tidur karena masih membayangkan kejadian dari pagi sampai sekarang. Tapirasa kantuknya sudah menyerang, dan tanpa sadar ia terlelap bak putri tidur.

DEAR FARASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang